Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
DOKTER spesialis bedah onkologi (kanker) dan doktor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Diani Kartini tidak menganjurkan pasien kanker, utamanya yang sedang menjalani pengobatan dan kemoterapi, untuk mengonsumsi obat herbal.
"Saya tidak menganjurkan (obat herbal)," tegas Diani, dikutip Kamis (7/9).
Hal itu diungkapkanya akibat banyaknya pasien kanker bahkan penyakit lainnya yang menggunakan obat alternatif herbal tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Baca juga: Ini Cara Memeriksa Gejala Kanker Kepala dan Leher Secara Mandiri
Ia menyebut meski diklaim memiliki efek antitumor, sulit untuk mengetahui seberapa besar dosis yang tepat dari obat herbal untuk masing-masing pasien, yang kondisi kesehatannya pun beragam dan tidak sama.
Selain itu, belum jelas pula efek samping hingga efek toksik yang dapat dihasilkan dari obat herbal.
Berbeda dengan herbal, resep obat yang diberikan dokter, termasuk dosisnya, telah dipersonalisasikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tiap pasien.
Baca juga: Benjolan, Gejala Kanker Payudara yang Paling Mudah Dikenali
Obat-obatan resmi yang telah beredar, menurut Diani, juga telah melalui berbagai fase pengujian.
"Kalau obat kemoterapi dari dokter itu kan ditakar, diekstrak dan dihitung, obatnya dapat memberi efek toksik setelah dosis berapa miligram. Obat resep dokter yang dikeluarkan itu juga sudah melewati banyak fase pengujian sampai akhirnya ke tubuh manusia, tidak asal diluncurkan apa lagi hanya berdasarkan testimoni pengguna," kata dia.
Lebih lanjut, Diani memberikan alasan mengapa obat herbal tidak dianjurkan dikonsumsi pasien yang tengah melakukan pengobatan medis dengan dokter.
Mengonsumsi obat herbal bersamaan dengan obat dokter dapat berpengaruh pada hasil perawatan pasien, yang sangat memungkinkan hasilnya menjadi tidak baik.
"Ada saat ketika obat dokter yang diberikan menjadi tidak ampuh atau tidak memberikan respon, ini akan mempersulit dokter untuk memeriksa kembali apa itu disebabkan oleh obatnya yang kurang tepat atau karena ada intervensi dari obat herbal yang dikonsumsi," ujar Diani.
Diani mengatakan, bila seorang pasien tidak mencampur pengobatan dengan obat herbal, dokter akan dengan mudah mengetahui takaran hingga kombinasi obat dalam resep selanjutnya yang lebih tepat bagi kondisi kesehatan pasien. (Ant/Z-1)
Banjir tengah melanda berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali Jabodetabek. Hal itu menimbulkan dampak yang berbahaya bagi masyarakat, khususnya penyebaran penyakit leptospirosis.
Hipertensi, hingga kini, masih menjadi penyebab utama penyakit kardiovaskular dan kematian dini di seluruh dunia.
Pemerintah Indonesia berupaya mengeliminasi kusta karena kusta merupakan penyakit yang seharusnya sudah tidak ada lagi.
Dalam hal cuka sari apel, asam asetat merupakan penyebab utama di balik efek samping yang mungkin muncul.
Penyakit leptospirosis kembali menarik perhatian setelah menimbulkan korban jiwa dan menginfeksi ratusan orang di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Selain harus berjuang dengan penyakitnya, penderita diabetes juga ternyata mengalami rasa kesepian yang luar biasa.
Gejala kanker empedu meliputi nyeri di perut kanan atas, penyakit kuning, urine gelap, tinja pucat, mual, penurunan berat badan tanpa sebab hingga gatal-gatal.
Diabetes melitus dan obesitas dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu yang signifikan.
Ilmuwan dari University of Illinois kembangkan teknologi MRI metabolik super cepat yang dapat membedakan otak sehat dari tumor.
LINITIS plastica jarang terdengar di telinga masyarakat awam. Hal itu karena penyakit ini merupakan kanker lambung yang masih tergolong jinak namun dalam kategori langka.
PENELITIAN terbaru dari para ilmuwan di Universitas California, Los Angeles (UCLA) Health mengungkap bahwa kanker bisa dideteksi hanya dengan tes darah.
6 tips pola makan untuk pasien kanker yang mendukung pemulihan tubuh, meningkatkan daya tahan, dan menjaga kesehatan setelah pengobatan kanker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved