Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
PAPARAN sinar ultraviolet (UV), temperatur yang ekstrem, dan polusi udara dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kulit, terutama pada kulit sensitif. Secara umum, cuaca ekstrem dan polusi yang sedang terjadi saat ini dapat menyebabkan berbagai kondisi, antara lain kulit dehidrasi, iritasi dan luka bakar, jerawat, peradangan kulit atau dermatitis, penuaan dini pada kulit, dan yang paling berbahaya yaitu efek jangka panjang berupa kanker kulit.
"Iritasi kulit dan luka bakar pada kulit dapat terjadi akibat paparan sinar UV yang terlalu kuat atau terlalu lama. Selain itu polutan seperti polutan ozon dan partikel polusi juga dapat menempel dan bahkan partikel-partikel polutan yang berukuran sangat kecil dapat masuk ke lapisan kulit dan menyebabkan iritasi pada kulit. Gejala yang dirasakan dapat berupa kulit gatal, kemerahan, bersisik, bahkan terasa perih atau nyeri," papar dr. Amanda Wardani, Sp.D.V.E, Spesialis Kulit, Kelamin, dan Estetika Bamed, Jakarta, Rabu (6/9).
Berbagai permasalahan kulit akibat paparan sinar UV, cuaca ekstrem, dan polusi udara dapat diatasi dengan rejuvenation treatment (tindakan peremajaan) seperti masalah acne dan penuan. Pada pasien dengan permasalahan pigmentasi dapat dilakukan chemical peeling dan laser. Sedangkan keluhan kerutan dapat diatasi dengan laser, treatment injectables seperti botox dan filler atau dengan non-surgical skin tightening semisal RF, HIFU atau Ulthera. "Tentu keluhan tersebut harus dikonsultasikan terlebih dahulu sebelum menentukan treatment yang sesuai," tambahnya.
Baca juga: Polusi Udara Lebih Mengancam Kesehatan daripada Rokok atau Alkohol
Beberapa prosedur rejuvenasi kulit dapat dilakukan mulai kelompok usia remaja. Prosedur rejuvenasi kulit dapat dioptimalkan dari usia 25 tahun, dapat pula ditambahkan prosedur injectables untuk memperbaiki kondisi kerutan dalam. Beberapa rekomendasi menjaga kesehatan kulit, seperti menghindari sinar matahari langsung tanpa menggunakan sunscreen atau proteksi sinar matahari, menggunakan skincare anti aging.
Ditambahkan Spesialis Kulit, Kelamin, dan Estetika Bamed, dr. Rizky Lendl, Sp.D.V.E, proses penuaan melibatkan serangkaian proses kompleks yang terjadi tidak hanya di kulit, tetapi juga struktur jaringan lemak, otot, dan tulang. Berbagai teknik peremajaan dikembangkan untuk menargetkan tanda penuaan di lapisan-lapisan tersebut sehingga dapat memberikan hasil sealami mungkin. Pasien dapat melakukan tindakan peremajaan yang bersifat noninvasive/minimally invasive. Ada berbagai modalitas terapi yang dapat dilakukan, antara lain pemakaian skincare yang bersifat anti aging, chemical peeling, mesotherapy, microneedling, energy-based devices, dan injectables.
Baca juga: Perawatan Kulit dengan Antioksidan Bantu Cegah Dampak Buruk Polusi
"Energy-based devices melibatkan suatu alat yang mampu menghasilkan energi khusus yang menargetkan masalah estetik tertentu. Contoh energy-based devices antara lain terapi radiofrekuensi dan focused ultrasound. Terapi laser non ablatif, contohnya QS: NdYAG dan Picosecond Laser dapat menjadi pilihan terapi untuk gangguan pigmentasi. Sementara Laser Pro Yellow dapat menjadi pilihan terapi untuk kelainan pembuluh darah. Terapi laser ablatif, contohnya Fractionated CO2 Laser, membuat perlukaan baru yang terkontrol sehingga dapat merangsang terbentuk kolagen baru yang dapat memperbaiki tekstur kulit," urainya.
Radiofrekuensi mentransmisikan energi panas ke lapisan dermis di kulit yang dapat merangsang pembentukan kolagen dan elastin sehingga kulit tampak lebih muda. Sedangkan focused ultrasound, contohnya high-intensity focused ultrasound (HIFU) dan ultherapy, menggunakan energi ultrasound untuk memanaskan jaringan melalui getaran dan gesekan. Modalitas terapi tersebut dapat mencapai lapisan yang lebih dalam hingga struktur di bawah kulit, yaitu Superficial Musculoaponeurotic System, dan membuat kulit tampak lebih kencang. Sedangkan terapi injectables meliputi injeksi botulinum toxin, filler, dan threadlift.
Botulinum toxin menargetkan otot wajah sehingga menyamarkan kerutan. Filler dapat mengembalikan kehilangan volume yang terjadi akibat proses penuaan. Threadlift mereposisi bagian wajah yang kendur sehingga tampak lebih kencang. "Berbagai pilihan terapi peremajaan tersebut perlu disesuaikan dengan indikasi medis dan preferensi pasien," lanjutnya.
Di sisi lain, kerontokan rambut merupakan salah satu masalah yang paling sering dialami. Masalah ini dapat menyebabkan kebotakan (Alopecia) jika terjadi secara berlebihan. Setiap jenis kerontokan rambut membutuhkan penanganan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dibutuhkan diagnosa yang tepat untuk penanganannya.
Penyebab kelainan pada rambut dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu bawaan (genetik) dan didapat. Faktor penyebab yang dapat mencakup efek samping obat, efek hormon, setelah melahirkan, stres, dan perawatan rambut yang salah, seperti sering mewarnai rambut, mencuci rambut secara berlebihan, menyisir rambut berlebihan, pemanasan rambut dengan suhu tinggi dan berulang kali, dan sering berjemur di bawah sinar matahari dapat menjadi penyebab kerontokan rambut.
Alopecia Androgenetica (AGA) merupakan kebotakan yang disebabkan oleh pengaruh hormonal. AGA terjadi pada hampir 50% penduduk dunia. Sekitar 50% pria dan 35% wanita akan mengalami AGA di umur 50 tahun. Selanjutnya ada yang disebut Alopecia Areata (AA) yaitu kebotakan setempat yang disebabkan oleh kondisi autoimun dan terjadi pada 2,11% penduduk dunia. "Di Indonesia, lima permasalahan rambut terbanyak adalah sebagai berikut, Alopecia Areata (50%), Alopecia Androgenetica (31,2%), Telogen Effluvium (14%), Alopecia Cicatricial (3,1%) dan Trikotilomania (1,6%)," jelas dr. Mohammad Yoga Adi Waskito, Sp.D.V.E, Spesialis Kulit, Kelamin, dan Estetika Bamed.
Mennurut Spesialis Kulit, Kelamin, dan Estetika Bamed dr. Firman Parrol, Sp.D.V.E, terdapat beberapa cara menangani kebotakan atau hair loss tanpa transplantasi yang bisa dilakukan yaitu penggunaan penumbuh rambut. Salah satu penumbuh rambut yang sudah terbukti efikasinya adalah minoxidil. Minoxidil berfungsi mencegah penipisan rambut dan memicu pertumbuhan rambut baru dengan cara memperpanjang fase anagen pada rambut (fase pertumbuhan rambut). Low laser therapy (terapi laser cahaya rendah) telah terbukti efikasinya dalam membantu pertumbuhan rambut pada berbagai kasus kerontokan rambut. (RO/Z-2)
Kelelahan yang tak kunjung membaik bisa menjadi tanda awal kanker otak. Kenali gejala lain seperti kejang, perubahan mood, dan gangguan memori.
Kiita Sehat akan memperkuat kemampuan Indonesia dalam mencegah, mendeteksi, dan merespons penyakit menular serta keadaan darurat pada manusia dan hewan.
program cek kesehatan gratis (CKG) bagi siswa yang digelar serentak pada Senin (4/8), dinilai sebagai langkah positif untuk memperkuat fondasi kesehatan nasional,
Salah satu ciri kulit terlalu sering dieksfoliasi adalah kulit terasa seperti tertarik setelah mencuci muka.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 29% remaja usia 10–19 tahun di Indonesia mengalami gejala gangguan kesehatan mental.
Justin Timberlake mengungkap diagnosis penyakit Lyme yang dideritanya. Sang istri, Jessica Biel, disebut menjadi pendukung utama dalam proses pemulihannya.
KETUA Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Cabang Jakarta Raya (Jaya) dr Arya Govinda mengungkapkan pentingnya membangun kesadaran masyarakat terhadap kesehatan tulang
Gejala umum radang usus merupakan diare yang hingga kini masih sulit dibedakan oleh masyarakat dengan diare biasa dengan diare yang mengarah pada radang usus.
PENYAKIT radang usus (IBD) merupakan sekelompok penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada usus kecil dan besar. Kesadaran masyarakat masih rendah terhadap penyakit radang usus.
Psikosomatis bukan berarti pasien berpura-pura sakit. Emosi negatif seperti kecemasan, ketakutan, atau trauma bisa muncul sebagai keluhan fisik nyata.
Kolesterol tinggi sering kali menjadi pemicu berbagai penyakit serius, seperti hipertensi dan penyakit jantung.
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved