Headline

Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.

Kenali Sarkoma, Kanker Langka yang Dapat Pengaruhi Tulang maupun Jaringan Ikat

Ficky Ramadhan
23/8/2025 10:35
Kenali Sarkoma, Kanker Langka yang Dapat Pengaruhi Tulang maupun Jaringan Ikat
Ilustrasi(IG lpk_kolegiumthtbkl)

SARKOMA merupakan salah satu bentuk kanker yang sangat langka dan kompleks, yang dapat memengaruhi tulang maupun jaringan ikat, termasuk pembuluh darah, saraf, otot, serta lemak. Berbeda dengan sebagian besar kanker yang berkembang dari jaringan epidermis, sarkoma justru berasal dari jaringan mesodermal.

Menurut Senior Consultant Medical Oncology di Parkway Cancer Centre, Dr Richard Quek, terdapat lebih dari 70 subtipe sarkoma yang dikenal saat ini.

"Secara umum, sarkoma terbagi menjadi dua kategori utama, yakni sarkoma jaringan lunak dan sarkoma tulang," kata Richard dikutip dari halaman Mount Elizabeth Hospitals, Sabtu (23/8).

Pada sarkoma jaringan lunak, subtipe biasanya ditentukan berdasarkan jaringan atau area yang terkena. Di antaranya: 

  • Leiomiosarkoma: timbul dari otot polos rahim atau vena.
  • Liposarkoma: berasal dari jaringan lemak, sering berkembang di perut, batang tubuh, dan tungkai.
  • Angiosarkoma: timbul dari pembuluh darah.
  • Rhabdomyosarcoma: berasal dari otot rangka.
  • Sarkoma Kaposi: memengaruhi kulit dan jaringan lain, disebabkan oleh virus herpes 8.
  • Tumor selubung saraf perifer ganas: berkembang dari saraf.
  • Myxofibrosarcoma: menyerang jaringan ikat pada kaki dan tangan orang dewasa.
  • Sarkoma sinovial: biasanya mengenai tungkai dan batang tubuh, meski bukan berasal dari sinovium.
  • Sarkoma stroma gastrointestinal (GIST): salah satu jenis paling umum, dipicu mutasi gen cKIT atau PDGFRA.

Sementara itu, sarkoma tulang mencakup beberapa jenis utama, antara lain:

  • Osteosarkoma: biasanya timbul pada tulang panjang.
  • Sarkoma Ewing: dapat menyerang tulang maupun jaringan lunak.
  • Kondrosarkoma: memengaruhi tulang rawan.

Meski penyebab pasti belum diketahui, sarkoma cenderung terjadi akibat perubahan DNA pada sel tulang atau jaringan lunak yang membuat sel-sel tumbuh tak terkendali.

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan sarkoma antara lain:

  • Paparan bahan kimia berbahaya.
  • Paparan virus tertentu seperti human herpesvirus 8 (HHV8).
  • Riwayat radiasi, terutama setelah terapi kanker lain.
  • Penyakit genetik yang diturunkan, misalnya sindrom Li-Fraumeni, neurofibromatosis tipe 1, dan poliposis adenomatosa familial.
  • Limfedema kronis yang dapat menyebabkan limfangiosarkoma.

Richard menjelaskan bahwa sifat sarkoma yang langka membuat penelitian dan terapi menjadi tantangan tersendiri.

"Sarkoma bukan hanya langka, tetapi juga sangat beragam. Beberapa subtipe bahkan memiliki insiden kurang dari satu per 1 juta populasi, sehingga sulit dilakukan penelitian klinis berskala besar," ujarnya.

Sementara itu, gejala yang muncul bergantung pada jenis dan lokasi kanker. Pada sarkoma jaringan lunak, gejala yang umum seperti benjolan di otot, nyeri perut, feses berwarna hitam atau muntah darah dan lesi pada kulit atau pembengkakan.

"Sedangkan, sarkoma tulang sering menimbulkan nyeri tulang yang menetap, pembengkakan tulang, patah tulang akibat trauma ringan, benjolan disertai nyeri, mati rasa atau kesemutan, dan mobilitas terbatas," tambahnya.

Lebih lanjut, untuk penanganan sarkoma terbilang sangat kompleks. Adapun beberapa metode yang umum dilakukan, seperti pembedahan untuk mengangkat tumor beserta jaringan sehat di sekitarnya, radioterapi, kemoterapi, dan menggunakan obat atau antibodi buatan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.

Richard pun menambahkan, deteksi dini terkait penyakit sarkoma ini sangat penting dilakukan untuk peluang keberhasilan penyembuhan.

"Jika seseorang menemukan benjolan yang mencurigakan atau mengalami gejala sarkoma, sebaiknya segera memeriksakan diri. Diagnosis dini dapat meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan," tuturnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya