Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KANKER serviks adalah salah satu jenis kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Serviks atau leher rahim merupakan bagian dari rahim yang terhubung ke vagina.
Serviks berfungsi memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual dan untuk melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar.
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang sering terjadi pada perempuan. Terdapat dua jenis kanker serviks yaitu karsinoma sel skuamosa (KSS) dan adenokarsinoma.
Baca juga: Deteksi Dini Kanker Serviks Penting karena Infeksi Rahim tidak Bergejala
Karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker serviks yang paling sering terjadi. KSS bermula di sel skuamosa serviks, yaitu sel yang melapisi bagian luar leher rahim. Sementara adenokarsinoma adalah jenis kanker serviks yang bermula di sel kelenjar pada saluran leher rahim.
Mutasi yang terjadi pada sel sehat menyebabkan pertumbuhan tidak normal dan tidak terkendali sehingga membentuk sel kanker. Belum diketahui apa yang menyebabkan perubahan pada gen tersebut. Namun, kondisi ini diketahui terkait dengan infeksi HPV.
1. Pendarahan vagina yang tidak normal
Pendarahan yang dialami oleh seorang perempuan penderita kanker serviks biasanya lebih banyak atau lebih sedikit dari menstruasi pada umumnya. Selain itu, perdarahan juga dapat terjadi di antara periode menstruasi, pada wanita yang sudah menopause, atau saat sedang berhubungan seksual.
2. Keputihan yang tidak biasa
Lendir pada keputihan akan mengalami perubahan warna, memiliki aroma tidak sedap, serta terjadi perubahan tekstur dan konsistensi cairan vagina.
3. Nyeri saat berhubungan badan
Pasien akan merasakan nyeri panggul saat berhubungan intim. Nyeri ini menimbulkan rasa tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual.
4. Sering buang air kecil
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sel kanker yang tumbuh mengelilingi leher rahim, lalu menyebar hingga ke kandung kemih. Namun, gejala ini juga bisa muncul akibat infeksi saluran kemih (ISK) sehingga Anda perlu ke dokter untuk memastikannya.
5. Mudah lelah
Kelelahan dapat terjadi karena perdarahan yang tidak normal pada vagina, sehingga lama kelamaan tubuh mengalami kekurangan sel darah merah atau anemia yang menyebabkan munculnya rasa lelah.
6. Pembengkakan di salah satu tungkai
Pembengkakan di salah satu tungkai dapat terjadi ketika benjolan akibat kanker menekan pembuluh darah di panggul, sehingga menghambat sirkulasi darah ke tungkai. Akibatnya, terjadi penimbunan cairan yang membuat tungkai menjadi bengkak.
7. Kehilangan nafsu makan
Hal ini karena penyebaran sel kanker bisa membuat metabolisme tubuh berubah, sehingga berpengaruh terhadap nafsu makan. Selain itu, penurunan berat badan drastis yang tidak diketahui penyebabnya juga perlu dicurigai sebagai gejala kanker.
8. Sembelit
Kanker serviks yang telah menyebar ke usus besar akan berpotensi menyebabkan konstipasi atau sembelit. Kondisi ini dapat terjadi saat kanker serviks sudah memasuki stadium lanjut.
9. Bercak darah di urine
Urine yang bercampur darah adalah salah satu gejala dari kanker serviks.
10. Keluar urine atau feses dari vagina
Saat sudah memasuki stadium lanjut, kanker serviks dapat menimbulkan kebocoran urine atau keluarnya tinja dari vagina. Hal ini bisa terjadi akibat terbentuknya fistula antara vagina dan saluran kemih atau fistula ani antara vagina dan anus, sehingga urine dan feses dapat melewati vagina.
Dokter akan menyarankan kemoterapi, radioterapi, bedah, atau kombinasi dari ketiganya sebagai pengobatan dari kanker serviks. Namun, pengobatannya tergantung pada stadium yang dialami pasien.
Pencegahan infeksi HPV yang dapat memicu kanker ini juga dapat dilakukan dengan vaksin sejak usia 10 tahun.
Oleh karena itu, seorang perempuan harus melakukan pengecekan sejak dini dan berkala untuk mengetahui jika Ia adalah penderita kanker serviks atau bukan. (OL-1)
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Sistem kekebalan tubuh akan mengalami penurunan akibat pengobatan kanker yang berisiko pada risiko infeksi bakteri.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Selain faktor genetik, gaya hidup dan pola makan juga memiliki peran yang signifikan dalam risiko terkena kanker.
Sebuah analisis menemukan pola makan vegetarian, vegetarian lacto-ovo, atau vegan secara signifikan mengurangi risiko kematian dini akibat kanker, dan jantung.
Kanker serviks, atau kanker leher rahim, merupakan salah satu tantangan kesehatan serius bagi wanita di seluruh dunia.
Diet kaya akan antioksidan, karotenoid, flavonoid, dan folat dapat membantu melawan infeksi HPV dan mengurangi risiko kanker serviks.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
Infeksi HPV dapat menyebabkan kanker serviks, kanker anus, kanker penis, dan kutil kelamin. Penularannya melalui hubungan seksual. Cegah bahayanya dengan vaksinasi dan skrining teratur.
Gejala yang pertama, kalian akan mengalami rasa sakit pada bagian punggung dan pinggul. Lalu keputihan yang tidak normal, seperti bau dan warna yang berubah.
Beberapa hal yang bisa menimbulkan kanker serviks adalah menkonsumsi obat jangka panjang, penggunaan KB. Bahkan, bisa juga berasal dari faktor genetik hingga imunitas tubuh yang lemah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved