Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
DOKTER spesialis bedah onkologi (kanker) dan doktor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Diani Kartini tidak menganjurkan pasien kanker, utamanya yang sedang menjalani pengobatan dan kemoterapi, untuk mengonsumsi obat herbal.
"Saya tidak menganjurkan (obat herbal)," tegas Diani, dikutip Kamis (7/9).
Hal itu diungkapkanya akibat banyaknya pasien kanker bahkan penyakit lainnya yang menggunakan obat alternatif herbal tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Baca juga: Ini Cara Memeriksa Gejala Kanker Kepala dan Leher Secara Mandiri
Ia menyebut meski diklaim memiliki efek antitumor, sulit untuk mengetahui seberapa besar dosis yang tepat dari obat herbal untuk masing-masing pasien, yang kondisi kesehatannya pun beragam dan tidak sama.
Selain itu, belum jelas pula efek samping hingga efek toksik yang dapat dihasilkan dari obat herbal.
Berbeda dengan herbal, resep obat yang diberikan dokter, termasuk dosisnya, telah dipersonalisasikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tiap pasien.
Baca juga: Benjolan, Gejala Kanker Payudara yang Paling Mudah Dikenali
Obat-obatan resmi yang telah beredar, menurut Diani, juga telah melalui berbagai fase pengujian.
"Kalau obat kemoterapi dari dokter itu kan ditakar, diekstrak dan dihitung, obatnya dapat memberi efek toksik setelah dosis berapa miligram. Obat resep dokter yang dikeluarkan itu juga sudah melewati banyak fase pengujian sampai akhirnya ke tubuh manusia, tidak asal diluncurkan apa lagi hanya berdasarkan testimoni pengguna," kata dia.
Lebih lanjut, Diani memberikan alasan mengapa obat herbal tidak dianjurkan dikonsumsi pasien yang tengah melakukan pengobatan medis dengan dokter.
Mengonsumsi obat herbal bersamaan dengan obat dokter dapat berpengaruh pada hasil perawatan pasien, yang sangat memungkinkan hasilnya menjadi tidak baik.
"Ada saat ketika obat dokter yang diberikan menjadi tidak ampuh atau tidak memberikan respon, ini akan mempersulit dokter untuk memeriksa kembali apa itu disebabkan oleh obatnya yang kurang tepat atau karena ada intervensi dari obat herbal yang dikonsumsi," ujar Diani.
Diani mengatakan, bila seorang pasien tidak mencampur pengobatan dengan obat herbal, dokter akan dengan mudah mengetahui takaran hingga kombinasi obat dalam resep selanjutnya yang lebih tepat bagi kondisi kesehatan pasien. (Ant/Z-1)
Sarkoma adalah kanker yang berasal dari jaringan mesenkim, lapisan yang dalam tubuh manusia berkembang menjadi jaringan ikat, otot, lemak, pembuluh darah, hingga tulang.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah kelainan pada struktur jantung yang sudah ada sejak lahir.
Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Kanker payudara merupakan diagnosis yang menakutkan bagi banyak perempuan. Itu menimbulkan rasa takut dan ketidakpastian.
KESADARAN menjaga fisik dan kesehatan dinilai menjadi hal penting bagi atlet esports untuk mencegah cedera dan menjaga karier tetap panjang.
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Sarkoma adalah kanker yang berasal dari jaringan mesenkim, lapisan yang dalam tubuh manusia berkembang menjadi jaringan ikat, otot, lemak, pembuluh darah, hingga tulang.
Menurut Senior Consultant Medical Oncology di Parkway Cancer Centre, Dr Richard Quek, terdapat lebih dari 70 subtipe sarkoma yang dikenal saat ini.
Asap ganja memiliki kandungan kompleks yang terdiri dari tetrahydrocannabinol (THC) yang menciptakan efek euforia, partikel halus, serta zat karsinogen yang juga terdapat dalam tembakau.
Di tengah perjuangan melawan kanker, kekuatan bukan hanya berasal dari terapi medis, tetapi juga dari dukungan emosional dan hubungan yang bermakna dengan komunikasi empatik.
Jumlah pasien kanker usus besar di bawah usia 50 tahun diperkirakan akan berlipat ganda pada 2030.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved