Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Butuh Kerja Keras Tekan Angka Stunting

M. Iqbal Al Machmudi
16/2/2023 20:59
Butuh Kerja Keras Tekan Angka Stunting
Petugas memberikan vaksin polio tetes kepada balita di Sub Posyandu Kampung Baru, Kota Medan, Sumatra Utara, Selasa (14/2/2023).(ANTARA/YUDI)

UNTUK menurunkan angka stunting hingga 14 persen seperti dicanangkan pemerintah, butuh kerja ekstra keras. Sosialisasi masif kepada para ibu muda dan calon pengantin harus pula digencarkan.

"Untuk sampai 14 persen butuh kerja ekstra yang melibatkan semua pihak tidak saja pemerintah pusat tapi juga Pemda hingga aparat desa. Dari sisi realita sudah cukup bagus dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen. Ini buah kolaborasi dan kerja keras," kata Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo, Kamis (16/2).

Seperti diketahui, pemerintah berhasil menurunkan angka stunting dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022. Pada 2024, pemerintah menargetkan angka stunting di Tanah Air turun menjadi 14 persen.

Baca juga: Kemenkominfo Ajak Masyarakat Bergerak Bersama Menjaga Data Pribadi

Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, pada 1.000 hari pertama usia anak, harus betul-betul tercukupi gizinya untuk mencegah stunting. Namun, pada anak usia 2 tahun yang mengalami stunting, kesembuhannya tidak bisa maksimal.

"Mungkin hanya sekitar 20 persen saja. Untuk itu, agar semua pihak memberi perhatian serius atas kasus ini. Di Indonesia sendiri ada enam provinsi yang angka stunting-nya tinggi, yaitu Papua, Papua Barat, Sulawesi Barat, NTB, Sumatera Barat, dan Kaltim," ujarnya.

Di atas 2 tahun, peluang untuk sembuh dari stunting dinilai cukup berat sekitar 20 persen saja. Selama satu setengah tahun harus fokus pada dua hal. Pertama, promotif preventif stunting kepada ibu-ibu muda dan calon-calon pengantin. Kedua, kita fokus juga ke 1000 hari pertama dari mulai dinyatakan positif hamil sampai 2 tahun.

"Kita dampingi terutama dari keluarga miskin. Siapa yang dampingi, ya kepala desa, RT/RW, dan Posyandu. Kita bisa bergotong royong," pungkasnya. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya