Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GERAKAN #BijakBerplastik ditujukan untuk turut mendukung program pemerintah dalam mencapai target pengurangan jumlah sampah plastik yang masuk ke lautan sebesar 70% di tahun 2025.
Dalam kurun waktu 4 tahun perjalanannya, gerakan ini telah memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan maupun perubahan gaya hidup masyarakat.
Untuk itu, Danone-AQUA menggandeng Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB-UI) melakukan studi secara independen untuk menganalisa dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial terhadap gerakan ini.
Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia mengatakan “Gerakan #BijakBerplastik menjadi komitmen perusahaan untuk mengimplementasikan praktik ekonomi sirkular dalam operasional perusahaan dan pengelolaan sampah kemasan paska konsumsi secara berkelanjutan."
"Hasil kajian ini merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas atas langkah-langkah yang kami lakukan, utamanya dalam mendukung program strategis pemerintah untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke lautan sebesar 70% pada tahun 2025," papar Vera dalam keterangan, Rabu (12/10).
"Guna memastikan keakuratan data serta transparansi, kami bermitra dengan LPEM UI untuk mengukur dampak gerakan #BijakBerplastik terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial,” jelasnya.
Dr. Ir. Nani Hendiarti, M.Sc., Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi menjelaskan, “Dengan sinergi yang baik, pengelolaan sampah plastik yang komprehensif, ekosistem pengelolaan yang mumpuni, serta partisipasi aktif semua pihak, kami yakin target yang dicanangkan pemerintah dapat tercapai."
Tidak hanya itu, pengelolaan sampah plastik yang baik juga dapat memberikan nilai tambah dengan pendekatan ekonomi dirkular.
Pemerintah berharap dengan adanya hasil kajian yang dilakukan Danone-AQUA bersama dengan LPEM UI ini dapat memberikan gambaran nyata terhadap usaha kita semua dalam pengurangan dan pengelolaan sampah plastik yang komprehensif.
"Sehingga memberikan dampak yang positif tidak hanya terhadap lingkungan, namun juga kepada sektor ekonomi dan sosial,” kata Nani.
Kajian atas Gerakan #BijakBerplastik dibedakan dalam tiga kategori, yaitu dampak lingkungan, ekonomi dan sosial, dan dijalankan melalui pendekatan survei dengan total 200 responden dan cakupan wilayah di DKI Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bali.
Rangkuman dari studi tersebut adalah sebagai berikut:
Dampak Lingkungan
Jumlah sampah yang didaur ulang menjadi 17% lebih banyak, sehingga menurunkan jumlah sampah yang tetap berada di TPA sebesar 14% dan mengurangi volume sampah yang berakhir di ekosistem laut.
Gerakan ini juga diestimasi berkontribusi menurunkan jumlah sampah yang dibakar dan dapat menghindari emisi hingga mencapai 36.369 ton CO2.
Angka tersebut setara dengan penghematan emisi dari perjalanan 5.288 kali mengelilingi bumi dengan mobil berbahan bakar bensin atau juga setara dengan penurunan jejak karbon di Jakarta Selatan sebesar 0,17%.
Apabila kemasan galon guna ulang tidak tidak pernah ada, maka terdapat potensi kenaikan emisi karbon sebanyak 24.510 ton CO2e
Dampak Ekonomi
Nilai ekonomi akumulatif mencapai Rp1,22 triliun selama periode 2018 hingga 2021. Dampak ini setara dengan biaya modal pembangunan sekitar 2.225 Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dan pemberian bantuan edukasi Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk 453.000 siswa SD di seluruh Indonesia.
Secara akumulatif, pembentukan kesempatan kerja di Indonesia akan mengalami penurunan sekitar 40,1 ribu tenaga kerja selama periode 2018-2021 tanpa adanya Gerakan #BijakBerplastik.
Dampak ini setara dengan 1,97% dari total tenaga kerja Indonesia di sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang
Khusus untuk kemasan galon guna ulang, terdapat kontribusi sebesar Rp460 miliar terhadap PDB. Hal ini meliputi penciptaan lapangan kerja langsung (13.316) maupun tidak langsung (3.416). Hal ini di antaranya juga didorong oleh program AQUA Home Service (AHS)
Dampak Sosial
Sembilan dari 10 partisipan #BijakBerplastik merasakan dampak ekonomi dari adanya berbagai program #BijakBerplastik,
Responden partisipan #BijakBerplastik memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap bahaya sampah plastik, konsep 3R, pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah plastik, dan lebih banyak menerapkan perilaku gaya hidup berkelanjutan dibandingkan dengan kelompok responden non-partisipan.
Responden partisipan Gerakan #BijakBerplastik memiliki pemahaman lebih baik mengenai dampak dari pengurangan dan penanganan sampah plastik terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan dibandingkan dengan kelompok responden non-partisipan.
Responden partisipan Gerakan #BijakBerplastik setuju ketersediaan kemasan galon guna ulang juga turut meningkatkan kesadaran konsumen terhadap konservasi terhadap lingkungan.
Sementara itu, Bisuk Abraham Sisungkunon, peneliti ekonomi lingkungan dari LPEM-UI dalam paparannya mengatakan, “Kami bangga dapat turut menyumbang gagasan pemikiran melalui kajian bagi Perusahaan seperti Danone-AQUA yang berkomitmen menjalankan bisnis berkelanjutan yang ramah lingkungan juga mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat."
"Kami harap hasil kajian ini dapat menjadi bukti komitmen Danone-AQUA dalam menjaga keberlanjutan alam dan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” jelas Bisuk.
Ketiga pilar #BijakBerplastik yaitu Pengumpulan, Edukasi, dan Inovasi berhasil menempatkan Danone-AQUA sebagai satu-satunya perusahaan produsen minuman yang menggunakan bahan-bahan daur ulang hingga 25% dalam seluruh produknya.
Danone-Aqua terus berkomitmen membuat 100% kemasan plastiknya dapat digunakan ulang, didaur ulang atau dijadikan kompos pada tahun 2025.
Lebih dari itu, gerakan ini juga mendukung usaha inklusivitas ekosistem pengelolaan sampah bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan nilai tambah yang menghasilkan dampak sirkular serta pertambahan nilai.
“Gerakan #BijakBerplastik juga merupakan komitmen perusahaan untuk mempraktikkan bisnis untuk kebaikan, Using Business as a Force for Good, serta pentingnya menangkap serta menerjemahkan perubahan perilaku masyarakat terutama generasi muda yang mulai memilih conscious brand dan produk dalam konsumsinya," ungkap Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia.
"Kami bersyukur karena gerakan #BijakBerplastik dapat memberikan inspirasi dan dampak yang positif kepada masyarakat, sekaligus memberikan kontribusi yang baik kepada kelestarian Bumi kita," katanya.
" Kami juga terus berkomitmen untuk secara aktif mengajak lebih banyak lagi masyarakat sehingga tercipta ownership atau rasa memiliki yang tinggi dari pelaksanaan gerakan ini,” jelas Karyanto.
Ir. Sinta Saptarina Soemiarno, M.Sc., Direktur Pengurangan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan, “Pemerintah selalu menekankan bahwa industri memegang peranan penting dalam mengimplementasikan praktik usaha yang bertanggung jawab, tidak terkecuali untuk Danone-AQUA."
"Pemerintah khususnya KLHK secara konsisten mendorong pelaku usaha untuk bertanggung jawab dalam mengelola bisnisnya sebagaimana dipersyaratkan dalam Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen," paparnya.
"Danone-AQUA adalah pelopor perusahaan yang telah menerapkan hal ini dengan baik," tambahnya.
Anggi Putri Pertiwi, Koordinator Bidang Pembangunan Rendah, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas juga mengungkapkan, “Pemerintah akan terus mendukung dan terus bersinergi dengan semua pemangku kepentingan agar upaya dalam mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke lautan sebesar 70% di tahun 2025 dapat terwujud,” katanya.
“Sebagai mitra Danone-AQUA dalam menjalankan program Inclusive Recycling Indonesia (IRI), kami melihat bahwa ketiga pilar #BijakBerplastik dapat memberikan nilai tambah kepada kehidupan masyarakat dan para pemulung," kata Dr. Agustini Raintung, Direktur Eksekutif Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia.
"Penerapan bisnis yang sirkular juga memberikan dampak yang luar biasa kepada kesejahteraan masyarakat dari implementasi kegiatan-kegiatan Bijak Berplastik yang kami dampingi di beberapa daerah," tambahnya. (RO/OL-09)
"Untuk pengelolaan sampah organik, Kota Padang mengembangkan budidaya maggot (larva Black Soldier Fly/BSF) sebagai solusi inovatif."
KLH melakukan hitung cepat atau dalam hitungan kasarnya terkait proporsi dari produsen dalam turut serta membantu penganan persampahahan berdasarkan jumlah produk yang didistribusikan.
Pentingnya tempat pengolahan sampah, seperti TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) yang seharusnya didukung oleh fasilitas untuk menyalurkan hasil kompos.
Autothermix, solusi pengolahan sampah tanpa TPA, efisien dan ramah lingkungan, cocok untuk kawasan permukiman dan perkotaan.
Pelibatan anak-anak dalam berbagai upaya mengurangi sampah plastik disebuat bisa membuat kesuksesannya lebih maksimal.
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
UPAYA membangun ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan kian mendesak di tengah meningkatnya tekanan terhadap industri pengguna plastik.
Sampah plastik multilayer diolah menjadi serpihan (flakes) yang dapat dimanfaatkan oleh industri daur ulang.
Di tengah meningkatnya polusi plastik, seorang guru di SDN 003 Bontang Utara, Bontang, menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari ruang kelas.
KOTA Surabaya akan menjadi lokasi pertama proyek kemitraan pemerintah Indonesia dan UEA dalam penanganan sampah plastik sungai untuk mencegah kebocoran di perairan laut.
Enviu Zero Waste telah membangun sekitar 9 solusi dan startup, termasuk Alner, yang menyediakan sistem guna ulang untuk kebutuhan sehari-hari seperti sabun, sampo, dan detergen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved