Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ASIA Philanthropy Circle (APC) merilis hasil Studi Lanskap Pengembangan Anak Usia Dini Regional. Studi ini adalah yang pertama dalam jenisnya dan merupakan pemetaan paling komprehensif hingga saat ini tentang program pengasuhan dan pengembangan anak usia dini di seluruh Asia, dengan fokus khusus pada Tiongkok, Singapura, Indonesia, dan Filipina.
Studi ini dilakukan oleh Centre for Evidence and Implementation (CEI) dan didukung oleh Tanoto Foundation dan anggota APC lainnya serta para dermawan di wilayah tersebut. Temuan studi menunjukkan bahwa di keempat negara tersebut, terdapat peningkatan yang nyata dalam komitmen pemerintah untuk memberikan dukungan holistik kepada anak-anak, keluarga, dan masyarakat. Hal ini terlihat dari kebijakan dan undang-undang yang ada, serta investasi signifikan dalam bidang kesehatan dan pendidikan awal.
Namun, studi juga menunjukkan bahwa meskipun kebijakan nasional telah ada, terdapat tantangan dalam implementasi lokal, termasuk kurangnya pembiayaan yang berkelanjutan, kapasitas dan pengetahuan di sektor tersebut, serta hambatan sosial-ekonomi dan budaya lainnya.
"Periode awal perkembangan anak sangat penting dan akan memiliki dampak jangka panjang di masa depan. Kami ingin mendukung penelitian ini untuk lebih memahami kebutuhan sistem pengembangan anak usia dini di negara-negara ini. Tujuan penelitian ini sejalan dengan upaya kami untuk mendorong dukungan terhadap inisiatif yang mempromosikan pengembangan anak usia dini berkualitas di seluruh wilayah," ungkap Anggota Dewan Wali Amanat Tanoto Foundation, Belinda Tanoto dilansir dari keterangan resmi, Minggu (9/7).
Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, adalah organisasi pertama yang mendekati APC untuk mengusulkan studi regional guna lebih memahami kesenjangan dan mengidentifikasi potensi kerja sama dalam bidang pengembangan anak usia dini.
"Filantropi di seluruh Asia, termasuk anggota-anggota APC, telah melakukan banyak pekerjaan dalam bidang anak usia dini, tetapi dengan memahami pemetaannya memungkinkan semua pihak menjadi lebih strategis dalam program-programnya. Penelitian ini membantu organisasi filantropi untuk menggali isu-isu yang belum ditangani dan menemukan area-area di mana kita dapat bekerja sama untuk menciptakan dampak yang lebih besar," ujar Chief Operating Officer Asia Philanthropy Circle, Stacey Choe.
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan panduan kepada para donor, penyedia layanan, lembaga pemerintah, dan pemangku kepentingan utama lainnya terkait kesenjangan-kesenjangan tersebut yang membutuhkan intervensi lebih lanjut, serta memberikan rekomendasi di sektor-sektor mana kerja sama dapat dilakukan untuk memperkuat dan meningkatkan hasil di area tersebut.
"Tanpa pemahaman yang jelas tentang situasi saat ini di suatu negara atau wilayah, para pemangku kepentingan sering bekerja secara terfragmentasi atau tidak terkoordinasi, menggandakan upaya atau menginvestasikan dana pada program-program yang tidak memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baik," kata Associate Director, CEI, Dr. Gayatri Kembhavi-Tam.
Pengembangan anak usia dini menjadi dasar bagi perkembangan fisik, emosional, dan intelektual anak yang baik, dan merupakan indikator kuat untuk perkembangan jangka panjang. Bukti terbaru menunjukkan bahwa untuk memberikan pengasuhan yang baik pada masa awal kehidupan anak membutuhkan akses kepada program dan layanan komprehensif antara masa kelahiran hingga usia enam tahun yang meliputi kebutuhan kesehatan dan perkembangan mereka, termasuk pendidikan awal.
Beberapa kesenjangan umum di seluruh wilayah yang membutuhkan perhatian lebih lanjut antara lain, pertama beban ganda paradoks malnutrisi dan obesitas. Kasus malnutrisi dan stunting di Indonesia dan Filipina masih tinggi, sementara jumlah anak yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas meningkat di keempat negara tersebut. Hal ini menunjukkan potensi kurangnya akses informasi bagi pengasuh mengenai nutrisi yang tepat dan makanan sehat.
Kedua, terdapat ketimpangan dalam akses terhadap layanan kesehatan bagi beberapa kelompok penduduk, karena keterbatasan ekonomi atau ketersediaan layanan, terutama di daerah pedesaan, serta kekurangan tenaga profesional yang terlatih.
Ketiga, kurangnya perhatian terhadap lingkungan pembelajaran di rumah dan peran ayah. Kedua faktor ini memiliki dampak vital pada pengembangan anak usia dini.
Keempat, kurangnya kapasitas dalam sektor pengembangan anak usia dini. Diperlukan pelatihan, pengembangan, dan pengakuan bagi para tenaga kerja pengembangan anak usia dini, seperti tenaga kesehatan, guru, dan pekerja sosial, untuk meningkatkan kualitas layanan dan dukungan yang dapat mereka berikan kepada keluarga.
Kelima, kurangnya data dan penelitian tingkat nasional yang dapat diandalkan untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti. Perlu dukungan dan pengakuan terhadap penelitian dan pengumpulan data untuk lebih memahami kebutuhan masyarakat dan program-program yang efektif, guna membuat kebijakan dan keputusan yang lebih baik.
Terakhir, kurangnya koordinasi antara para pemangku kepentingan. Diperlukan koordinasi antara para pembuat kebijakan, LSM, pendana, penyedia layanan, dan anggota masyarakat untuk meningkatkan implementasi kebijakan dan inisiatif dalam bidang pengembangan anak usia dini.
Studi ini dilakukan selama satu tahun pada 2022 dan menguji total 276 program dan 145 kebijakan nasional dan sub-nasional terkait pengembangan anak usia dini di keempat negara. Selain itu, CEI juga melakukan wawancara dengan 52 pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, organisasi non-pemerintah, dan organisasi filantropi.
Studi ini merupakan hasil kolaborasi regional yang dipimpin oleh APC bekerja sama dengan CEI dan Centre for Holistic Initiatives for Learning and Development (CHILD), serta didukung oleh 11 anggota APC dan organisasi filantropi di seluruh wilayah, termasuk Tanoto Foundation, Ayala Foundation (Filipina), Yayasan Bakti Barito (Indonesia), Djarum Foundation (Indonesia), Knowledge Channel Foundation (Filipina), IshK Tolaram Foundation (Indonesia), Li Foundation (Singapura), Nomura (Singapura), Quantedge Advancement Initiative (Singapura), Ramon Aboitiz Foundation (Filipina), dan Zuellig Family Foundation (Filipina). (H-1)
Samoa, Nauru, dan Tonga masuk dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Simak data terbaru dari WHO.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia dari Kementerian Kesehatan, prevalensi obesitas nasional 2023 pada penduduk umur di atas 18 tahun, mengalami peningkatan.
Poin yang membedakan Lighthouse Advanced dari klinik lain adalah pendekatannya yang menyeluruh dan berkelanjutan melalui Companion Program.
OBESITAS pada anak merupakan kondisi yang bisa memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya. Asupan Protein hewani bisa menjadi cara untuk mengatasi obesitas pada anak.
Protein hewani bukan sekadar pelengkap—bagi anak, ia adalah fondasi utama untuk tumbuh sehat dan terhindar dari obesitas.
KETUA Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa saat ini orangtua harus meningkatkan pemahaman pentingnya penanganan obesitas pada anak.
PENYANYI Nola B3 membagikan kisahnya mendampingi anak-anaknya saat akan mulai bersekolah di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di dalam podcast Bincang Inspiratif Tanoto Foundation.
Di sebuah pagi di SD Negeri 004 Teluk Binjai, Kota Dumai, suara tangis kecil terdengar dari sudut ruang kelas. Seorang anak duduk memeluk lututnya, enggan membuka buku.
Endang Setiawati, fasilitator Rumah Anak SIGAP di Kutai Kartanegara, berbagi kisah inspiratif tentang pentingnya pola asuh dan peran orang tua dalam tumbuh kembang anak.
Agni Project adalah inisiatif pemberdayaan penyandang disabilitas di Yogyakarta yang terinspirasi dari komunitas UMKM kreatif di kota asal Tiara.
Tanoto Foundation dan Gates Foundation menandatangani MoU untuk memperkuat kolaborasi di bidang kesehatan, gizi, pendidikan, dan filantropi di Asia.
Kepala Sekolah SDN Tambakrejo 01 Semarang, Tri Sugiyono, membuat Sudut Baca Digital (Subadi) guna mengatasi banjir yang kerap terjadi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved