Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEJUMLAH anak tampak kerap memegang alat kelaminnya sehingga tak jarang orangtua merasa khawatir melihat kebiasaan anak yang sedang senang memegang alat genitalnya, yakni penis atau vaginanya. Melansir dari platform parenting dan perkembangan anak, Instagram @psikologianak.ig, kondisi anak yang sedang senang memegang penis atau vaginanya merupakan hal yang wajar terjadi dan artinya anak sudah memasuki fase phallic.
Fase phallic ialah tahapan yang akan dilalui anak pada usia 3-5 tahun. Hal ini sesuai dengan perkembangan psikoseksual anak, di mana anak mulai merasakan sensasi seksual di kelaminnya pertama kali.
Perkembangan psikoseksual terdiri dari beberapa tahapan, sebagai berikut.
Pada usia ini, anak memasuki tahap fase oral, di mana anak sudah mulai merasakan sensasi seksual di area mulut.
Selanjutnya anak memasuki fase anal yaitu fase anak-anak mulai merasakan sensasi seksual di duburnya.
Pada usia ini, anak akan memasuki fase phallic, di mana anak mulai merasakan sensasi seksual di area kelamin.
Selanjutnya, anak-anak memasuki fase laten. Pada fase ini, anak tidak fokus dengan sensasi seksualnya, tapi lebih banyak pada tumbuh kembang fisik dan kognitif, biasanya dirasakan anak yang sudah masuk sekolah.
Fase genital yaitu tahapan akhir di mana anak sudah memasuki tahapan kehidupan seksual sesungguhnya yang ditandai dengan pubertas.
Saat melihat anak memegang alat kelaminnya, orangtua tidak perlu khawatir secara berlebihan, apalagi sampai memarahi anak.
Apabila dimarahi, justru akan terekam dalam memori anak sebagai kejadian yang baginya memegang kelamin/beraktivitas seksual merupakan hal terlarang. Hal ini justru berpotensi memunculkan persepsi buruk terkait seksual di masa depan anak.
Fase phallic wajar akan dilalui setiap anak laki-laki dan perempuan. Biasanya, fase ini berhenti di usia sekitar 5/6 tahun. Oleh karena itu, saat anak sedang melalui fase ini, biarkan saja sejauh tidak mengganggu lingkungan sekitar. Apabila sudah terlalu sering, orangtua bisa mengalihkan ke aktivitas positif yang menyenangkan, seperti bermain.
(H-3)
Perilaku menyimpang tidak semata-mata merupakan bentuk kenakalan, melainkan "sinyal" dari ketidakseimbangan dalam ekosistem kehidupan anak.
Meskipun pertanyaan soal kapan hamil terlihat sederhana, tetapi tidak bisa dipungkiri ada beberapa perempuan yang tersinggung. Ini cara menanggapinya menurut psikolog.
Orang yang melakukan flexing biasanya ingin terlihat sukses dari apa yang dia miliki untuk membangun citra orang terhadap dirinya atau agar dia mendapat pengakuan dari komunitasnya.
Tawuran merupakan suatu pelampiasan yang dilakukan remaja karena kurangnya kegiatan yang bermakna pada keseharian mereka.
Psikolog Klinis dari Universitas Indonesia Teresa Indira Andani mengatakan sebaiknya anak diberikan bimbingan dari orangtua soal manfaat dan risiko media sosial ketimbang melarangnya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved