Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Deteksi Dini Kanker Tingkatkan Peluang Sembuh

Muhammad Anugrah Ramadhan
08/2/2023 09:05
Deteksi Dini Kanker Tingkatkan Peluang Sembuh
Ilustrasi(Dok Litbang MI)

KETIKA pertama memeriksakan diri ke rumah sakit, Anita, 40, tak menyangka jika ia kemudian didiagnosis kanker serviks. Mulanya, ia curiga karena vaginanya mengeluarkan darah setelah berhubungan dengan suami. Ia ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan. "Awalnya, mulut rahim dibilang rapuh. Lalu dokter melakukan biopsi," jelasnya ketika dihubungi, pekan lalu. Hasil biopsi baru diketahui beberapa hari kemudian.

"Saya dapat email siang hari, dan disebut ada ca cx, sedangkan jadwal konsultasi malam hari. Saya browsing dulu dan kaget sekali tahu kalau itu kanker," kata dia.

Setelah menjalani pemeriksaan lanjutan, diketahui kanker yang ia idap masih tergolong stadium awal, stadium 1B. "Informasinya, kanker belum menyebar, jadi rencananya rahim akan diangkat, karena saya sudah ada dua anak. Kata dokter peluang sembuh besar," ujarnya lega.

Ketua PERHOMPEDIN Jakarta, dr. Ronald Alexander Hukom, Sp.PD-KHOM, M.Epid, MHSc, FINASIM menjelaska bahwa bagi pasien penderita kanker yang memeriksa kesehatannya sejak dini akan memiliki angka harapan hidup lebih tinggi.

“Stadium dini memiliki harapan hidup yang lebih baik dibandingkan yang sudah stadium lebih lanjut,” ujar dr. Ronald Aleander Hukom dalam acara talkshow CISC di Perpusnas, Sabtu (4/2).

Ronald merujuk pada data penelitian di Inggris, yang menunjukkan pada kasus penderita kanker paru-paru yang memeriksakan kesehatan mereka pada stadium awal, 8 dari 10 orang mempunyai angka harapan hidup 1 tahun lebih lama. Berbanding terbalik dengan yang memeriksakan kesehatan saat stadium 4 maka angka harapan hidupnya hanya 2 dari 10 orang.

Senada, Konsultan Hematologi Onkologi Medik dan Dokter Penyakit Dalam dr. Findy Prasetyawaty, Sp.PD-KHOM mengatakan keuntungan dari deteksi dini adalah jika kita mengetahui lebih cepat sebelum ada gejala maka pengobatan akan lebih baik dalam arti tata laksana akan lebih sedikit dilakukan.

"Pentingnya melakukan deteksi dini karena kanker yang menakutkan itu yang stadium lanjut, kalau stadium awal maka tindakan yang dilakukan untuk menyembuhkan dan mencegah lebih baik, dan tindakannya pun tidak banyak seperti stadium-stadium lanjut," kata Findy dalam talkshow RSCM Kencana, Jumat (3/2).

Faktor risiko

Findy mengatakan tidak semua kanker bisa dilakukan deteksi dini. Terdapat kanker yang bisa dilakukan dengan mudah ketika di luar permukaan kulit, tapi ada juga yang sulit dilakukan pemeriksaan dini karena tumbuh di dalam dan tersembunyi. Sedangkan pemeriksaan kanker dengan alat juga memiliki risiko seperti radiasi dan biaya yang cukup mahal.

Beberapa jenis kanker bisa dilakukan deteksi dini bagi yang memiliki faktor risiko. Contohnya, kanker hati yang muncul dari hepatitis B,  ada peningkatan risiko terjadinya kanker sehingga pasien perlu melakukan deteksi dini secara rutin.

Banyak masyarakat datang ke dokter dengan masalah kanker yang sudah kronis karena tidak adanya pemeriksaan dini. Padahal kanker masyarakat, misalnya, bisa dilakukan pemeriksaan secara mudah dengan cara pemeriksaan payudara sendiri (Sadari).

"Kalau ada orang tua kita yang terdiagnosis kanker usia 50 tahun-an maka kita segera memeriksakan diri juga jadi lebih muda memeriksakan diri. Jadi ada hal-hal seperti itu yang dilakukan," ujar Findy.

Kemudian pada usia lanjut juga disarankan segera melakukan pemeriksaan dini kanker ke dokter dengan diskusi dan saran dari dokter meskipun dari keluarga tidak ada yang mengalami penyakit kanker. Pada pasien laki-laki juga bisa memeriksakan risiko kanker prostat.

"Selanjutnya pasien yang mengalami risiko peningkatan kanker hati bisa dilakukan USG tiap 6 bulan pemeriksaan dan ada cukup banyak deteksi dini pada jenis kanker lainnya," tuturnya. (Iam/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya