Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DI Tenggarong, Kalimantan Timur, tepatnya di Desa Ponoragan, berdiri Rumah Anak SIGAP—sebuah ruang aman dan ramah anak yang mendukung tumbuh kembang anak secara holistik. Inisiatif ini lahir dari kolaborasi Tanoto Foundation dan Pemerintah Tenggarong, berfokus pada peningkatan kapasitas orang tua dalam mengasuh dan menstimulasi anak usia 0–3 tahun.
Namun seiring waktu, rumah ini berkembang menjadi lebih dari sekadar tempat belajar. Anak-anak datang untuk merasakan pelukan hangat dari suasana yang penuh kasih, sambil mengeksplorasi potensi diri lewat kegiatan edukatif, kreatif, dan emosional: dari kelas menggambar, bermain peran, hingga diskusi ringan yang menumbuhkan rasa percaya diri dan nilai kebersamaan.
“Kami ingin menanamkan nilai bahwa anak berhak tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung,” ujar Hernawati, Koordinator Rumah Anak SIGAP Ponoragan.
Bagi Hernawati, rasa aman adalah kunci. “Kadang yang paling dibutuhkan anak bukan soal kurikulum atau prestasi, tapi rasa aman. Dari situlah proses tumbuh kembang bisa dimulai,” jelasnya. Di Rumah Anak SIGAP, setiap anak dihargai, didengar, dan bebas berekspresi.
Rumah Anak SIGAP menjadi cerminan nyata dari komitmen Pemerintah Desa Ponoragan terhadap pemenuhan hak anak. Lewat dukungan langsung, kegiatan belajar dan bermain dijalankan dengan pendekatan yang menyenangkan dan edukatif. Anak-anak dikenalkan pada nilai-nilai dasar seperti saling menghargai, menjaga kebersihan, serta pentingnya bermain seimbang dengan belajar.
“Anak-anak adalah masa depan desa. Tugas kita memastikan mereka tumbuh dengan perlindungan, pendidikan, dan kasih sayang yang layak,” tegas Sarmin, Kepala Desa Ponoragan.
Sarmin menambahkan bahwa inisiatif seperti Rumah Anak SIGAP sejalan dengan visi desa: membangun masyarakat yang inklusif dan ramah anak. Terlebih, keberadaan posyandu terintegrasi membuat layanan kesehatan dan edukasi semakin mudah dijangkau.
Lebih dari fasilitas fisik, Rumah Anak SIGAP menjadi simbol harapan dan komitmen. Dari para fasilitator yang berdedikasi, orang tua yang mulai aktif terlibat, hingga pemimpin desa yang turun langsung, semua bersatu dalam visi yang sama: anak adalah subjek pembangunan, bukan sekadar objek perlindungan.
“Setiap hari adalah Hari Anak. Bukan soal peringatan, tapi soal tindakan nyata,” ungkap Hernawati.
Di Rumah Anak SIGAP Ponoragan, masa depan anak-anak Indonesia dibentuk bukan oleh kebijakan besar semata, tapi oleh tangan-tangan kecil yang bekerja dengan hati besar. Dan di satu desa kecil ini, semangat besar itu hidup, tumbuh, dan terus menyala.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved