Headline
Putusan MK harus jadi panduan dalam revisi UU Pemilu.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DI masa menyusui, para ibu tentu harus mempertimbangkan semua hal dengan serius. Mulai dari konsumsi makanan dan minuman, penggunaan obat-obatan, produk perawatan, hingga persoalan vaksinasi menjadi hal-hal yang perlu diperhatikan.
Sayangnya, vaksinasi sering kali tidak dapat dilakukan selama masa kehamilan, bahkan setelah melahirkan dan saat menyusui. Jika begitu, amankah bagi ibu untuk mendapatkan vaksin saat masih menyusui?
Kekhawatiran akan kemungkinan adanya bahan berbahaya dalam produk harian yang bisa masuk ke air susu yang diminum bayi, mendorong banyak ibu untuk sangat berhati-hati. Ini berlaku untuk makanan, obat-obatan, dan juga vaksin.
Ada mitos ibu menyusui tidak boleh konsumsi obat atau berhenti menyusui setelah mengonsumsi jenis obat tertentu.
Pernyataan ini tentu tidak sepenuhnya benar. Faktanya, hanya ada sedikit jenis obat yang termasuk dalam kategori yang tidak boleh diberikan kepada ibu yang sedang menyusui.
Berita yang tidak bertanggung jawab dan ketakutan akan bahan berbahaya inilah yang membuat banyak ibu menyusui ragu untuk vaksinasi.
Umumnya, vaksin yang biasa diberikan dan termasuk dalam jadwal rutin terbukti aman baik untuk ibu menyusui maupun bayi yang mengambil susu darinya.
Keyakinan bahwa elemen virus, baik yang aktif maupun mati, dapat ditransfer ke bayi melalui air susu tidaklah tepat. Tentu saja, semua jenis obat, termasuk vaksin yang tidak dapat ditemukan secara umum, harus terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dokter.
Ada beberapa keadaan di mana ibu menyusui perlu menjalani vaksinasi. Contohnya adalah vaksin HPV yang diberikan secara rutin sebagai upaya pencegahan kanker serviks. Atau ketika ibu menyusui akan pergi daerah yang berisiko mengidap penyakit tertentu, sehingga perlu vaksinasi untuk melindungi diri.
Berdasarkan American Academy of Pediatrics, imunisasi bagi ibu menyusui dianggap aman dan tidak membahayakan bayi, dengan beberapa pengecualian. Beberapa organisasi kesehatan juga memberikan panduan mengenai vaksin yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada ibu yang menyusui.
Beberapa vaksin yang diperbolehkan saat ibu menyusui di antaranya adalah:
Selama ibu menyusui dalam keadaan sehat dan tidak memiliki kondisi tertentu yang menjadi kontraindikasi, maka vaksinasi aman dilakukan. Namun, jika ibu mengalami kondisi tertentu, pemberian vaksin biasanya akan ditinjau ulang. Vaksin dapat ditunda atau bahkan tidak diberikan.
Apa saja kondisi yang perlu dihindari oleh ibu menyusui berkaitan dengan vaksinasi? Misalnya, jika ibu memiliki penyakit yang mempengaruhi sistem imun seperti AIDS atau kondisi lain yang melemahkan daya tahan tubuh.
Di samping itu, ada beberapa vaksin yang sebaiknya dihindari selama ibu menyusui. Vaksin-vaksin tersebut meliputi:
Vaksin-vaksin ini dihindari bukan karena kekhawatiran adanya kandungan vaksin yang berbahaya dalam air susu, tetapi karena risiko teoritis penularan langsung dari ibu ke bayi melalui kontak saat menyusui, bukan melalui air susu itu sendiri.
Perlu dicatat bahwa vaksin yang diberikan kepada ibu menyusui tidak bisa dijadikan alternatif untuk vaksin yang seharusnya diterima oleh bayi.
Vaksin yang direkomendasikan untuk bayi harus diberikan secara langsung kepada mereka, bukan melalui ibu dengan asumsi bayi akan mendapatkannya melalui ASI saat menyusui.
Saat ini, ibu menyusui tidak perlu terlalu khawatir ketika memerlukan vaksinasi meskipun masih menyusui. Diskusikan kebutuhan Anda dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi terbaik sesuai dengan keadaan Anda dan bayi. (KlikDokter/alodokter/alomedika/Z-2)
Studi terbaru menunjukkan bahwa menunda waktu sarapan—sebagai bentuk puasa intermiten ringan—berpotensi menurunkan lonjakan kadar gula darah
Selain dikenal sebagai ASI Booster berkualitas tinggi, Mom Uung juga menghadirkan Pompa ASI Mom Uung yang kini menjadi favorit dan dikenal sebagai pompa ASI nomor 1 di Indonesia.
Ibu menyusui harus memeriksakan kesehatan dan berkonsultasi terlebih dulu kepada dokter sebelum berpuasa. Terlebih jika bayi masih di bawah enam bulan dan sedang diberikan ASI eksklusif.
Pemanis buatan tidak diperbolehkan untuk digunakan pada produk pangan yang diperuntukkan bagi bayi, anak usia di bawah tiga tahun, serta ibu hamil dan menyusui.
Menteri Wihaji berkesempatan ngobrol bareng dengan para remaja yang tergabung dalam Generasi Berencana (GenRe), dan memberikan motivasi bagi mereka
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved