Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Peduli Iklim, Kolaborasi PFI dan ACEXI bentuk Philanthropy Net Zero

Media Indonesia
09/8/2025 18:33
Peduli Iklim, Kolaborasi PFI dan ACEXI bentuk Philanthropy Net Zero
Ilustrasi(Dok Ist)

PERHIMPUNAN Filantropi Indonesia (PFI) bersama Association of Carbon Emission Experts Indonesia (ACEXI) berkolaborasi menggelar sesi diskusi bertajuk “Memimpin Filantropi Menuju Net Zero: Dari Kesadaran ke Aksi Kolektif untuk Membangun Komitmen Filantropi Indonesia” hari ini sebagai bagian dari rangkaian Festival Filantropi Indonesia 2025 (FIFest 2025) di Hotel Borobudur, Jakarta. Diskusi ini bertujuan memperkuat pemahaman para peserta terkait pendekatan berbasis alam (nature-based solutions), penghitungan emisi karbon, serta peluang kemitraan lintas sektor dalam pembiayaan program transisi hijau.

Sesi ini diadakan untuk menjawab tantangan besar yang dihadapi sektor filantropi dalam mendukung agenda iklim nasional, mulai dari minimnya kesadaran teknis hingga ketiadaan panduan kolektif dalam menyusun strategi transisi rendah karbon. Namun, sesi ini juga menyoroti peluang besar yang dapat dimanfaatkan, termasuk meningkatnya kesadaran publik, kekuatan jaringan PFI, dan dukungan teknis dari berbagai mitra.

FIFest 2025 merupakan forum dua tahunan berskala internasional yang bertujuan merayakan capaian dan memperkuat kolaborasi dalam sektor filantropi. Tahun ini, urgensi krisis iklim menjadi sorotan utama, seiring dengan komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero Emissions pada 2060 atau lebih cepat.

Dalam acara ini, PFI dan ACEXI juga menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding – MoU) untuk memulai sebuah kolaborasi strategis untuk membangun kesadaran dan kapasitas anggota-anggota PFI dan pihak swasta terkait untuk memiliki komitmen dan memulai upaya pengurangan emisi karbon. MoU ini ditandatangani oleh Rizal Algamar, Ketua Badan Pengurus PFI, dan Lastyo Kuntoaji Lukito, Ketua Umum ACEXI. 

Melalui forum ini, PFI juga memperkenalkan PFI Net Zero Commitment Charter, sebuah inisiatif strategis yang bertujuan membangun komitmen kolektif anggota dan mitra PFI dalam mendukung pengendalian perubahan iklim yang inklusif dan berbasis komunitas. Inisiatif ini akan didukung penuh oleh ACEXI dengan menyediakan sumber daya manusia yang mumpuni dan kompeten serta program-program pendampingan yang efektif dalam membantu anggota-anggota PFI maupun komunitas filantropi dalam upaya mencapai net zero. 

Sebagai Langkah awal, PFI akan membentuk kelompok-kelompok kerja terkait pengurangan emisi karbon yang terdiri dari perwakilan anggota PFI dan didampingi oleh para ahli yang berasal dari ACEXI. Dalam acara ini juga dilakukan penyerahan sertifikat netral karbon penyelenggaraan acara ini bagi penyelenggara yaitu PFI.

“Ada 240 anggota PFI dan 280 mitra & jaringan dengan 8.048 partisipan program rutin saat ini yang memiliki peran penting dalam menjembatani kesenjangan pembiayaan, memperkuat kapasitas lokal, dan mempercepat inovasi yang berpihak pada keadilan iklim. Mendukung pembiayaan dan program transisi rendah karbon, termasuk pendekatan berbasis alam dan perhitungan emisi karbon, bukan hanya berdampak langsung pada pengurangan risiko iklim, tetapi juga menciptakan manfaat ekonomi jangka panjang, ketahanan sosial, dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Rizal Algamar, Ketua Badan Pengurus PFI.

Lastyo K. Lukito, Ketua Umum ACEXI menambahkan, “Transisi menuju Net Zero bukan hanya keharusan strategis, tetapi juga etis. Dengan kapasitas anggota yang mumpuni dalam pengendalian perubahan iklim terutama terkait emisi karbon, ACEXI mengambil peran penting bersinergi dan berkolaborasi dengan Perhimpunan Filantropi Indonesia menjadi katalis perubahan yang mampu menggerakkan sektor swasta dan komunitas dalam mendukung target iklim nasional dan mendorong pembangunan berkelanjutan. MoU antara Acexi dengan FPI mencakup kerjasama pemilihan lokasi kerja, pembuatan kelompok-kelompok kerja di PFI working group untuk mengembangkan peta jalan (road map) serta kolaborasi dengan masyarakat secara kolektif dan masif.”

Lastyo juga menyinggung gagasa Rizal Algamar yang sangat visioner dengan melihat peluang sumber daya cukup stabil di Indonesia dengan menyatukan berbagai program dari pemerintah, lembaga dan dukungan masyarakat serta peran media. 

Dalam diskusi, Wahyu Marjaka yang mewakili  Ary Sudijanto Deputi Bidang Pengendalian Iklim dan Tata Kelola Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa kehadiran dan peran PFI bisa mengurangi ketergantungan terhadap bantuan-bantuan dari luar negeri. Sebab selama ini program net zero karbon berasal dari luar negeri. Dan kemudian menjadi sebuah ketergantungan. 

“Untuk membangun independensi, salah satunya dengan dukungan asosiasi filantropi. Asosiasi ini bisa berperan untuk menyatukan berbagai program baik dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Penguatan filantropi untuk net zero karbon di setiap wilayah Indonesia bisa menggiatkan perekonomian sebab potensinya bisa mencapai US$15 miliar hingga US$17 miliar,” demikian tambah Bapak Wahyu Marjaka. 

Dalam FIFest 2025 ini, ACEXI juga berpartisipasi dalam Backyard Area Exhibition dengan membangun booth yang bertujuan mengajak para pengunjung FIFest 2025, terutama perwakilan dari yayasan-yayasan anggota PFI dan korporasi, untuk serius memikirkan isu berkelanjutan dengan mulai melakukan upaya-upaya mengurangi emisi karbon dalam rangka memitigasi perubahan iklim. (H-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya