Jumat 17 Maret 2023, 09:00 WIB

Anak Korban Perundungan Rentan Depresi

Basuki Eka Purnama | Humaniora
Anak Korban Perundungan Rentan Depresi

Medcom
Ilustrasi

 

PSIKOLOG dari Universitas Indonesia Rose Mini Agus Salim mengatakan anak yang mendapatkan tekanan, seperti perundungan atau mendapat sesuatu yang tidak nyaman dalam kehidupan, bisa merasakan stres berkepanjangan hingga berujung depresi.

"Kalau tidak ada teman atau lingkungan yang bisa membantu dia untuk melakukan sesuatu terhadap masalah dan dia juga tidak bisa menyelesaikan masalah itu, dia bisa saja menjadi stres yang berkepanjangan, bisa depresi," kata Rose Mini, dikutip Jumat (17/3).

Stres yang berkepanjangan terjadi karena kemampuan dan pengalaman anak masih sedikit dalam mengatasi dan menghadapi masalah serta tidak tahu cara menyelesaikannya sendiri. 

Baca juga: Ini Pentingnya Relasi Sosial dalam Menekan Risiko Depresi

Dosen Fakultas Psikologi UI itu mengatakan anak memiliki cara untuk mempersepsikan stres dengan cara berbeda-beda bergantung dari pengalaman dan apa yang pernah dia lihat untuk menyelesaikan masalahnya tersebut dan cenderung berdampak bisa melakukan apa saja yang menurut pemikiran anak adalah baik.

"Kalau masalah yang berat sekali dan dia tidak bisa minta bantuan dan lingkungan, bisa menjadi sesuatu yang berat untuk dia. Stres itu bisa berdampak juga pada anak yang tidak bisa mengatasi masalah, anak-anak itu cenderung melihat apa yang dipikir baik sebagai jalan pintas dari masalah tersebut," kata Rose.

Tontonan yang dikonsumsi anak juga bisa berpengaruh terhadap persepsi anak dalam menyelesaikan masalah. Misalnya, menonton film atau konten di media sosial berisi orang bunuh diri karena mengalami masalah, anak bisa saja menilai itu adalah cara menyelesaikan masalah.

Baca juga: Kenali Serba Serbi Trauma Termasuk Pertolongannya

Anak yang mengalami stres berkepanjangan akan mengalami perubahan perilaku, seperti menarik diri dari lingkungan, tidak mau bergaul dengan teman sebayanya dan tidak nafsu makan. 

Jika melihat perilaku anak berubah, orangtua atau guru harus menanyakan apa yang terjadi pada anak untuk memvalidasi perasaannya.

Rose menilai orang-orang yang berada di sekitar anak perlu memahami isu depresi pada anak karena anak belum bisa menceritakan kesedihannya secara terbuka kepada orang lain.

"Melalui perilakunya yang berbeda, kita mulai bisa kemudian menanyakan hal itu. Kadang-kadang anak sudah menceritakan, tapi, kemudian kita mengatakan 'Tidak usah dipikirkan atau 'Tidak usah didengar'. Masalahnya, tidak semudah itu bagi seorang anak," kata Rose.

Validasi perasaan tidak nyaman pada anak adalah penting agar perasaan itu tidak membekas. Anak perlu dibantu untuk menjawab siapa orang-orang yang merundung atau apa yang membuatnya merasa tidak nyaman. (Ant/Z-1)

Baca Juga

Ist

Pelajar SD di Jakarta Dapat Literasi Tentang Media Televisi dan Media Sosial 

👤mediaindonesia.com 🕔Rabu 22 Maret 2023, 23:25 WIB
Literasi yang diikuti pelajar sekolah dasar ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan membaca, dan edukasi tentang pemanfaatan konten di...
dok.ist

Masuki Ramadan, GGN Gelar Tata Cara Shalat Tarawih di Mojokerto

👤mediaindonesia.com 🕔Rabu 22 Maret 2023, 22:26 WIB
SUKARELAWAN Ganjar Pranowo yang tergabung dalam Gus-Gus Nusantara (GGN) Jawa Timur kembali melakukan kegiatan positif untuk...
Ist

Pyridam Farma Turut Edukasi Masyarakat tentang Obat Sirop yang Aman

👤mediaindonesia.com 🕔Rabu 22 Maret 2023, 22:14 WIB
BPOM telah menegaskan bahwa obat sirop sudah terbebas dari risiko tercemar dan aman untuk digunakan baik untuk anak-anak dan orang...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya