Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETUA Satuan Tugas (Satgas) ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Naomi Esthernita mengatakan kebijakan cuti melahirkan memberikan dampak positif kepada ibu menyusui, khususnya soal inisiasi menyusui.
Naomi juga menilai cuti melahirkan memberikan ibu untuk bisa menyusui bayinya selama enam bulan.
"Ibu yang kembali bekerja terlalu dini setelah melahirkan menunjukkan efek yang merugikan. Dia lebih cepat berhenti menyusuinya tidak sampai eksklusif 6 bulan dan durasinya lebih pendek dibanding ibu-ibu bekerja yang diberikan cuti melahirkan," ucap Naomi, dikutip Sabtu (19/8).
Baca juga: Ini Tips Meningkatkan ASI yang Menurun karena Ibu Stres Bekerja
Dokter yang mendapat gelar spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan World Health Organization (WHO) merekomendasikan cuti melahirkan minimal 18 minggu atau idealnya enam bulan. Kebijakan itu untuk memastikan perempuan dapat menyusui selama yang mereka inginkan.
Namun, data dari International Labour Organization (ILO) hanya 12% negara saja yang memberikan cuti melahirkan 18 minggu, setengah dari target ILO 2030 sebesar 25%.
Naomi juga mengatakan perempuan yang mendapat cuti melahirkan setidaknya selama tiga bulan, mendapat pravelansi ASI eksklusif sebesar 91% lebih tinggi dibandingkan dengan ibu bekerja tanpa cuti melahirkan.
Baca juga: Ini yang Harus Ada di Ruang Menyusui di Kantor
Sedangkan yang mendapat cuti enam bulan setidaknya 30% lebih mungkin mempertahankan menyusui sampai enam bulan pertama.
"Jadi, sebenarnya bukan masalah pekerjaannya yang menghambat terjadinya ASI eksklusif. Tapi, ada atau tidaknya cuti yang lebih berpengaruh dari kelangsungan pemberian ASI," kata Naomi.
Selain memberikan ASI eksklusif kepada bayi, cuti melahirkan juga memberi manfaat pada ibu yaitu sebagai perbaikan kesehatan fisik dan mental pada periode post-partum (setelah melahirkan), menurunkan depresi, dan mendukung perkembangan anak yang optimal pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Sedangkan pada bayi, cuti melahirkan bisa berdampak pada kesehatan anak akan lebih baik karena ASI dapat menjaga imun serta tidak akan terlewat jadwal imunisasi.
Pemberi kerja juga, disebut Naomi, mendapat keuntungan karena jika bayi sehat, ibu yang bekerja tidak akan sering izin dan menjadi lebih loyal kepada perusahaan.
Sampai saat ini, Indonesia masih mengikuti regulasi cuti melahirkan berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 yang memberikan tiga bulan cuti melahirkan.
Namun, dalam perkembangan soal cuti melahirkan, RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) menyarankan cuti melahirkan diperpanjang sampai enam bulan dan ada cuti untuk suami yang mendampingi istri melahirkan. (Ant/Z-1)
Sebagian pekerja perempuan masih menghadapi tantangan dalam menjalankan peran laktasi atau menyusui ditempat kerja. Bagaimana solusinya?
Penyimpanan ASI memiliki jangka waktu masing-masing tergantung jenis kulkasnya
Dua dari tiga ibu (61%) memiliki kurang dari satu jam sehari untuk kebutuhan dasar mereka.
Baby blues merupakan sebuah kondisi mental yang umum terjadi pada hampir 80% perempuan yang baru saja melahirkan.
Asupan untuk bayi tercinta pastinya akan berasal dari air susu ibu atau ASI. ASI yang baik dan sehat tergantung dari konsumsi makanan sang ibu.
Peringatan Hari ASI Sedunia bertujuan menekankan pentingnya dukungan untuk keberhasilan menyusui.
Pekerja perempuan memiliki hak cuti melahirkan seperti yang diatur Undang-Undang Ketenagakerjaan. Tapi masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi saat implementasinya.
"Kedokteran hingga public policy sejak tahun 90-an sudah membuktikan, cuti 3 bulan saja pasti akan menyebabkan kegagalan ASI eksklusif, sehingga berdampak pada kesehatan ibu dan bayi,"
Hak-hak yang melekat pada perempuan dari fungsi biologisnya harus dipastikan negara dan dijamin melalui berbagai upaya perlindungan, salah satunya dengan memberikan cuti selama 6 bulan
Selain mendukung upaya percepatan penurunan prevalensi stunting, cuti melahirkan selama enam bulan diharapkan dapat memperkecil risiko terjadinya kematian ibu dan bayi.
Perusahaan juga memberikan edukasi nutrisi dan kesehatan secara rutin oleh expert kepada karyawan dan Employee Assistance Program (EAP).
Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif dalam tiga tahun terakhir menurun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved