Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
PADA tanggal 4 Maret lalu adalah Hari Obesitas Sedunia, sebagaimana ditetapkan oleh Federasi Obesitas Dunia, organisasi global yang berfokus secara eksklusif pada obesitas.
Walaupun tema Hari-hari Obesitas Sedunia sebelumnya adalah seputar informasi dan pemahaman, namun tema kampanye tahun ini adalah ‘Mengubah Perspektif: Mari Kita Bicara Tentang Obesitas’.
Teme ini yang bertujuan untuk mengoreksi berbagai kesalahpahaman seputar obesitas dan untuk mengambil tindakan efektif dan kolektif.
Baca juga: 40 Persen Warga Jakarta Obesitas
Tindakan Kolektif Atasi Obesitas Sangat Penting
Regional President of Herbalife Nutrition for Asia Pacific and China, Stephen Conchie mengatakan pada poin terakhir ‘tindakan kolektif’ merupakan hal yang sangat penting.
Alasannya, karena obesitas merupakan masalah yang jauh lebih besar daripada sekedar suatu isu bagi individu-individu tertentu, yang dapat diselesaikan secara mudah cukup dengan mantra, ‘makan lebih sedikit, bergerak lebih banyak’.
“Hanya dengan melihat sekilas rak-rak di supermarket dan minimarket, menu restoran, dan melihat iklan-iklan yang terus menghujani kita setiap hari untuk menyadari bahwa obesitas seringkali adalah hasil dari kehidupan modern,” kata Conchie.
Hampir 1 Miliar Orang Hidup dengan Obesitas
Obesitas terus meningkat secara global, The World Obesity Foundation mencatat bahwa pada tahun 2020, hampir 1 miliar orang hidup dengan obesitas – hal tersebut berarti 1 dari 7 orang.
Angka tersebut diprediksi akan terus meningkat, sehingga pada tahun 2035 hampir 1 dari 4 orang hidup dengan obesitas. Hal ini mempunyai implikasi kesehatan serius, karena obesitas diasosiasikan dengan kondisi-kondisi seperti hipertensi dan diabetes, yang merupakan faktor resiko dari penyebab-penyebab utama kematian (penyakit kardiovaskuler).
Baca juga: Hisobi Minta Batas IMT Obesitas Indonesia Jadi di Atas 25
Sejumlah konsumen Herbalife Nutrition juga melaporkan bahwa mereka mengalami peningkatan berat badan sebagai akibat dari gaya hidup tidak sehat selama pandemi dalam dua tahun terakhir.
Berdasarkan temuan ‘Asia Pacific Personal Habits Survey’ yang dirilis oleh Herbalife Nutrition di wilayah Asia Pasifik. 51% dari orang-orang tersebut bertambah berat badan sebanyak tiga hingga lima kilogram, sedangkan 21% bertambah enam hingga sepuluh kilogram.
Diperlukan Diet yang Lebih Baik
Idealnya, untuk mengurangi kelebihan berat badan, kita perlu melakukan diet yang lebih baik, dengan mengurangi konsumsi makanan yang diproses dan memperbanyak buah dan sayuran beserta protein, dan menghabiskan sekitar 45 menit untuk berolahraga setiap hari.
Namun, hal tersebut lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Misalnya, data pada pusat-pusat kebugaran (gym) menunjukkan bahwa walaupun orang mendaftar dengan niat yang baik, hanya beberapa dari mereka yang terus menggunakan gym secara teratur.
Baca juga: Kelainan Genetik Bisa Sebabkan Obesitas pada Anak
Akan tetapi, apabila Anda berada dalam komunitas pendukung yang terdiri dari orang-orang dengan tujuan yang sama – yang juga ingin menerapkan gaya hidup sehat aktif, Anda dapat meningkatkan secara signifikan kemungkinan akan dapat mencapai tujuan Anda.
Sebuah studi yang dipublikasikan di British Journal of Sports Medicine menunjukkan bahwa orang-orang yang dengan teratur berjalan kaki secara berkelompok memiliki tekanan darah yang lebih rendah, detak jantung yang baik, dan kolesterol total.
Dukungan Sosial Dorong Gaya Hidup Sehat
Stephen Conchie menambahkan memang benar bahwa dukungan sosial dapat membuat perbedaan ketika kita berupaya menerapkan gaya hidup sehat.
Dukungan sosial datang dalam berbagai bentuk. Misalnya, keluarga dan teman dapat memberikan motivasi dan semangat, beserta dengan inspirasi ketika tantangan dan hambatan muncul.
“Beberapa orang memberikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari, seperti memberikan tumpangan kepada satu sama lain untuk pergi ke gym, atau menyiapkan makanan bernutrisi secara bersama-sama,” ungkap Conchie.
Baca juga: Kasus Obesitas Anak Naik, ini Penyebab dan Pencegahannya
Selain itu, orang-orang juga dapat berbagi informasi tentang kesehatan dan kebugaran, mendorong satu sama lain untuk mengadopsi dan mempertahankan rutinitas diet atau olahraga.
Dan ketika orang-orang berolahraga secara berkelompok, mereka juga cenderung untuk mempelajari gerakan atau teknik baru dan cenderung bekerja lebih keras, dengan efek menenangkan yang lebih besar daripada ketika berolahraga sendiri.
“Di Herbalife Nutrition, kami telah melihat secara langsung bagaimana keikutsertaan dalam kelompok-kelompok sosial dapat memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu orang untuk membangun konsumsi nutrisi atau aktivitas kebugaran, karena dukungan dari sesama memberdayakan mereka untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat,” terang Conchie.
Baca juga: Obesitas Jadi Bom Waktu, Kemenkes: Konsumsi Gula, Garam dan Lemak Harus Diatur
Hal tersebut utamanya didapatkan dari pengalaman dengan Nutrition Clubs yang dijalankan oleh para member independen Herbalife Nutrition, yang mengumpulkan orang-orang dengan tujuan-tujuan serupa untuk mencapai kebugaran, yang oleh karenanya, berkontribusi menciptakan rasa kebersamaan dan lingkungan sosial yang bersahabat.
Banyak dari member independen Herbalife Nutrition juga menawarkan aktivitas-aktivitas kebugaran secara berkelompok di lokasi-lokasi yang juga dikenal sebagai Fit Clubs, yang memberikan pelanggan pilihan untuk berpartisipasi dalam kelas-kelas olahraga berkelompok – baik di dalam klub maupun di luar ruangan.
Dalam Lingkungan, Turunkan Berat Badan Lebih Mudah
Dalam lingkungan tersebut, menurunkan berat badan menjadi lebih mudah. Dengan komunitas yang mendukung, mengarahkan, dan menyemangati, orang menjadi lebih berkomitmen untuk menurunkan berat badan mereka, tetap menjalani rutinitas kebugaran mereka dalam waktu yang panjang, dan tetap antusias untuk melakukan hal tersebut.
Baca juga: Hati-hati! Obesitas pada Anak Berisiko Menetap hingga Dewasa
“Hari Obesitas Sedunia bukanlah hari yang membuat kita putus asa, namun hari untuk mengakui bahwa terdapat epidemi yang masif, dan kita semua perlu bekerjasama untuk mengendalikannya," katanya.
"Bersama dengan para member independen Herbalife Nutrition, kami berkomitmen untuk membantu menangani isu kesehatan masyarakat ini dengan berbagi pengetahuan yang lebih baik dan nutrisi yang lebih baik, dan dengan membangun komunitas-komunitas yang sehat,” tutup Stephen Conchie. (RO/S-4)
KETUA Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyoroti usulan anggota DPR RI agar ada gerbong kereta api khusus untuk perokok.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Medical Check Up menjadi layanan yang paling diminati di luar negeri, menandakan potensi besar industri kesehatan domestik yang harus dioptimalkan.
Kasus Raya, anak di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi cacing menunjukkan standar kebersihan di masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
Kesehatan adalah soal ideologi, bukan sekadar urusan teknis atau statistik. Kita harus bersama bergandengan tangan membangun sistema kesehatan dengan fondasi nilai keadilan.
Berjalan cepat minimal 15 menit setiap hari dapat menurunkan risiko kematian dini hingga 20%, mengurangi risiko penyakit serius.
Obesitas berdampak pada menurunnya daya ingat, konsentrasi, hingga risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer, Parkinson, stroke, dan demensia.
Skor ini digunakan untuk mengelompokkan variasi genetik guna memprediksi karakteristik tertentu, yang dalam hal ini adalah BMI.
Ilmuwan Salk Institute menggunakan teknologi CRISPR untuk mengidentifikasi mikroprotein kunci dalam sel lemak, berpotensi jadi target terapi obesitas.
Jumlah penderita kanker hati di seluruh dunia diperkiakan hampir dua kali lipat pada 2050, jika pencegahannya tidak segara ditingkatkan.
Pola makan lebih dominan sebagai pemicu obesitas dibandingkan tingkat aktivitas fisik harian.
Hasil skrining kesehatan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi DKI Jakarta. Pada skrining itu salah satunya ditemukan 62,09% obesitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved