Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Apa itu Skeptis? Berikut Pengertian, Contoh, dan Cara Menyikapi

Joan Imanuella
29/8/2023 13:30
Apa itu Skeptis? Berikut Pengertian, Contoh, dan Cara Menyikapi
Apa itu sikap Skeptis?(Freepik)

MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skeptis adalah kurang percaya atau ragu-ragu (terhadap keberhasilan ajaran dan sebagainya).

Skeptis merupakan istilah yang merujuk pada skeptisisme, suatu aliran pemikiran yang menandai pandangan bahwa segala hal tidak dapat dianggap sebagai kepastian mutlak dan sebaliknya, dipandang dengan keraguan dan sikap waspada terhadap kebenarannya.

Skeptisisme pada dasarnya adalah suatu pendekatan dalam filsafat manusia yang terkait dengan kapasitas kognitif seseorang. Kata ini sering digunakan dalam konteks diskusi yang melibatkan pertimbangan mengenai suatu fenomena atau pandangan tertentu.

Baca juga: Arti Kata Manifestasi dan Contoh Kalimatnya

Walau sering kali diasosiasikan dengan nuansa negatif, sikap skeptis juga dapat memiliki dimensi positif yang bernilai. Orang yang bersikap skeptis cenderung mempertanyakan dan merenung dengan argumen terstruktur, bertujuan untuk menimbulkan keraguan yang sehat demi mencapai pemahaman yang lebih mendalam, akurat, dan seimbang.

Dalam konteks berfilsafat, terdapat lima bentuk utama pandangan skeptis yang berbeda berdasarkan bagaimana cara mereka memandang kebenaran atau pengetahuan. Jenis-jenis pandangan skeptis tersebut meliputi:

Baca juga: Arti Kata POV, Bahasa Gaul yang Viral di Media Sosial

1. Skeptisisme Dogmatis
2. Skeptisisme Pyrrhonius
3. Skeptisisme Empiris Fondasionalis
4. Skeptisisme Rasionalis Fondasionalis
5. Skeptisisme Otoriter

Manifestasi sikap skeptis tampak dalam berbagai bidang kehidupan dan pemikiran, termasuk dalam situasi sehari-hari, pandangan terhadap ajaran atau tradisi, pendekatan terhadap pengobatan, serta dalam pengaplikasian ilmu pengetahuan. Beberapa contoh keterwakilan sikap skeptis di berbagai aspek tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sikap Skeptis dalam Kehidupan Sehari-hari

   - Mereka yang meragukan klaim tentang kandungan bahan pada produk makanan atau minuman.
   - Orang yang memiliki keraguan terhadap kemampuan individu lain dalam menyelesaikan tugas atau tanggung jawab.
   - Individu yang secara alami mencurigai kebenaran di balik iklan atau materi pemasaran.

2. Sikap Skeptis terhadap Ajaran atau Tradisi

  - Orang yang mempertanyakan dan menilai kembali kebenaran ajaran agama atau kepercayaan tradisional.
  - Individu yang meragukan akurasi dan relevansi dari ritual adat atau kebudayaan yang diwariskan dari generasi sebelumnya.

3. Sikap Skeptis terhadap Pengobatan

   - Mereka yang tidak sepenuhnya percaya pada efikasi atau khasiat obat-obatan herbal atau alternatif.
   - Orang yang merasa skeptis terhadap metode pengobatan seperti akupuntur atau terapi yang belum memiliki dasar ilmiah yang kuat.
   - Individu yang meragukan diagnosis atau rekomendasi medis yang diberikan oleh para profesional kesehatan.

4. Sikap Skeptis dalam Aplikasi Ilmu Pengetahuan

   - Mereka yang menerapkan pemikiran skeptis terhadap klaim atau teori ilmiah yang belum memiliki bukti empiris yang cukup kuat.
   - Individu yang meragukan atau menantang keyakinan umum yang telah mapan dalam ilmu pengetahuan, seperti kontroversi seputar bentuk bumi atau asal-usul alam semesta.

Agar tidak jatuh dalam pola pikir skeptis yang berlebihan, penting untuk menjaga keseimbangan dan kebijaksanaan. Beberapa cara yang dapat diambil untuk menghindari berlebihan bersikap skeptis adalah:

1. Lebih Sering Berdiskusi

   - Membiasakan diri untuk terlibat dalam diskusi yang memungkinkan pertukaran pandangan dan pengetahuan.
   - Mengajukan pertanyaan dan mencari pemahaman yang lebih baik melalui dialog.

2. Bersikap Terbuka

   - Mempertahankan sikap terbuka terhadap sudut pandang dan argumen orang lain, bahkan jika bertentangan dengan pandangan kita sendiri.
   - Mengakui bahwa kebenaran bisa hadir dalam berbagai perspektif.

3. Membiasakan Perilaku Positif

   - Berupaya untuk mengurangi perilaku meragukan atau mencurigakan terhadap orang lain.
   - Menggantikan sikap skeptis yang berlebihan dengan sikap saling mendukung dan menghargai.

4. Menerima Kegagalan

   - Menghadapi kegagalan dengan bijaksana dan melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh.
   - Menghindari membangun pandangan skeptis yang merugikan sebagai hasil dari pengalaman buruk.

5. Bersikap Netral

  - Ketika konsep atau informasi belum memiliki dukungan bukti yang kuat, lebih baik untuk bersikap netral dan menahan diri dari penilaian atau kesimpulan berlebihan.
   - Menghindari terjebak dalam pemikiran yang keras kepala atau keras hati. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya