Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
URGENSI kasus penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak dengan rentang usia 0 hingga 18 tahun akhir-akhir ini menyedot perhatian publik, khususnya bagi orangtua, untuk mencegah dan mengatasinya. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengidentifikasi dan menyatakan bahwa terdapat beberapa obat sirup mengandung EG dan DEG dengan kadar berlebih yang dapat memicu gagal ginjal akut pada anak. Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa tercatat lebih dari 100 anak meninggal dunia akibat didiagnosis penyakit gagal ginjal akut.
Prof. dr. Ova Emilia, M.Med. Ed., Sp.OG(K), Ph.D menyampaikan tentang pentingnya bijak dalam memilih vitamin, suplemen, dan obat-obatan untuk keluarga. Menurutnya, vitamin tidak perlu dikonsumsi setiap hari, melainkan cukup dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran.
Hingga saat ini belum ada data lebih lanjut terkait makanan yang dapat memicu penyakit gagal ginjal akut ini. Ia mengimbau untuk mengonsumsi produk pangan alami atau makanan olahan sendiri untuk mencegah penyakit gagal ginjal akut pada anak. Selain itu, ia menyatakan bahwa kasus gagal ginjal akut pada anak hingga saat ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut terkait sebab dan akibat dari penyakit gagal ginjal akut selain dari hasil identifikasi penyebab gagal ginjal akut yakni kandungan EG dan DEG dengan kadar berlebih pada obat sirup.
"Tetap tenang dan tidak perlu panik. Apabila menemukan beberapa gejala tersebut segera ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan intensif. Penting untuk menjaga pola hidup dengan beristirahat yang cukup dan menjaga pola makan yang teratur. Pihak Kemenkes sudah sigap dalam melakukan audit dan evaluasi mengenai kadar EG dan DEG yang tinggi pada obat sirup. Pergerakan pemerintah cukup cepat tanggap. Obat-obatan sudah dalam pantauan pemerintah lebih ketat untuk mencegah zat-zat pada obat sirup yang berbahaya untuk dikonsumsi," ujar Ova Emilia dalam webinar bertema Waspada Gagal Ginjal Akut Pada Anak yang digelar MyHealth Diary bersama dengan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Selasa (1/11).
Selanjutnya dr. Retno Palupi, M.Sc, SpA(K), M.Epid menambahkan mengenai pengobatan dan pencegahan gagal ginjal akut pada anak. "Sebagai dokter yang mendalami penyakit ginjal khususnya pada anak, kasus ini merupakan kasus urgensi yang membutuhkan penanganan yang tepat. Kami memperoleh informasi dari Kemenkes dan IDI bahwa memang terdapat penawar obat untuk mengatasi gagal ginjal akut, namun perlu untuk diberikan penanganan intensif lebih lanjut kepada pasien," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa terdapat beberapa keluhan dan gejala umum dari penyakit gagal ginjal akut pada anak. Di antaranya penurunan volume urin 6 hingga 8 jam, sesak napas, lemas, penurunan kesadaran, bengkak, gejala infeksi lain seperti demam, batuk, dan pilek. Retno Palupi mengimbau bahwa penting mengonsumsi air mineral yang cukup untuk mencegah dehidrasi berlebih dan meningkatkan kadar volume urine pada anak.
Kegiatan webinar diawali dengan kata sambutan oleh dr. Budiman Kharma, M.Sc, Ph.D, SpPK selaku Chief of Medical Board and Advisory MyHealth Diary dan dipandu oleh dr. Herwanto, Sp.A, MARS selaku Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara sebagai moderator pada webinar. Penyampaian informasi dari pihak MyHealth Diary disampaikan oleh dr. Budiman Kharma, M.Sc, Ph.D, SpPK terkait profil MyHealth Diary sebagai penyelenggara acara webinar. (RO/OL-14)
Ingin tahu rambut sehat ala Patricia Gouw? Simak yuks penjelasannya berikut.
Berdasarkan hasil dari penelitiannya, kelompok dengan terapi tambahan vitamin D menunjukkan perbaikan nyeri yang lebih signifkan.
Memberikan makanan sehat kepada anak adalah salah satu hal terpenting ya
Ketika berbicara tentang biji-bijian utuh, jelai mungkin tidak setenar oat, gandum, atau bahkan quinoa.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Dampak yang paling terlihat ialah pada proses tumbuh kembang anak yang terhambat baik fisik maupun mental
Masih banyak orang tua yang masih membekali anak ketika sekolah dengan dengan sajian instan/fast food. Meksipun dianggap praktis, bekal tersebut tentu kurang sehat.
IDAI menyarankan agar orang tua memberikan banyak buah-buahan yang kaya akan air kepada anak-anak yang tinggal di perkotaan dengan tingkat polusi udara yang tinggi.
Usus merupakan organ imunitas terbesar. Sebanyak 60%-70% sel imunitas ada di usus.
Jika tubuh kekurangan antioksidan untuk menyeimbangi jumlah radikal bebas yang diproduksi, maka tubuh akan mengalami stres oksidatif.
Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya stroberi dan jeruk ternyata dapat mencegah dan mengatasi kurang darah atau anemia.
Gerakan membagi bibit seperti nangka, sirsak, sukun, jambu, duren, matoa, pepaya, sawo dan juga kelor adalah solusi praktis perbaikan gizi bagi rakyat desa
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved