Headline
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.
DI tengah sorotan terhadap generasi muda yang kerap dicap sebagai generasi strawberry--generasi yang tampak menarik di permukaan namun rapuh saat menghadapi tekanan hidup--Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan, mengajak para mahasiswa untuk kembali ke dasar: mengasah akal budi dan mendengarkan hati nurani.
Pernyataan itu disampaikan Veronica dalam acara Tanoto Scholars Gathering (TSG) 2025 di Komplek PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Pangkalan Kerinci, Riau, Rabu (23/7). Dalam acara yang mempertemukan hampir 300 Tanoto Scholars (sebutan untuk penerima beasiswa TELADAN Tanoto Foundation) dari seluruh Indonesia ini, Veronica menekankan bahwa kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk menjadi manusia utuh di era digital yang penuh distraksi.
“Akal itu intellect, kemampuan. Kita bisa punya IQ tinggi, tapi itu harus ditempelin dengan budi. Artinya, akal budi itu tidak bisa dipisahkan,” ujar Veronica.
Julukan generasi strawberry pertama kali mencuat di Taiwan dan digunakan untuk menggambarkan generasi muda yang tampak hebat namun cepat ‘memar’ ketika menghadapi tekanan. Fenomena ini kini mencuat di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Berdasarkan Survei Nasional Kesehatan Mental Remaja Indonesia tahun 2024, ditemukan bahwa sebanyak 15,5 juta remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, setara dengan sekitar 34,9% dari total jumlah remaja di Indonesia.
Sementara itu, Riskesdas 2023 menunjukkan sekitar 2?% penduduk usia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan skizofrenia. Data ini menempatkan Indonesia pada risiko masyarakat rapuh secara mental, terutama di kalangan Gen Z.
Tekanan akademik, paparan media sosial, dan ekspektasi sosial yang tinggi menjadi beberapa faktor penyebabnya. Generasi muda hari ini tumbuh dalam lanskap digital yang begitu cepat dan tak selalu ramah. Meski demikian, Veronica meyakini bahwa mereka memiliki kapasitas luar biasa untuk beradaptasi dan berkembang, asal mampu menjaga keseimbangan antara logika dan nurani.
“Kalian sekarang jauh lebih terpapar informasi dari berbagai sumber. Resiliensi kalian harus lebih kuat dari generasi kami dulu. Jangan biarkan emosi kalian melebihi akal sehat,” ujarnya kepada para Tanoto Scholars.
Veronica menyoroti pentingnya kemampuan generasi muda untuk menyeleksi informasi dan konten yang mereka konsumsi setiap hari. Ia menyebut paparan konten yang bersifat sensasional dan emosional di media sosial sebagai tantangan tersendiri dalam menjaga ketenangan batin dan kejernihan berpikir.
Alih-alih mengikuti arus konten viral yang tak mendidik, ia mendorong mahasiswa untuk memperkaya diri dengan bacaan bermutu, refleksi moral, dan dialog yang berlandaskan nilai. “Kalau mau jadi champion of good, carilah bacaan yang berkualitas. Keseimbangan antara emosi dan akal budi itu penting. Jangan sampai kehilangan akal hanya karena emosi sesaat,” tuturnya.
Pesannya sederhana namun kuat: jadikan hati nurani sebagai kompas moral, dan gunakan akal budi sebagai alat navigasi. Ini adalah fondasi penting bagi generasi muda agar tidak larut dalam gelombang dunia maya yang deras.
Membangun Perubahan lewat Kolaborasi dan Komunitas
Selain penguatan nilai individual, Veronica juga menekankan pentingnya komunitas dan dukungan sosial dalam membentuk karakter dan semangat perubahan. Dalam pandangannya, seseorang tidak bisa menjadi agen perubahan sendirian.
“Kalau kita punya teman yang mendukung moral dan pemikiran kita, satu orang saja bisa memberi dampak. Tapi kalau seribu orang bergerak bersama, dampaknya bisa jauh lebih besar,” katanya.
Ia mengajak Tanoto Scholars untuk membangun solidaritas di tengah tantangan zaman, terutama dalam memperjuangkan nilai-nilai kebaikan dan integritas yang saat ini justru semakin dibutuhkan.
Salah satu poin penting dari pidato Veronica adalah seruan untuk speak up. Menurutnya, generasi muda harus berani menyuarakan nilai-nilai kebaikan yang mereka yakini. Di tengah dominasi konten negatif dan destruktif di media sosial, suara yang berpihak pada moralitas tidak boleh diam.
“Kalau memang kita harus speak up on behalf of the morality, maka kita harus lakukan. Ini cara kita membuat perubahan,” ujarnya.
Dalam konteks inilah, peran Tanoto Scholars sebagai pemimpin muda masa depan diuji. Mereka tak hanya ditantang untuk unggul secara akademik, tetapi juga membawa nilai--dalam sikap, perkataan, dan tindakan.
Acara Tanoto Scholars Gathering 2025 berlangsung pada 24–26 Juli 2025 di Komplek RAPP, Pangkalan Kerinci, Riau. Ajang ini diikuti oleh 291 mahasiswa dari 10 perguruan tinggi mitra Tanoto Foundation, seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Riau, Universitas Hasanuddin, IPB University, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Mulawarman, Universitas Sumatra Utara.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program TELADAN--program beasiswa S1 dari Tanoto Foundation yang tidak hanya mendukung biaya kuliah tetapi juga memberikan pelatihan kepemimpinan terstruktur selama masa studi, serta pembinaan alumni.
CEO Tanoto Foundation, Benny Lee, menyebutkan bahwa tema TSG 2025, “Becoming The Champion of Good,” adalah bagian dari misi besar Tanoto Foundation untuk mencetak pemimpin masa depan yang tidak hanya kompeten tetapi juga berkarakter.
“Filosofi untuk senantiasa membawa dampak positif ini diwariskan oleh pendiri Tanoto Foundation, Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto,” ujar Benny.
Saat ini Tanoto Foundation kembali membuka pendaftaran Beasiswa TELADAN angkatan 2026, mulai 1 Juli hingga 7 September 2025. Program ini ditujukan bagi mahasiswa semester pertama dari 10 perguruan tinggi mitra Tanoto Foundation.
Mahasiswa yang lolos seleksi akan mendapatkan:
• Beasiswa penuh mencakup biaya kuliah dan tunjangan biaya hidup bulanan.
• Pelatihan kepemimpinan terstruktur selama 3,5 tahun, dari semester 2 hingga semester 8--hal ini yang membedakan TELADAN dari program beasiswa lainnya.
Penerima beasiswa, yang disebut Tanoto Scholars, juga akan memperoleh berbagai dukungan untuk meningkatkan kepemimpinan dan soft skills, termasuk:
• Dukungan finansial tambahan untuk mengikuti kompetisi, konferensi, dan sertifikasi, baik di dalam maupun luar negeri.
• Kesempatan mengikuti program pembelajaran jangka pendek, seperti summer course, student exchange, volunteering, dan program lainnya di dalam dan luar negeri.
• Kesempatan untuk magang di jaringan industri mitra Tanoto Foundation.
• Peluang untuk mendapatkan dana riset dan melakukan penelitian kolaboratif.
Setelah lulus, Tanoto Scholars akan menjadi bagian dari jaringan alumni global Tanoto Foundation yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan di dunia.
Tahun ini, mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) juga dapat mendaftar Program TELADAN, selama mereka terdaftar sebagai mahasiswa semester pertama di perguruan tinggi mitra. Informasi lengkap dan pendaftaran: bit.ly/JadiTELADAN2026
Empat kabupaten di Sulsel susun strategi komunikasi percepatan penurunan stunting bersama Pemprov, UNICEF, dan mitra untuk dukung target Indonesia Emas 2045.
Lulusan perguruan tinggi kini menjadi kelompok dengan angka pengangguran tertinggi, mencerminkan krisis kesiapan menghadapi dunia kerja.
Di Tenggarong, Kalimantan Timur, tepatnya di Desa Ponoragan, berdiri Rumah Anak SIGAP—sebuah ruang aman dan ramah anak yang mendukung tumbuh kembang anak
Belajar bersama anak menjadi wujud cinta seorang ayah di Hari Anak Nasional, menciptakan momen hangat, penuh makna, dan ikatan yang semakin erat.
Pemaparan ini dilakukan dalam Konferensi Regional Jaringan Asia-Pasifik untuk Anak Usia Dini (Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood/ARNEC) 2025 yang baru saja diselenggarakan.
Creativepreneurship adalah pendekatan bisnis yang tidak hanya bertumpu pada nilai-nilai kepemimpinan inklusif, empati sosial, dan kesetaraan akses.
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan meyakini langkah Polri dalam menangani laporan kekerasan akan lebih cepat, tepat dan berpihak kepada korban.
Wamen Veronica menyebut masih terdapat tantangan dan permasalahan yang dihadapi Jakarta yang memengaruhi pola hidup masyarakat termasuk perempuan dan anak.
Penyangkalan tersebut membuat orang tua menyekolahkan anaknya ke sekolah reguler.
Pendampingan usaha dan pemberdayaan perempuan akan terus diperkuat yang dapat menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved