Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Ibu Muda Lecehkan 17 Anak Diduga Derita Penyimpangan Seksual

Imam Fachdrian Rachmat
14/2/2023 14:33

KASUS pelecehan seksual di Indonesia seperti tidak ada habisnya. Hampir setiap tahun sepertinya kita mendengar adanya kasus itu di berbagai wilayah. Biasanya korban pelecehan seksual ialah perempuan dan jarang sekali terjadi pada laki-laki.

Namun, kasus kali ini bisa dibilang unik dan cukup berbeda. Kenapa? Karena kasus pelecehan seksual justru dilakukan ibu muda asal Jambi yang masih berusia 25 tahun. 

Aksi pelecehan dilakukan di dalam rumahnya dengan modus membuka rental Playstation untuk mengundang anak-anak datang. Kejadian ini dilakukan pada anak laki-laki dan perempuan yang berkunjung ke rental Playstation pelaku.

Baca juga: Guru Berstatus Kontrak Diduga Lecehkan Murid, Disdik DKI Perketat Evaluasi

Modusnya dilakukan dengan mengiming-imingi tambahan jam bermain Playstation, tapi dengan persyaratan. Anak laki-laki harus memegang payudara korban dan anak perempuan menonton video porno yang disuguhkan. 

Bejatnya lagi, ibu muda ini juga meminta anak-anak ini untuk mengintip pelaku saat sedang bersetubuh dengan suaminya. Kejanggalan yang terus terjadi ini akhirnya tercium warga sekitar dan dilaporkan ke pihak kepolisian.

Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan sang ibu ternyata mengidap penyimpangan seksual. Hal itu juga dibenarkan suami pelaku yang mengatakan pelaku sering kali berperilaku berbeda saat berhubungan seksual. 

Karena perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal tentang perlindungan anak dan diancam hukuman minimal 5 tahun penjara dan paling lama 15 tahun penjara.

Mengenal penyimpangan seksual

Dalam dunia psikologi, penyimpangan seksual dikenal dengan istilah paraphilia. Biasanya para pengidap penyimpangan seksual mempunyai gairah seksual yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Hal itu terjadi secara berulang dan terkadang sulit dikendalikan pelakunya.

Gairah seksual yang berbeda ini biasanya diperlukan pelaku untuk mencapai kepuasan. Berbeda dengan manusia pada umumnya, biasanya untuk mencapai kepuasan itu, mereka memerlukan barang, situasi, dan target tertentu. 

Jika dilakukan tanpa hal tersebut, pengidap penyimpangan seksual biasanya akan terganggu hubungan sosialnya dengan masyarakat lainnya.

Namun, tidak semua penyimpangan seksual bisa dikatakan gangguan psikologis. Beberapa penyimpangan seksual masih dapat dikendalikan pengidapnya sehingga tidak mengganggu hubungan sosialnya. 

Dapat dikatakan menjadi gangguan psikologis apabila telah mengganggu hubungan sosial dan dapat mengarah pada tindakan kriminal.

Beberapa penyimpangan seksual yang mengarah pada kriminalitas

Memang tidak semua penyimpangan seksual dapat mengarah pada kriminalitas. Pada beberapa kasus, penyimpangan seksual hanya berdampak pada individu itu sendiri dan pasangannya. 

Bahkan, pada beberapa kasus lain, pengidap dapat menekan penyimpangan seksual yang dimilikinya.

Namun, ada beberapa jenis penyimpangan seksual yang berbahaya dan dapat menimbulkan kriminalitas seperti tertuang dalam buku DSM V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders V). 

Misalnya penyimpangan seperti ekshibisionisme, yaitu pelaku mendapatkan kepuasan dengan memamerkan alat kelamin kepada orang yang tidak dia kenali. 

Lalu, voyeurisme atau kecenderungan seseorang untuk mengintip orang yang menanggalkan pakaiannya atau orang yang sedang melakukan hubungan seksual, pedofilia atau kecenderungan seseorang yang mendapatkan kepuasan dengan berhubungan dengan anak-anak di bawah umur, dan frotteuristic, yaitu orang tersebut mendapatkan kepuasan dengan mengesek-gesekkan alat kelamin pada orang yang tidak dikenal. 

Kegiatan-kegiatan yang disebutkan tadi berbahaya karena biasanya ditargetkan pada orang-orang yang tidak dikenal. Selain itu, pelaku penyimpangan seksual tersebut biasanya akan mendapatkan kepuasan apabila dilakukan tanpa kesadaran target. 

Hal ini yang nantinya dapat dikategorikan sebagai pelecehan seksual dan pada akhirnya dapat membawa pelaku ke ranah kriminal.

Pertolongan profesional

Sebetulnya masih banyak lagi jenis penyimpangan seksual yang ada di buku DSM V. Setiap penyimpangan seksual ini memiliki cara penanganan masing-masing. Biasanya psikolog atau psikiater akan melakukan diagnosis awal pada pengidap penyimpangan seksual untuk menentukan metode terapi yang tepat.

Oleh karena itu, jika merasakan salah satu gangguan atau merasa tidak dapat mengontrol diri sendiri jangan pernah melakukan self-diagnostic atau diagnosis mandiri. Hal ini justru akan memperburuk kondisi kesehatan mental. 

Sebaiknya jika dirasa sudah tidak mampu mengontrol penyimpangan seksual yang dialami, ada baiknya segera menghubungi profesional, seperti psikolog dan psikiater. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya