Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KEMENTERIAN Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengaku miris maraknya konten menyakiti diri sendiri di kalangan anak, bahkan ada yang meninggal. Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil Kemenpppa Endah Sri Rejeki mengatakan sudah saatnya literasi digital untuk anak harus lebih digencarkan.
Sesuai Pasal 56 (1) Undang-Undang Perlindungan Anak menegaskan kewajiban pemerintah mengupayakan dan membantu anak mengakses informasi lisan atau tertulis sesuai dengan tahapan usia dan perkembangan anak. Namun perlu dipastikan akses informasi yang diberikan harus sesuai dengan mandat Konvensi Hak Anak yang memperhatikan kelayakan, tidak mengandung unsur kekerasan, perundungan dan pornografi.
Informasi Layak Anak, kata Endah, yaitu informasi yang sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usia anak, bersifat melindungi anak dan kesehatan mental anak, tidak mengandung muatan pornografi, kekerasan dan sadisme, tidak menggunakan anak sebagai bahan eksploitasi, bernuansa positif dan memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak.
Baca juga: Belajar Matematika Juga Bantu Kembangkan Soft Skill Anak
"Ini tugas bersama, baik itu orangtua, keluarga, Pemerintah, masyarakat, dan media,” tegas Endah dalam keterangannya, Selasa (14/03).
Anggota dari Siberkreasi Loina Lalolo Perangin-angin menyebutkan bahwa satu hal penting saat ini dilakukan selain literasi digital adalah fokus pada peningkatan konten positif.
Baca juga: Kampanye ‘Ayo Makan Seafood’ Menyasar 15 Ribu Siswa Sekolah Dasar
“Berita dengan konten negatif sudah banyak tersebar di media khususnya media sosial. Harus lebih banyak berita dan konten positif, bisa yang sifatnya edukasi. Anak juga harus dilatih untuk ketrampilan berpikir kritis. Anak-anak yang terpengaruh negatif dari internet salah satunya mengalami gangguan mental, kemampuan fokus menurun, cyberbullying merajalela dan banyak yang terpapar pornografi. Jaga keamanan keluarga saat online,” ucap Loina. (Z-3)
Selain dukungan dalam bentuk kebijakan, efektivitas sistem perlindungan perempuan dan anak sangat membutuhkan political will dari para pemangku kepentingan.
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Program Lab Komputer Keliling (Lakoling) yang hadir sebagai solusi nyata menjembatani kesenjangan akses teknologi dan literasi digital, khususnya di wilayah 3T.
Kegiatan bertema Socialization and Workshop of IT-Based Good Governance, Machine Learning, and Renewable Energy for Indonesian Migrant Workers, ini digelar selama tiga hari.
Antisipasi dampak negatif globalisasi: pelajari strategi jitu hadapi tantangan ekonomi, sosial, dan budaya. Siap menghadapi perubahan dunia? Klik di sini!
Globalisasi tak terhindarkan? Pelajari cara menangkal dampak negatifnya bagi ekonomi, sosial, & budaya. Tips ampuh untuk Indonesia & bisnismu!
Globalisasi tak terhindarkan, tapi dampak negatifnya bisa dicegah! Pelajari cara cerdas menghadapinya, lindungi budaya lokal, dan raih manfaatnya. Klik sekarang!
LITERASI digital menjadi aspek krusial dalam menghadapi era teknologi informasi yang terus berkembang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved