Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Punya kulit gelap tidak perlu minder. Ternyata, itu ada kelebihannya tersendiri. Dokter spesialis kulit dan kelamin I Gusti Nyoman Darmaputra mengungkapkan orang yang memiliki kulit gelap tau swao matang lebih tahan terhadap cuaca panas ekstrem dibandingkan orang berkulit putih.
"Kulit gelap atau sawo matang cenderung lebih tahan terhadap panas karena secara alami sudah ada sel melanin (pigmen yang memberi warna pada kulit, rambut, dan mata) dari melanosit (sel penghasil melanin) sebagai tabir surya yang melindungi," ujar Darmaputra di Jakarta, Kamis (27/4).
Ia menjelaskan bahwa, pada orang berkulit gelap, melanosom atau tempat penghasil melanin akan memproduksi pigmen melanin yang lebih banyak. Dengan begitu, bila terkena panas, kulit akan menggelap lebih dulu sebagai bentuk proteksi.
Baca juga: Makanan Ini Bisa Bantu Anda Terhindar dari Kerusakan Kulit Akibat Sinar UV
hal tersebut, lanjutnya, tidak terjadi pada orang berkulit putih.
Oleh karena itu, orang dengan kulit putih lebih rentan dengan efek yang ditimbulkan cuaca panas ekstrem. Gejala yang ditimbulkan bisa berupa muncul kemerahan pada kulit, perih, bahkan bisa sampai melepuh persis seperti luka bakar.
Baca juga: Indeks UV di Indonesia Sedang Tinggi, Warga Disarankan Pakai Tabir Surya SPF Minimum 30
"Kalau intensitas paparan panasnya tinggi, misalnya di siang hari, efek tersebut bisa muncul," tutur pemilik klinik spesialis kulit dan kecantikan DNI Skin Center itu.
Ia pun mengimbau seluruh masyarakat untuk terus menjaga kesehatan kulit terutama saat cuaca panas ekstrem seperti sekarang. Caranya bisa dengan menggunakan pelindung standar seperti payung atau topi dan menghindari keluar rumah saat matahari sedang terik. Masyarakat juga disarankan rutin menggunakan tabir surya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. (Ant/Z-11)
Waspadai gelombang tinggi di perairan selatan, karena berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
Cuaca ekstrem kembali berpotensi di tujuh daerah di Jawa Tengah yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo dan Bumiayu.
Cuaca ekstrem memaksa pesawat Batik Air yang tengah menempuh rute dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) ke Bandara Silampari, Lubuklinggau, untuk kembali
Gelombang tinggi di perairan Jawa Tengah juga menjadi ancaman serius terhadap kegiatan pelayaran karena cukup berisiko tinggi.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
Bibit siklon 97W terpantau di Samudra Pasifik utara Papua dengan kecepatan angin 20 knot dan tekanan udara minimum 1000 hPa, bergerak ke arah barat laut.
Berdasarkan catatan BPBD Kendal ancaman banjir rob masih menjadi momok bagi ribuan keluarga di Kabupaten Kendal, setidaknya ada 7 desa/kelurahan di 3 kecamatan.
38 kota besar di Indonesia akan mengalami potensi hujan ringan, hujan sedang, hujan disertai dengan petir, berawan, dan berawan tebal yang akan melanda
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Selasa 1 Juli 2025.
Bibit Siklon Tropis 98W diperkirakan masih terpantau di Samudra Pasifik Timur Filipina yang mana sistem ini membentuk daerah penambatan kecepatan angin atau konvergensi
BMKG merilis prakiraan cuaca Senin, 30 Juni 2025. Hujan sedang hingga lebat disertai petir berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
Memasuki siang hari, sebagian besar Jakarta mulai turun hujan kecuali Jakarta Barat yang akan berawan dan Kepulauan Seribu yang akan turun hujan disertai petir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved