Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Universitas Muhammadiyah Bandung Wisuda 335 lulusan.

Media Indonesia
18/12/2022 12:30
Universitas Muhammadiyah Bandung Wisuda 335 lulusan.
Sebanyak 335 lulusan Universitas Muhammadiyah Bandung Diwisuda dan akan kembali ke masyarakat untuk mengabadikan diri dan ilmu mereka.(DOK/UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG)

UNIVERSITAS Muhammadiyah Bandung menyelenggarakan sidang senat terbuka dengan agenda tunggal wisuda mahasiswa  pada Sabtu (17/12) 2022, di kampusnya di Jalan Soekarno Hatta No 752.

Wisuda kali ini merupakan yang ke-3 sejak Universitas Muhammadiyah Bandung didirikan pada 2016.

Rektor Universitas Muhammadiyah, Prof  Herry Suhardiyanto dalam sambutannya mengingatkan para lulusan untuk siap menghadapi tantangan. "Akan banyak tantangan yang saudara hadapi di masyarakat. Dampak kehadiran teknologi informasi dan kemajuan-kemajuan yang signifikan adalah lahirnya interaksi yang semakin intens dalam ruang baru yang disebut ruang digital, yang telah mengubah pola interaksi komunikasi dan cara berpikir."

Rektor mengajak semua lulusan untuk menentukan arah kesarjanaan Transformers, kesarjanaan yang visioner, menginspirasi, mampu beradaptasi dan berpikir terbuka.

Dalam kesempatan yang sama ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Bandung, Prof Dadang Kahmad berpesan, supaya para lulusan tidak cepat berpuas diri dengan jenjang yang didapatkan. "Teruslah belajar baik yang berbentuk formal melalui perkuliahan ataupun yang nonfomal, yaitu di belajar di masyarakat."

Para lulusan, ajak dia, selalu harus mengasah keterampilan baru yang layak dengan tantangan baru yang selalu berkembang. Dalam zaman perkembangan teknologi digital yang pesat seperti sekarang ini akan banyak bermunculan pekerjaan-pekerjaan baru, permasalahan-permasalahan baru yang belum pernah ada sebelumnya.

"Perubahan itu perlu diantisipasi, sehingga kita harus bisa beradaptasi," tandasnya.


Islam Berkemajuan


Setali tiga uang, tokoh Muhammadiyah dan mantan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin, dalam orasi ilmiahnya menyampaikan tema tentang  "Meneguhkan Islam berkemajuan untuk mencerahkan kehidupan bangsa".

"Tema ini perlu kita pahami dan kita nyatakan dalam kehidupan nyata. Islam berkemajuan menjadi ciri khas Muhammadiyah. Islam berkemajuan sejatinya adalah wawasan, pikiran dan pemahaman Islam itu sendiri," paparnya.

Islam, lanjutnya, telah lengkap dan tidak perlu memerlukan predikat tambahan. Apalagi predikat itu berhubungan dengan dimensi ruang dan dimensi waktu.

Dimensi ruang seperti Islam Saudi Arabia, Islam Turki karena itu hanya akan mengandung arti penyempitan,  hanya akan  bersifat reduksionis, mereduksi Islam yang bersifat universal. Dimensi waktu seperti Islam abad ke-7, Islam abad ke-21, juga bersifat reduksionis, yaitu menyempitkan Islam yang sangat luas dan lengkap.

"Islam berkemajuan yang diusung Muhammadiyah harus dipahami sebagai sesuatu yang bersifat temporer, tentatif. Yang kita perlukan saat ini dan kapan-kapan kita ubah. Islam berkemajuan mungkin cocok sekarang karena kehidupan umat Islam berkemunduran, tetapi suatu  waktu ketika umat Islam sudah maju, bisa kita ubah dengan watak Islam yang lain,  mungkin yang kita butuhkan saat ini," tegasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya