Rabu 22 Maret 2023, 06:30 WIB

Masa Reproduksi Terbaik Perempuan: Usia 33 Tahun

Basuki Eka Purnama | Humaniora
Masa Reproduksi Terbaik Perempuan: Usia 33 Tahun

sheknows
Ilustrasi

 

DOKTER spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi dan reproduksi Mila M mengatakan usia 33 tahun menjadi waktu reproduksi terbaik perempuan karena setelah itu cadangan ovarium akan semakin menurun.

"Ketika sudah diperbolehkan dari Undang-undang Perkawinan untuk mempunyai anak sekitar usia 20 tahun ke atas, itu adalah masa-masa yang sangat baik untuk bereproduksi. Golden age-nya 33 tahun, lalu akan menurun dengan meningkatnya usia," ujar Mila, dikutip Rabu (22/3).

Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Cipto Mangunkusumo itu mengatakan seorang perempuan dilahirkan dengan cadangan ovarium atau sel telur dengan jumlah yang tetap dan tidak akan bisa bertambah sepanjang usia reproduksinya. Cadangan ovarium itu mengacu pada jumlah dan kualitas sel telur seorang perempuan, yang sangat erat kaitannya dengan potensi reproduksi.

Baca juga: Cakupan KB Nasional Baru Jangkau 26 juta Pasangan

Saat lahir, perempuan mempunyai sekitar 2 juta sel telur. Lalu, menjelang pubertas atau akan menstruasi jumlahnya menjadi sekitar 450.000 hingga 500.000. Saat menstruasi, sebanyak 1.000 sel telur akan ikut dalam proses menstruasi walaupun hanya ada satu yang akan berovulasi.

Dengan demikian, sambung Mila, setiap bulan bahkan per tahun cadangan ovarium seorang perempuan pasti akan semakin menurun dan ini akan terus berlanjut. Inilah sebabnya semakin tinggi usia perempuan maka semakin turun jumlah cadangan ovariumnya.

Data menunjukkan, pada usia 37 tahun cadangan telur tersisa sekitar 25.000.

Baca juga: Laki-Laki Harus Terlibat untuk Turunkan Angka Kematian Ibu

"Kalau sudah 35 tahun atau 40 tahun kita harus berhati-hati karena yang berkurang bukan hanya masalah jumlah, tetapi, juga kualitasnya akan sangat terpengaruhi dengan makin meningkatnya usia," ujar Mila.

Selain usia, ada juga sejumlah faktor yang dapat menurunkan cadangan ovarium yakni terkait langsung dengan kerusakan ovarium misalnya kemoterapi pada pasien dengan kanker dan adanya kista cokelat yang akan mengurangi jumlah sel telur.

"Kista cokelat akan membunuh sel-sel telur besar sehingga terjadi pengambilan berlebihan dari sel telur yang merupakan cadangan ovarium. Makin lama dia akan makin cepat habis sehingga pada usia yang sama, pada pasien dengan endometriosis atau kista cokelat, cadangan ovariumnya lebih rendah," jelas Mila.

Di sisi lain, stres tidak menyebabkan cadangan ovarium berkurang, tetapi, mungkin terjadinya peningkatan radikal bebas yang tinggi akan mempengaruhi kualitas sel telur.

Mila mengingatkan pada mereka yang hamil di usia di atas 33 tahun, misalnya 35 tahun, ada risiko terjadinya masalah kehamilan seperti abortus atau keguguran karena dinding rahimnya kurang dipersiapkan dengan baik pada awal kehamilan dan terjadinya pre-eklampsia atau perkembangan janinnya yang terhambat. (Ant/Z-1)

Baca Juga

Dok. Ukrida

Ukrida dan BPK Penabur Pererat Kolaborasi Bidang Pendidikan untuk Membangun Negeri  

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Kamis 01 Juni 2023, 22:36 WIB
Keduanya pun akan menjalin kolaborasi ikut mencerdaskan bangsa melalui pendidikan generasi...
Dok YPPDB

Ayep Zaki Dorong Kompetensi Nazhir Wakaf Wujudkan Kemaslahatan Bangsa

👤Media Indonesia 🕔Kamis 01 Juni 2023, 21:40 WIB
Nadzir wakaf ialah para pemegang amanat yang bertugas untuk memelihara dan mengurus harta wakaf, sesuai dengan wujud dan tujuan wakaf...
Freepik

Gerakan Senam Kegel Pria Dijamin Ampuh Atasi Masalah Ranjang

👤Meilani Teniwut 🕔Kamis 01 Juni 2023, 20:40 WIB
Cara senam kegel yang benar bisa dilakukan sendiri di rumah. Ada sejumlah gerakan yang penting untuk...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya