Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
HARI Kesehatan Jiwa Sedunia (HKSJ) diperingati hari ini, setiap 10 Oktober. Salah satu kasus yang menjadi sorotan ahli adalah meningkatnya kasus gangguan kecemasan (anxiety disorder).
Selama pandemi dua tahun terakhir, berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) setidaknya ada 14.988 orang mengalami masalah psikologis, termasuk gangguan kecemasan. "Sebanyak 75,8% dialami oleh perempuan dan 24,2% dialami laki-laki," ungkap psikiater Nova Riyanti Yusuf kepada Media Indonesia.
Ia mengatakan gangguan kesehatan mental sama besar dan berbahayanya dengan gelombang virus covid, sehingga perlu ada perhatian lebih untuk mengenali berbagai tanda kesehatan jiwa.
“Sejak 2020 itu datanya memang paling banyak usia 18-25 tahun. Itu masih tinggi sampai tahun ini. Dan kelihatannya usia yang juga turut menjadi pihak yang rentan adalah lansia. Selama pandemi lansia juga tinggi angka kesehatan mentalnya,” kata Nova kepada Media Indonesia.
Menurut Nova, lansia menjadi pihak yang paling rentan terkena gangguan kecemasannya selama pandemi karena mereka masuk dalam kelompok yang paling mudah tertular dan rentan karena komorbid. “Itu menambah stressor psikologisnya, menambah distress nya,” ucap Nova.
Berdasarkan studi yang dilakukan Kementerian Kesehatan, 1 dari 3 orang yang menderita covid-19 mengalami distress psikologis. Apalagi orang yang menderita covid sejak awal telah mengalami gangguan jiwa. Stigma dan diskriminasi yang dialami menjadi berlipat ganda.
“Hal itu menyebabkan sebagian dari mereka tidak mendapatkan perawatan yang layak yang semestinya mereka dapatkan,” kata Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes Vensya Sitohang.
Begitu pula dengan keluarga atau pendamping dari orang dengan gangguan jiwa. Mereka juga masih mendapatkan stigma dan diskriminasi. Selain berdampak pada kesehatan fisik dan mental orang dengan gangguan jiwa, stigmatisasi yang mereka dapatkan juga turut mempengaruhi kesempatan mereka dalam memperoleh pendidikan maupun saat mencari pekerjaan.
Menjaga kesehatan mental, kata Vensya sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Karena itu, Vensya meminta agar masyarakat memberikan perhatian lebih, terutama kepada kelompok remaja yang sangat rentan.
Secara global, 1 dari 7 anak usia 10-19 tahun telah mengalami kesehatan mental. Sebagian besar dari mereka tidak mengenali gejalanya dan tidak diobati. Bunuh diri juga merupakan salah satu masalah kesehatan jiwa yang banyak terjadi pada remaja.
“Percobaan bunuh diri adalah penyebab yang keempat diantara usia 15-29 tahun. Tidak semua tindakan bunuh diri disebabkan gangguan jiwa, tapi 80-90% remaja yang meninggal karena bunuh diri mempunyai gangguan psikopatologi yang signifikan, seperti gangguan mood, gangguan cemas, problem perilaku dan penyalahgunaan daripada napza,” ucap Vensya.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Vensya mengatakan setiap individu harus memahami pentingnya bagaiman menyikapi perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual remaja yang sehat.
“Jika remaha memiliki faktor risiko (keluaga tidak harmonis, konflik di sekolah dan lingkungan dsb) segera datang ke puskesmas dengan layanan jiwa dan melakukan deteksi dini,” kata dia.
“Jangan melakukan self diagnose yang terlalu dini, diagnosis ditegakkan oleh tenaga kesehatan terlatih. Sebagai teman dari remaja yang bermasalah, kita sebaiknya melengkapi diri dengan kemampuan dukungan dasar. Jangan ragu meminta pertolongan jika butuh. Kita juga memiliki puskesmas di kabupaten/kota dengan layanan kesehatan jiwa dengan nakes yang mumpuni,” tandasnya. (H-2)
Sandiaga Uno: Keberadaan kesehatan mental yang baik sangat penting untuk produktivitas dan kesejahteraan kita semua.
Hyatt Place Makassar menggelar rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan jantung dan mental bagi seluruh stafnya
Prilly Latuconsina mencoba menuangkan keresahannya terhadap isu kesehatan mental melalui film barunya, Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis.
Tempat rehabilitasi Gramesia Cirebon sering mendapati anak usia sekolah yang mengalami stres, depresi, dan gangguan mental lainnya.
Pasien gangguan jiwa harus dapat merasa lebih diterima dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
Gangguan mental atau mental health disorder seringkali sulit dikenali karena gejalanya bisa bervariasi dan muncul secara bertahap.
PERHIMPUNAN Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) pemeriksaan kesehatan jiwa berkala bagi peserta Program Pendidikan Dokter PPDS merupakan terobosan
DIREKTUR Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan masyarakat Indonesia perlu meningkatkan literasi dalam penanganan anak dengan autisme.
WAKIL Ketua KPAI Jasra Putra mengatakan anak yang mengalami kekerasan bisa berujung pada gangguan kejiwaan, bahkan bunuh diri. Angka masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja cukup tinggi.
CONTINIUM of care (CoC) penting untuk kesehatan jiwa. CoC adalah pendekatan holistik yang mencakup seluruh spektrum perawatan kesehatan jiwa.
“Jadi lagu ini aku buat dari pengalaman sendiri, pas lagi di masa suicidal. Masa itu aku sangat kalut, depresi. Aku lagi di mental state yang bikin enggak bisa melihat cahaya di depan,”
Gangguan kesehatan jiwa, seperti depresi, kecemasan, dan skizofrenia, menjadi isu penting di Indonesia. Di Yogyakarta, prevalensi gangguan jiwa tercatat 0,78% pada 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved