Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Untar Gelar Pemulihan Pascabencana Bagi Anak dan Remaja di Cianjur melalui Seni dan Pendidikan

Mediaindonesia.com
22/12/2022 20:00
Untar Gelar Pemulihan Pascabencana Bagi Anak dan Remaja di Cianjur melalui Seni dan Pendidikan
Kegiatan pemulihan pascabencana yang dilakukan Untar(Dok. Untar)

GEMPA bumi di Cianjur yang mengakibatkan kerugian baik material, korban jiwa, maupun dampak psikologis. Gempa bumi membuat masyarakat yang sudah tidak memiliki tempat tinggal harus tinggal di pengungsian. Pengungsian juga terjadi pada masyarakat Desa Ciherang RW 10, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. 

Salah satu dampak gempa dan pengungsian bagi anak-anak dan remaja korban bencana yaitu timbulnya emosi negatif, seperti ketakutan untuk masuk ke dalam rumah, dan keengganan beraktivitas. Emosi negatif ini dapat diminimalisir dengan kegiatan yang dapat menghibur dan memicu produktivitas melalui penambahan keterampilan tertentu.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Diktiristek Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengadakan Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan MBKM Berbasis Kinerja IKU bagi PTS Tahun 2022. Salah satu perguruan tinggi yang ditugaskan menangani korban bencana adalah Universitas Tarumanagara.

UNTAR melaksanakan tujuh pengabdian kepada masyarakat, salah satunya Pemulihan Anak dan Remaja Pascabencana melalui Seni dan Pendidikan. 

"Kegiatan ini dipicu oleh hasil pengamatan di lapangan, bahwa aktivitas anak-anak tampak kurang terarah semenjak kegiatan sekolah diliburkan. Sementara itu, mereka memiliki banyak waktu di pengungsian," kata Tjap Tji Beng, salah satu tim Untar pada pemulihan pascabencana itu.

Sebagai solusi, dilaksanakanlah kegiatan yang dapat memicu pemulihan anak dan remaja melalui seni dan pendidikan. Program itu terbagi atas 3 kategori, yaitu Program Pembuatan Seni Doodle bagi Siswa SMP;  Program Membaca dan Menggambar bagi Anak SD; dan Program Menggambar Anak Bersama Pengasuh bagi Anak PAUD. 

Program tersebut dijalankan oleh 4 orang dosen dari Fakultas Psikologi, Seni Rupa dan Desain, serta Teknologi Informasi; serta 11 mahasiswa dari berbagai Fakultas, termasuk Fakultas Psikologi, Seni Rupa dan Desain, Teknik Sipil, Teknologi Informasi, dan Ilmu Komunikasi. 

"Para mahasiswa tidak saja mendapatkan bimbingan teknis dan pengarahan dari para dosen, namun juga mendapatkan pengalaman berharga dalam aktivitas bersama masyarakat," imbuh Maitri Widya Mutiara

Program Pembuatan Seni Doodle bagi Remaja diikuti oleh 30 siswa SMP dan 74 siswa SD dan dipandu oleh dosen FSRD Nashir Setiawan dan mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNTAR Irfan. Program ini dapat meningkatkan keterampilan baru, terutama di bidang seni.

"Program kedua adalah Kegiatan Membaca dan Menggambar bagi Anak SD yang diikuti oleh 134 siswa SD kelas 1-4 dan terbagi menjadi 8 kelompok yang didampingi oleh mahasiswa sebagai mentor. Tim Fakultas Kedokteran yang dipimpin Sari memberikan bimbingan mencuci tangan, serta Tim Fakultas Psikologi yang dipimpin oleh Untung melaksanakan peningkatan kesiapan belajar," jela Aliya Mumtaz yang juga salah satu tim Untar.

Selanjutnya dilakukan metode membaca dan menggambar, yang dapat membuat anak mengidentifikasi dan memahami isi cerita melalui proses menggambar. Kegiatan ini didasarkan pada penelitian Sri Tiatri pada 2017. Setelah membaca, anak diminta untuk merangkum isi cerita, serta menggambar kata dalam bacaan, atau menggambarkan inti bacaan.

Baca juga : Meutya Hafid Sumbang Mobil Ambulans untuk Kegiatan Kemanusiaan BKPRMI

Kegiatan menggambar, hingga mewarnai, dapat berdampak bagi perkembangan anak dan remaja, termasuk perkembangan pada setiap aspek perkembangan seperti kognitif, motorik, sosial, emosional dan seni. 

Pada pelaksanaan kegiatan menggambar terdapat beberapa pengalaman untuk anak seperti melatih kesabaran, meningkatkan konsentrasi, meningkatkan keterampilan motorik, meningkatkan daya imajinasi, dan kreativitas anak. Seni menawarkan ruang bebas untuk berekspresi, dapat mengandung warna-warna cerah, mendorong koordinasi mata-tangan, dan gerakan motorik halus yang aktif.

"Selanjutnya program Menggambar Bersama bagi Anak PAUD bersama Pengasuh yang dihadiri oleh 85 anak PAUD dan 60 Pengasuh, yang terbagi menjadi 8 kelompok yang didampingi mentor. Program ini sangat penting untuk anak dikarenakan dapat melatih koordinasi dan gerak tangan yang dijelaskan oleh Sri Tiatri pada awal kegiatan," jelas Melita Kristi Delia yang juga tim Untar pada pemulihan pascabencana itu. 

Selanjutnya, kegiatan dipandu oleh Nashir Setiawan dengan menjelaskan bagaimana cara menggambar bentuk. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan pengasuh secara berkepanjangan dan dapat melatih anaknya saat di rumah.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Tim Kegiatan Kampung Bangkit 3 (KKB-3) UNTAR dalam bidang Seni dan Pendidikan tersebut dirasakan bermanfaat oleh masyarakat. Buldan, Ketua RW X menyatakan, kegiatan tersebut dapat membangkitkan mental dan menghilangkan trauma sedikit demi sedikit. Kedekatan masyarakat dengan tim UNTAR dinilai sangat baik.

Tokoh masyarakat di RW X, Julianto juga merasakan hal yang sama. Ia berterima kasih kepada tim UNTAR karena dapat meringankan beban baik secara materi dan pikiran.

Dalam ranah pendidikan, UNTAR dinyatakan sudah memberikan support dan dukungan, sehingga masyarakat menjadi lebih terbuka.

Mia, guru sekolah SD Ciherang II mengatakan, anak-anak yang tadinya penuh dengan ketakutan karena gempa, sudah mulai timbul kembali semangatnya, dengan kehadiran dosen dan mahasiswa UNTAR. Ia juga berterima kasih dengan pelayanan kepada anak didiknya yang baik dan penuh semangat.

Berdasarkan pemaparan masyarakat di desa tersebut, serta pengamatan terhadap perkembangan yang terjadi di lapangan, dapat dinyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh KKB-3 UNTAR, yaitu Pemulihan Anak dan Remaja Pascabencana melalui Seni dan Pendidikan, telah dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 

Masyarakat dapat memiliki semangat kembali dan bangkit dari ketakutan pasca bencana. Kegiatan yang dilaksanakan telah mendukung proses pemulihan diri dan meningkatkan emosi positif pada anak dan remaja korban bencana alam. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya