Kamis 08 September 2022, 13:03 WIB

Indeks Pembangunan Literasi di Indonesia Terus Meningkat

Faustinus Nua | Humaniora
Indeks Pembangunan Literasi di Indonesia Terus Meningkat

Antara
Potret sejumlah anak menyimak cerita dari pendongeng.

 

INDEKS pembangunan literasi masyarakat Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu diungkapkan  Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Joko Santoso.

"Perpusnas melakukan pengukuran sendiri, jadi ada namanya indeks pembangunan literasi masyarakat, ada juga tingkat gemar membaca," jelasnya, Kamis (8/9).

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa indeks tingkat gemar membaca masyarakat meningkat dari 55,74 pada 2020, kemudian menjadi 59,52 pada 2021. Ditargetkan pada 2024, indeks gemar membaca mencapai 71,3.

Baca juga: Globalisasi dan Tantangan Budaya di Ruang Digital

Sementara itu, indeks pembangunan literasi masyarakat naik dari 12,93 pada 2020, menjadi 13,54 pada 2021, dengan target mencapai angka 15 pada 2024. Menurutnya, tingkat literasi dan kegemaran membaca masyarakat memengaruhi kemampuan dalam mengelola kehidupan.

"Mengapa? Karena mereka tidak dibekali dengan kecakapan yang wajib, yang menjadi syarat sukses di tengah pasar tenaga kerja. Jadi ada korelasi antara pendidikan, literasi dan tingkat kemiskinan," tutur Joko.

"Berdasarkan data, akibat kurangnya literasi secara global kerugiannya mencapai US$1,5 triliun per tahun. Untuk itu, penguatan literasi jadi suatu keharusan, karena menjadi alat ampuh dalam mengatasi kemiskinan," imbuhnya.

Baca juga: Perpustakaan dan Gerakan (Kebudayaan) Literasi yang Mulia

Upaya peningkatan literasi masyarakat mencakup peningkatan frekuensi membaca, kunjungan ke perpustakaan, hingga akses internet untuk pengetahuan. Perpusnas pun melaksanakan program perpustakaan berbasis inklusi sosial, yang memungkinkan warga ntuk mengembangkan potensi. 

"Program perpustakaan berbasis inklusi sosial sudah mencakup 2.500 desa di kabupaten/kota dan akan terus diperluas," kata Joko.

Selain itu, Perpuspas berupaya menambah koleksi bahan bacaan. Jumlah bacaan yang tersedia secara nasional sebanyak 28 juta eksemplar, atau satu bahan bacaan tersedia untuk 19 orang. Menurut standar UNESCO, semestinya ada satu bahan bacaan untuk dua orang.(OL-11)
 

Baca Juga

Ist

Jawab Kebutuhan Pemahaman Bahasa, UAI Buka Magister Linguistik Terapan

👤Media Indonesia 🕔Kamis 01 Juni 2023, 22:46 WIB
Generasi muda kini harus memiliki pemahaman lebih mendalam mengenai teori dan metodologi linguistik terapan dalam berbagai konteks, seperti...
Dok. Ukrida

Ukrida dan BPK Penabur Pererat Kolaborasi Bidang Pendidikan untuk Membangun Negeri  

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Kamis 01 Juni 2023, 22:36 WIB
Keduanya pun akan menjalin kolaborasi ikut mencerdaskan bangsa melalui pendidikan generasi...
Dok YPPDB

Ayep Zaki Dorong Kompetensi Nazhir Wakaf Wujudkan Kemaslahatan Bangsa

👤Media Indonesia 🕔Kamis 01 Juni 2023, 21:40 WIB
Nadzir wakaf ialah para pemegang amanat yang bertugas untuk memelihara dan mengurus harta wakaf, sesuai dengan wujud dan tujuan wakaf...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya