Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
SELAMA ini terjadi miskonsepsi atau kesalahpahaman antara orangtua, guru pendidikan dasar yang yakinkan bahwa untuk menunjang pendidikan anak dari PAUD ke Sekolah Dasar (SD) maka anak harus sudah bisa baca, tulis, dan berhitung (calistung). Padahal peran anak di PAUD tidak lain hanya bermain sambil belajar yang menyenangkan tidak ada tekanan harus menguasai calistung.
Hal tersebut juga dialami Guru TK Darul Amin Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah, Neli Purwani, ia menceritakan tidak sedikit orangtua yang menuntut anak mereka bisa menguasai calistung di usia PAUD yang sedang gemar bermain.
“Untuk miskonsepsi yang terjadi di lembaga PAUD banyak orangtua peserta didik yang saat ini yang anak usia masuk ke jenjang pendidikan dasar dan diketahui oleh orangtuanya kalau anaknya belum bisa calistung maka orangtua tersebut merasa seperti ada kecemasan tersendiri,” kata Neli dalam Merdeka Belajar episode 24 di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Selasa (28/3).
Baca juga: Ubah Paradigma Calistung sebagai Kriteria Masuk SD
Alhasil, para orangtua menganggap hal itu sebuah ketertinggalan sehingga banyak orangtua yang mengambil les untuk anaknya yang justru memberikan beban bagi sang anak.
Di TK tempat Neli mengajar, miskonsepsi tersebut perlahan mulai dikikis. Yaitu dengan memberikan pemahaman dan informasi kepada orangtua yang anaknya siap melanjutkan ke jenjang sekolah dasar bahwa anak yang belum menguasai kemampuan calistung bukan sebuah keterlambatan dalam pembelajaran.
Upaya untuk memberi edukasi kepada orangtua dilakukan melalui berbagai cara. Mereka mengadakan temu konsultasi antara guru PAUD dan orangtua peserta didik yang anaknya akan memasuki pendidikan dasar di tahun tersebut.
“Kami juga menghadirkan guru SD kelas awal untuk datang ke lembaga PAUD dan bertemu dengan para orangtua didik dan guru tersebut akan menjelaskan bahwa tidak ada tuntutan calistung pada anak,” ungkapnya.
Baca juga: Kemendikbud Hapus Syarat Calistung untuk Masuk SD
Kemudian mengadakan study tour atau kegiatan kunjungan PAUD ke SD terdekat dengan tujuan anak-anak PAUD akan mengunjungi sekolah dasar dan melihat kakak-kakaknya di SD kegiatan pembelajaran di sana sehingga diharapkan nanti terwujudnya anak PAUD yang sudah siap memasuki ke jenjang pendidikan dasar.
Sementara itu di tingkat SD banyak guru juga yang terjadi miskonsepsi yang meyakini bahwa anak yang masuk SD harus sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung. Sehingga transisi dari PAUD ke SD ini harus benar-benar dibangun dan dipahami oleh semua pihak.
“Sebagian besar guru kita itu ada kesalahpahaman terkait kemampuan calistung. Sebagian besar guru SD menganggap kemampuan calistung ini adalah hal yang mutlak dimiliki anak ketika masuk SD,” kata Guru SD Inpres Purwodadi, Mamuju Tengah, Sulbar, Yasin Damang.
Yasin mengatakan telah melakukan berbagai cara untuk meluruskan kesalahpahaman ini. Ini berawal ketika mengikuti bimbingan teknis transisi PAUD ke SD di akhir tahun lalu di Makassar.
Dari sana ditemukan jawaban bahwa ternyata calistung bukan satu-satunya kemampuan anak ketika masuk ke SD. Tetapi ada kemampuan lain yang bisa dikembangkan atau dikuatkan yang dikenal dengan kemampuan pondasi.
Baca juga: Nadiem: Transisi Pendidikan PAUD ke SD Harus Menyenangkan
“Gerakan PAUD ke SD yang menyenangkan ini diharapkan tidak ada lagi miskonsepsi di antara kita. Sehingga kita harus bersinergi untuk memenuhi hak belajar murid-murid kita,” pesannya.
Neli sebagai guru PAUD dan Yasin sebagai guru SD tersebut berharap dengan diluncurkannya program Merdeka Belajar episode 24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan bisa menjadi angin segar bahwa demi menumbuhkan kegemaran anak untuk belajar sejak dini anak diberikan materi belajar sesuai porsinya.
Neli berpesan, adanya transisi PAUD ini menjadi suatu titik terang dan angin segar maka yakinkan pada diri kita bahwa harus sukseskan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan. (Iam/S-1)
Satu eks anak buah Nadiem lainnya, yakni Jurist Tan, juga sudah dipanggil Kejagung untuk diperiksa.
Pemeriksaan lanjutan ini penting. Fiona diharapkan memberikan keterangan baru kepada penyidik, yang bisa dikaitkan dengan barang bukti yang sudah disita dalam kasus ini.
Kejagung memeriksa mantan staf khusus (stafsus) Nadiem Makarim, Fiona Handayani, Jumat (13/6) untuk dimintai keterangan soal kasus dugaan korupsi pengadaan laptop chromebook
Perkara ini berkaitan dengan bantuan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi satuan pendidikan tingkat dasar, menengah, dan atas.
Indra mengatakan, pertanyaan penyidik kepada Ibrahim hampir serupa dengan pemeriksaan staf khusus eks Mendikbudristek Nadiem Makarim, Fiona Handayani.
Pemanggilan saksi dalam kasus ini merupakan kewenangan penyidik. Saat ini, tim pemeriksa masih sibuk memanggil saksi yang sudah dijadwalkan.
TOKOH politik sekaligus mantan Ketua DPRD Buleleng, Dewa Nyoman Sukrawan, menyebut Buleleng kebobolan di rumahnya sendiri.
UNTUK menciptakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, ibu PAUD Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan Sri Widiyati Irwan menerapkan sejumlah terobosan.
Mendikbud Ristek Nadiem Makarim menyebut sudah banyak Sekolah Dasar (SD) yang menghapus kebijakan baca tulis dan hitung (calistung) sebagai syarat penerimaan peserta didik baru.
Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk meluruskan miskonsepsi di tengah masyarakat tentang kemampuan baca, tulis, hitung (calistung) pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
SETELAH menghapus syarat calistung masuk SD, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) meminta Kemendikbud-Ristek juga memperbaiki isi buku-buku teks kelas 1 SD.
KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghapus syarat baca, tulis, dan hitung (calistung) bagi anak PAUD untuk lanjut ke jenjang SD.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved