Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
MENGHANGKATKAN makanan bersantan ternyata berpotensi buruk bagi kesehatan. Hal itu dikatakan Pakar Nutrisi Widya Fadulla
"Makanan bersantan itu mengandung lemak tinggi. Nah, prinsip lemak itu, kalau dia semakin mencapai titik didih, semakin lama dia diproses, makin dia menimbulkan rasa nikmat dan gurih," kata Widya, dikutip Selasa (11/4).
"Meski begitu, tidak disarankan makanan bersantan dipanaskan kembali," lanjut lulusan Universitas Indonesia itu.
Baca juga : Anda Punya Alergi? Perhatikan Obat yang akan Anda Konsumsi
Menurut Widya, meski mengandung lemak tinggi, makanan bersantan tetap memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, mineral, dan zat besi.
Namun, jika makanan bersantan dihangatkan kembali, terlebih secara berulang, hal itu akan merusak nutrisi-nutrisi yang ada dan menyebabkan kandungan lemak jahat bertambah.
Jika Anda kerap mengonsumsi makanan bersantan yang telah dipanaskan berulang kali, bisa menyababkan Anda mengalami sejumlah masalah kesehatan, termasuk pada pencernaan.
Baca juga : Warga Diingatkan Atur Asupan Gizi Saat Bekerja
"Biasanya, mengonsumsi makanan bersantan yang telah dipanaskan berulang kali bisa menyebabkan sakit perut, perut kembung, GERD, dan lain sebagainya," kata Widya.
Mayoritas masyarakan Indonesia terbiasa memasak makanan olahan bersantan dalam porsi besar dan akan menyantapnya beberapa waktu ke depan.
Widya kemudian memberi tips menghangatkan makanan bersantan menggunakan microwave karena meski nutrisinya hilang setidaknya jumlah lemak jahat yang bertambah bisa diminalisasikan.
Baca juga : Menu Sarapan Anak Indonesia Ternyata Minim Asupan Omega 3 dan 6
"Ketika kita memanaskan dengan kompor, itu kadang tidak merata panasnya, kalau microwave panasnya biasanya stabil dan lebih baik juga pada proses pembunuhan bakteri," pungkas Widya. (Ant/Z-1)
Memasuki usia 50 tahun, penting untuk lebih selektif dalam memilih makanan. Simak daftar 10 jenis makanan yang perlu dihindari.
Jepang dikenal luas sebagai salah satu negara dengan masyarakat tersehat di dunia.
Data terbaru Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat bahwa 19,7% anak usia 5–12 tahun dan 14,3% anak usia 13–18 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Diabetes melitus dan obesitas dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu yang signifikan.
Semua upaya menjaga keamanan pangan dimulai dari satu hal sederhana: kebersihan.
Di Jakarta Fair 2025, produk makanan masih menjadi primadona bagi para pengunjung.
Jaja Mihardja mengalami sejumlah penyakit seperti infeksi pernapasan, infeksi ginjal, dan diabetes.
Santan adalah cairan putih yang diperoleh dari perasan parutan daging kelapa, dan memberikan rasa gurih serta tekstur kental pada masakan.
Makanan bersantan seperti opor, rendang, dan gulai memang lezat, tetapi jika dikonsumsi berlebihan, dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Sebaiknya mengonsumsi makanan olahan santan sewajarnya dan masak secukupnya
Santan sendiri adalah cairan putih yang dihasilkan dari perasan daging kelapa yang diparut dan dicampur dengan air. Makanan bersantan memiliki cita rasa gurih, kaya, dan tekstur yang lembut.
Walaupun santan kaya akan manfaat, kandungan lemak jenuh yang tinggi juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh jika dikonsumsi berlebihan, terutama terkait dengan peningkatan risiko
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved