Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
INDONESIA dinilai berhasil dalam melakukan upaya pengendalian perubahan iklim oleh dunia interansional. Hal itu tertuang dalam dokumen Technical Annex 3rd Biennal Update Report (BUR) yang dikeluarkan oleh United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
“Kinerja Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim diakui secara internasional sekaligus merupakan kontribusi Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah kaca global," kata Direktur Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wahyu Marjaka dalam acara Sosialiasi Nilai Ekonomi Karbon, Jumat (24/3).
Wahyu membeberkan, penilaian yang dilakukan oleh UNFCCC ialah pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia melalui program REDD+ tahun 2018-2020. Dalam kurun waktu itu, Indonesia bahkan dinilai telah mengalami surplus konerja pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 577.449.160 Co2 ekuivalen.
Baca juga: Begini Cara Petani Vietnam Berkontribusi untuk Mengurangi Emisi
Selain itu, UNFCCC juga menyebut bahwa data, informasi dan metodologi capaian kinerja REDD+ Indonesia dinyatakan konsisten, lengkap akurat dan komperhensif.
"Artinya metodologi yang dilakukan untuk melakukan kinerja ini dan diverifikasi oleh internasional sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan secara trasnparan," imbuh Wahyu.
Baca juga: KLHK: Target Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca yang Lebih Ambisius Rampung sebelum 2025
Pengakuan dunia internasional terhadap kinerja Indonesia juga telah dibuktikan dengan berbagai skema kerja sama internasional secara result based payment (RBP) atau pembayaran berbasis kinerja yang telah dilakukan di berbagai provinsi. Beberapa yang telah dibayarkan ialah REDD+ Program Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) dari World Bank. Dalam program ini Kalimantan Timur akan mendapatkan pendanaan sebesar US$110 juta karena kontribusinya menekan emisi gas rumah kaca sebesar 22 juta ton CO2 ekuivalen sejak tahun 2019.
Ada pula program Bio Carbon Fund Initiative for Sustainable Forest Landscape (Bio CF-ISFL) di Provinsi Jambi. Provinsi itu mendapatkan pembayaran sebesar US$70 juta karena kinerjanya menekan emisi gas rumah kaca sebesar 14 juta ton CO2 ekuivalen.
Selanjutnya ada juga program Green Climate Fund (GCF) yang akan memberikan dana sebesar US$103,78 juta karena hasil kinerja RI menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 20,25 juta ton CO2 ekuivalen pada 2014-2016.
Adapun, dana RBP dari pemerintah Norwegia sebesar US$56 juta yang telah disalurkan ke BPDLH, digunakan untuk implementasi FOLU Net Sink dan pemenuhan taarget penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 140 juta ton CO2 ekuivalen.
"RBP ini bisa dilaksanakan dan disalurkan melalui mekanisme pembagian manfaat untuk memastikan seluruh benefit bisa secara transparan disalurkan untuk kontribusi reduksi emisi gas rumah kaca bagi pelaku usaha maupun semua stakeholder terkait," ucap dia. (Z-10)
PT Astra Agro Lestari meraih Anugerah Ekonomi Hijau berkat dua inovasi strategis di industri kelapa sawit. Dua inovasi itu meliputi teknologi methane capture dan pupuk organik Astemic.
Fenomena Hujan Carnian atau Carnian Pluvial Episode (CPE) adalah sebuah peristiwa geologis yang terjadi sekitar 232 juta tahun lalu pada periode Trias Akhir
Lewat REDD+ dan GREEN for Riau ini, pemerintah bersama jajaran pemangku kepentingan akan bekerja sama dalam menekan dan menurunkan emisi karbon.
Penerapan sistem informasi berbasis teknologi seperti SSIINas ini dapat memberikan kemudahan bagi sektor industri untuk melaporkan data emisinya secara terintegrasi.
SKK Migas mencatat Indonesia memiliki cadangan gas terbukti sebesar 54,76 Trilliun Standard Cubic Feet (TSCF).
SEKITAR 18 juta kebun sawit di Indonesia saat ini dapat memproduksi palm oil mill effluent (POME) sekitar 910 ribu ton atau setara 36 juta tCO2eq emisi gas rumah kaca.
Menperin menyampaikan industri manufaktur nasional kini ada pada titik krusial dalam menghadapi tuntutan global, terutama terkait transisi menuju energi bersih dan pengurangan emisi.
PFI akan membentuk kelompok-kelompok kerja terkait pengurangan emisi karbon yang terdiri dari perwakilan anggota PFI dan didampingi oleh para ahli yang berasal dari ACEXI.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
KESADARAN terhadap konsep bangunan hijau sudah seharusnya menjadi bagian dari tanggung jawab bersama dalam menjaga bumi.
PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina berkomitmen mendukung pengurangan emisi melalui program Penghijauan Bumi.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong agenda transisi industri menuju industri hijau yang keberlanjutan dan rendah emisi karbon di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved