Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Punya kulit gelap tidak perlu minder. Ternyata, itu ada kelebihannya tersendiri. Dokter spesialis kulit dan kelamin I Gusti Nyoman Darmaputra mengungkapkan orang yang memiliki kulit gelap tau swao matang lebih tahan terhadap cuaca panas ekstrem dibandingkan orang berkulit putih.
"Kulit gelap atau sawo matang cenderung lebih tahan terhadap panas karena secara alami sudah ada sel melanin (pigmen yang memberi warna pada kulit, rambut, dan mata) dari melanosit (sel penghasil melanin) sebagai tabir surya yang melindungi," ujar Darmaputra di Jakarta, Kamis (27/4).
Ia menjelaskan bahwa, pada orang berkulit gelap, melanosom atau tempat penghasil melanin akan memproduksi pigmen melanin yang lebih banyak. Dengan begitu, bila terkena panas, kulit akan menggelap lebih dulu sebagai bentuk proteksi.
Baca juga: Makanan Ini Bisa Bantu Anda Terhindar dari Kerusakan Kulit Akibat Sinar UV
hal tersebut, lanjutnya, tidak terjadi pada orang berkulit putih.
Oleh karena itu, orang dengan kulit putih lebih rentan dengan efek yang ditimbulkan cuaca panas ekstrem. Gejala yang ditimbulkan bisa berupa muncul kemerahan pada kulit, perih, bahkan bisa sampai melepuh persis seperti luka bakar.
Baca juga: Indeks UV di Indonesia Sedang Tinggi, Warga Disarankan Pakai Tabir Surya SPF Minimum 30
"Kalau intensitas paparan panasnya tinggi, misalnya di siang hari, efek tersebut bisa muncul," tutur pemilik klinik spesialis kulit dan kecantikan DNI Skin Center itu.
Ia pun mengimbau seluruh masyarakat untuk terus menjaga kesehatan kulit terutama saat cuaca panas ekstrem seperti sekarang. Caranya bisa dengan menggunakan pelindung standar seperti payung atau topi dan menghindari keluar rumah saat matahari sedang terik. Masyarakat juga disarankan rutin menggunakan tabir surya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. (Ant/Z-11)
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana di pekan kedua bulan Agustus 2025. Data tersebut dihimpun pada periode 11 hingga 12 Agustus 2025
CUACA ekstrem berpotensi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Senin (12/8), hujan ringan hingga lebat mengguyur sebagian besar daerah sehingga diminta warga untuk waspada
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, cerah berawan, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang
Gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah masih berlangsung dengan ketinggian 1,25-3,5 meter sehingga cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
Gelombang tinggi di perairan tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
CUACA ekstrem tak hanya menjadi ancaman di musim penghujan. Dalam beberapa hari terakhir, hujan deras hingga ekstrem kembali mengguyur sejumlah wilayah di Tanah Air,
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
BMKG kini menempatkan diri sebagai lembaga strategis berbasis sains dan teknologi yang menjadi salah satu ujung tombak pembangunan dan kebijakan nasional.
Warga DKI Jakarta hari ini, Kamis 14 Agustus 2025, bisa menyiapkan agenda luar ruang tanpa khawatir hujan.
Berdasarkan BMKG, gempa bumi tektonik magnitudo 4.7 terjadi Rabu (13/8) sekitar pukul 08.32 WIB terletak di koordinat 7.66 LS dan 107.15 BT.
BMKG melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahap ketiga di Provinsi Riau untuk upaya preventif memperpanjang masa tanggap darurat karhutla
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved