Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuka Pertemuan Tahunan Perhimpunan Kardiologi Intervensi Indonesia/Indonesian Society of Interventional Cardiology Annual Meeting (ISICAM) 2022 yang diselenggarakan oleh Persatuan Kardiologi Intervensional Indonesia (PIKI) di Hotel Shangri-La Jakarta.
ISICAM tahun ini, yang diikuti oleh lebih dari 1,300 peserta dari berbagai institusi terkait di Indonesia dan luar negeri, mengusung tema: "We Are All Connected Through by Heart and Vessel Intervention", dan menyoroti pentingnya kolaborasi antara semua praktisi yang melakukan intervensi kardiovaskular, bersama dengan perawat instrumen serta profesi terkait lainnya.
Dalam sesi Breakfast Symposium dan Live Case yang merupakan salah satu dari rangkaian acara ISICAM 2022, dua ahli jantung intervensi terkemuka di Indonesia, dr. Bambang Budiono, Sp.JP. FIHA, FSCAI dan Prof. Dr. dr. Teguh Santoso, M.D., Sp. PD-KKV, Sp. JP, Ph.D., FACC, FESC. (Prof. Teguh Santoso), bersama dengan Dr. Shigeru Saito, M.D. (Dr. Saito), memperkenalkan teknologi terbaru untuk perawatan penyakit arteri koroner yang disebut Bioadaptor.
Shigeru Saito merupakan Direktur Laboratorium Kardiologi dan Kateterisasi Rumah Sakit Umum Shonan Kamakura, Jepang, dan salah satu konselor dan praktisi Intervensi Koroner Transradial (TRI) terkemuka di dunia.
Rangkaian simposium yang berlangsung selama ISICAM 2022 diketuai oleh dr. Ismir Fahri, Sp.JP(K), FIHA, dan Komite Ilmiah ISICAM 2022 diketuai oleh dr. Amir Aziz Alkatiri, Sp.JP (K), FIHA. Salah satu sorotan utama dari acara ini adalah sesi Live Case (demonstrasi kasus langsung), di mana dokter Indonesia berkolaborasi dengan dokter dari negara lain untuk menampilkan terobosan perawatan yang dapat mengubah masa depan perawatan jantung.
Sesi Live Case perawatan dengan teknologi Bioadaptor yang dilakukan dari Rumah Sakit Medistra Jakarta itu dipimpin oleh dr. Bambang Budiono, Sp.JP. FIHA, FSCAI dan difasilitasi diantaranya oleh dr. Chaerul Ahmad dari RS Dr Hasan Sadikin Kota Bandung dan dr. Afdhalun dari RS BP Batam Kota Batam. Operator Live Case dilakukan oleh Prof. Dr. dr. Teguh Santoso, M.D., Sp. PD-KKV, Sp. JP, Ph.D., FACC, FESC. dari Rumah Sakit Medistra Jakarta dan Dr. Linda Putra.
“Fitur yang menjadi pembeda utama dari Bioadaptor adalah pemulihan fungsi dan pergerakan pembuluh darah, yang akan menciptakan perubahan paradigma dalam pengobatan pasien dengan penyakit kardiovaskular. Saya yakin bahwa Bioadaptor akan memajukan bidang intervensi vaskular," kata Teguh.
Teguh menambahkan, tidak seperti ring jantung dengan penyalut obat yang tradisional, Bioadaptor adalah implan logam yang memiliki elemen “tidak mengekang” yang memungkinkan pemulihan gerakan dan fungsi arteri yang dirawat, berpotensi mengurangi risiko masalah kesehatan yang serius dari waktu ke waktu.
"Perangkat ini juga berpotensi meningkatkan hasil klinis dengan memulihkan remodeling positif adaptif, perluasan alami arteri sebagai respons terhadap penumpukan plak, menghasilkan aliran darah yang baik bahkan saat penyakit terus berkembang," jelasnya.
Baca juga : Update 1 Desember 2022: 4.977 Kasus Baru Terdeteksi Hari Ini
Bioadaptor adalah teknologi terbaru dalam pengobatan penyakit jantung koroner yang dikembangkan dan diproduksi oleh Elixir Medical Corporation, sebuah perusahaan teknologi medis yang berbasis di Silicon Valley, California, Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri, Bioadaptor telah berhasil diimplementasikan dalam prosedur PCI (prosedur intervensi non bedah dengan menggunakan kateter untuk melebarkan atau membuka pembuluh darah koroner) pertama kali pada pasien di Rumah Sakit Medistra Jakarta pada Maret 2022 oleh Teguh Santoso.
Bambang Budiono mnagatakan, sekalipun teknologi terkini stent bersalut obat (drug eluting stent/ DES) telah memperlihatkan penurunan kejadian kardiovaskular secara signifikan dibanding dengan DES generasi pertama, DES masih menyisakan masalah kejadian berupa penyempitan ulang dan sindrom koroner akut sekitar 2 % hingga 3 % per tahun.
"Hal ini disebabkan oleh hilangnya kemampuan pembuluh darah untuk melakukan ‘vasokonstriksi’ (pengecilan lumen pembuluh darah) dan ‘vasodilatasi’ (pelebaran lumen pembuluh darah), yang juga disebut dengan istilah vasomotion, yang disebabkan karena platform DES membuat pembuluh menjadi kaku atau rigid seperti dalam kerangkeng," ujarnya.
Langkah intervensi non bedah pada penyakit kardiovaskular saat ini di dunia, lanjutnya, telah mengalami kemajuan yang luar biasa, salah satunya adalah inovasi teknologi Bioadaptor, platform baru yang lebih fisiologis. Melalui evaluasi pencitraan intra koroner, platform Bioadaptor terbukti dapat secara lentur mengikuti anatomi pembuluh darah serta memungkinkan untuk mengikuti fungsi vasomotion pembuluh darah.
Kemampuan itu tentu berdampak positif secara jangka panjang berupa patensi pembuluh darah, meminimalkan potensi untuk penyempitan ulang.
"Jadi perbedaan prinsip antara Bioadaptor dan DES adalah pada kemampuan untuk memulihkan fungsi pembuluh darah dalam waktu 6 bulan pasca prosedur, sehingga secara fungsional menyerupai fungsi pembuluh asli. Di samping itu platform ini memberi kesempatan pembuluh koroner melakukan ekspansi sehingga mempertahankan lumen pembuluh meskipun terjadi akumulasi plak (positive remodelling),” tambahnya.
Uji klinis di berbagai pusat layanan kardiovaskular di berbagai negara di Eropa, Amerika dan Asia telah melaporkan hasil yang menjanjikan berupa tidak ditemukannya penyempitan ulang maupun kejadian kardiovaskular mayor berupa sindrom koroner akut pada pasien-pasien yang telah dilakukan implantasi Bioadaptor pada 24 bulan pascaprosedur. (RO/OL-7)
Penanganan medis pada penyakit jantung koroner, praktik spiritual Islam seperti zikir (remembrance of God) muncul sebagai opsi komplementer yang potensial dan menjanjikan.
Saat tidur, tubuh melakukan pemulihan dan pengaturan beragam fungsi penting, seperti tekanan darah, detak jantung, dan keseimbangan hormon.
Dalam studi DynamX First-in-Human Trial, teknologi Bioadaptor terbukti aman dan efektif pada pasien dengan PJK.
Dengan teknologi IVL, pasien dengan penyakit jantung koroner yang disertai endapan kapur keras kini memiliki harapan untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik dan aman.
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi medis serius yang terjadi
Berdasarkan Riskesdas 2018, menurut jenis kelamin, prevalensi penyakit jantung koroner lebih tinggi pada perempuan (1,6%) dibandingkan pada laki-laki (1,3%).
Sebagai langkah nyata mendukung tumbuhnya industri beauty and wellness nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menginisiasi pameran wellness terbesar di Tanah Air.
Monk fruit adalah pemanis alami bebas kalori yang cocok untuk penderita diabetes dan diet rendah gula. Simak manfaatnya sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan solusi manis sehat.
MENU kopi hitam dan singkong rebus seringkali menjadi kombinasi yang cocok untuk santap pagi hari atau sebagai cemilan mengobrol dengan kerabat.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, dibutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas dan kreatif, tetapi juga sehat secara fisik dan mental, memiliki ketahanan terhadap tantangan global.
Pameran ini diadakan di Lapangan Banteng dengan slogan Life Well with How Well, yang bertujuan untuk mendorong setiap orang agar dapat meraih kualitas hidup yang lebih baik melalui kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved