Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
INFEKSI human pappilomavirus (HPV) bisa sembuh sendiri namun kemungkinan menjadi infeksi menetap lebih besar pada perempuan berusia 30 tahun ke atas. Hal itu diungkapkan dokter obstetri dan ginekologi dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Andry.
"Infeksi virus HPV tidak memiliki pengobatan antivirus yang spesifik. Infeksi ini bisa sembuh sendiri dengan bantuan imunitas tubuh," ungkap Andry dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (12/4).
Andry menambahkan sebagian besar infeksi HPV tidak bergejala namun ada beberapa yang menimbulkan gejala berupa kutip pada alat kelamin atau bagian tubuh lain.
Baca juga: Vaksin HPV untuk Anak Efektif Cegah Kanker Serviks
Karena infeksi awal HPV tidak bergejala, Andry menyebut pencegahan sangat penting dilakukan, salah satunya dengan melakukan vaksinasi HPV.
Vaksinasi dapat mencegah infeksi HPV, yang menyebabkan terjadinya kanker serviks invasif.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan dosis vaksinasi HPV pada anak perempuan berusia sembilan hingga 14 tahun sebanyak dua dosis, sementara pada perempuan berusia di atas 18 tahun diberikan tiga dosis.
Baca juga: Single Partner Juga Berisiko Terinfeksi Virus HPV
Vaksin HPV pada umumnya dapat diterima dengan baik oleh para penerimanya dan reaksi paling sering terjadi setelah vaksinasi berhubungan dengan tempat penyuntikkan seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan yang hanya bersifat sementara.
"Antibodi atau kekebalan yang ditimbulkan dari vaksinasi HPV memberikan perlindungan jangka panjang dan berlangsung lama," tegas Andry.
Vaksinasi HPV akan bermanfaat maksimal pada seseorang yang belum pernah melakukan hubungan seksual. Namun, hal itu tidak berarti vaksin tidak bermanfaat bagi perempuan yang sudah menikah atau pernah berhubungan seksual.
"Vaksin ini juga bermanfaat karena belum tentu seseorang tersebut pernah terpapar oleh virus HPV dengan strain (jenis) yang dapat dicegah oleh vaksin," kata Andry.
Dia menyarankan perempuan yang sudah aktif secara seksual, sebelum mendapatkan vaksin HPV untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan kebidanan serta melakukan pemeriksaan organ kewanitaan terlebih dahulu.
Bagi mereka yang aktif secara seksual dan telah menerima vaksin, Andry menyarankan agar melakukan skrining atau deteksi dini rutin karena 30% kasus kanker serviks disebabkan oleh jenis HPV yang tidak dapat dicegah oleh vaksin.
Skrining termasuk sebagai pencegahan sekunder kanker serviks untuk mendeteksi keberadaan sel-sel abnormal, lesi prakanker, dan kanker serviks, namun, tidak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV.
Andry menilai skrining penting dilakukan karena kanker serviks stadium awal tidak bergejala.
Apabila ada gejala yang timbul, imbuh dia, maka biasanya menandakan kanker serviks sudah mencapai tahap lanjut.
Jika kanker serviks telah terdeteksi dini (tahap lesi prakanker atau stadium awal), kemungkinan bisa ditangani dengan tuntas dan tingkat kesembuhannya akan sangat tinggi.
"Skrining kanker serviks tetap diharuskan walaupun sudah mendapat vaksinasi HPV," pungkas Andry. (Ant/Z-1)
INFORMASI soal vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang menyebabkan kemandulan dibantah oleh dokter kandungan.
Vaksinasi sebelum aktivitas seksual dapat mencegah hingga 90% kanker terkait HPV, sementara pada wanita yang sudah aktif secara seksual, vaksin tetap mengurangi risiko kanker serviks.
Banyak ibu menyusui ragu untuk menerima vaksin karena kekhawatiran terhadap dampaknya bagi bayi. Simak panduan lengkap vaksinasi yang aman.
Isu mengenai vaksin human papillomavirus (HPV) yang bisa menyebabkan kemandulan hingga menopause dini merupakan kabar yang tidak benar atau hoaks.
Human papillomavirus (HPV) merupakan penyebab utama kanker serviks yang setiap tahunnya merenggut ribuan nyawa perempuan di Indonesia.
Dalam waktu singkat, lebih dari 5 juta remaja perempuan Indonesia telah menerima vaksin HPV.
Vaksin HPV memberikan kesempatan bagi tubuh untuk membangun respon imunitas terhadap beberapa tipe HPV.
Kanker serviks merupakan penyakit ganas yang menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian akibat kanker di kalangan wanita di Indonesia.
Mulai tahun 2025 layanan skrining HPV DNA akan diintegrasikan dalam program pemeriksaan kesehatan gratis.
Saat bicara tentang kesehatan reproduksi dengan anak, Nana Mirdad mengatakan, orangtua lebih baik menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) menegaskan komitmen untuk mengeliminasi kanker serviks. Strategi tersebut mencakup tiga pilar utama termasuk vaksinasi HPV.
Tahukah Anda bahwa melahirkan secara normal berulang kali dapat meningkatkan risiko tertular atau menularkan virus ini?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved