Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
FESTIVAL Musikal Indonesia (FMI), festival musikal yang pertama kali digelar di Indonesia yang selain menyajikan gala musikal di auditorium dan showcase musikal di panggung karya (area lobby), juga menghadirkan seminar, pameran, hingga kuliner Nusantara.
Rangkaian acara ini digelar dalam dua hari berturut-turut, yaitu 20 dan 21 Agustus 2022 di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Setiap harinya acara akan dimulai pk.15.00 WIB dengan seminar.
Pada hari pertama, seminar bertajuk "Bersiap jadi Pemain Musikal" akan menghadirkan dua pemain muda musikal yang sangat berbakat, Ara Ajisiwi dari EKI Dance Company dan Bathara Saverigadi Dewandoro (yang juga akrab dipanggil dengan Ara) dari Swargaloka.
Dalam forum ini akan dibahas apa saja modal menjadi penampil musikal di Indonesia dan bagaimana masa depan profesi ini nantinya.
Sedangkan forum seminar hari kedua pada jam yang sama akan membahas "Membuat Musikal yang Cuan". Hadir pada forum ini Andika Permata, S.STP, M.Si - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Aiko Senosoenoto - pendiri EKI Dance Company dan juga anggota Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta, Maera Panigoro -co-founder Artswara Production, dan Markus R. A ‘Kepra’ Prasetyo - praktisi komunikasi dan pengelola manajemen acara.
Seminar ini bakal mengulas bagaimana menyajikan musikal yang menguntungkan dan bagaimana perkembangan industri musikal Indonesia di masa depan.
Setelah seminar, pada sore harinya di panggung karya yang berada di areal lobby Ciputra Artpreneur, akan digelar showcase musikal dari ASKARA, Gigi Art of Dance, Jaksical, JPAC dan YPU. Pertunjukan di panggung karya akan dimulai pk.17.30 WIB setiap harinya.
Menyajikan pertunjukan musikal berdurasi 15 menit dalam sesi showcase di panggung karya merupakan tantangan tersendiri.
Gigi Art of Dance (GAOD) dengan penata artistik Gianti Giadi yang juga merupakan CEO GAOD, harus mempersingkat musikal berdurasi 2 jam yang pernah mereka pentaskan pada tahun 2019.
“Bagaimana agar pesan yang ingin disampaikan tetap tersampaikan dan dipahami penonton, ini tantangannya,” ujar Gianti Giadi yang akan menampilkan “Plastic Fantastic” dalam FMI.
Kepada panitia FMI, Adelaida Mawong dari Yayasan Prima Unggul (YPU) menceritakan bahwa mereka akan membawakan tari dan medley dari delapan daerah.
"Siswa-siswi YPU akan membawakan lagu dan tarian tradisional dalam bentuk medley 8 lagu daerah dengan tujuan untuk turut melestarikan lagu dan tari nusantara serta menghibur penonton yang hadir,” tutur Adelaida.
Jakarta Musical Crew (Jaksical) melalui Resa Kawatu sebagai co-produser, mengungkapkan bahwa FMI merupakan salah satu langkah menjanjikan akan masa depan cerah bidang seni pertunjukan di Indonesia.
“Semoga acara ini dapat menjadi ruang ekspresi bagi para pelaku seni, memberi pengakuan dan apresiasi bagi para komunitas-komunitas yang bergerak di bidang serupa, serta mengenalkan dan mengajak masyarakat Indonesia untuk menikmati dan mengapresiasi seni pertunjukan di Indonesia,” jelasnya.
Pada FMI yang pertama ini, Jaksical akan menampilkan “Suara Dara: Cinta dan Mimpi”.
Adinda Nindyachandra, direktur eksekutif dan produser dari ASKARA yang akan tampil di panggung karya, dalam pertunjukkannya menyampaikan, “Kami ingin memberikan harapan kepada para pekerja seni melalui musik dan tari untuk percaya pada kekuatan mimpi dalam diri yang akan melahirkan kolaborasi.”
ASKARA akan menampilkan “Perhatian Perhatian! -sebuah kabaret”.
Kelima showcase musikal di panggung karya ini dapat ditonton tanpa tiket ataupun registrasi. Penonton bisa hadir langsung di Ciputra Artpreneur, sambil menikmati kuliner nusantara di areal festival.
Sedangkan untuk menonton pertunjukan di dalam auditorium setiap malamnya, penonton harus registrasi terlebih dahulu untuk mendapatkan tiket gratis melalui Loket.com.
Pentas di dalam auditorium ini akan menampilkan tujuh kelompok yaitu Artswara, EKI Dance Company, FlodanzSoka, Jakarta Movin, Kampus Betawi, TEMAN musicals, dan Swargaloka.
Sementara Rio Rahmansyah dari Jakarta Performing Arts Community (JPAC) merasa terhormat dapat ikut memeriahkan FMI yang menurutnya adalah sebuah gebrakan baru yang dapat semakin memperkuat pertumbuhan industri seni pertunjukan di Indonesia.
“JPAC sangat berharap acara FMI dapat terus secara rutin diselenggarakan dengan keyakinan bahwa kegiatan ini dapat mendukung terciptanya sinergi dalam perkembangan seni pertunjukan di Indonesia,” jelasnya.
Pada saat pembukaan registrasi penonton pada 8 dan 11 Agustus 2022 di Loket.com, seluruh tiket untuk menonton dua hari pertunjukan di dalam auditorium habis dalam waktu kurang dari 10 menit.
Yola Yulfianti, salah satu produser FMI yang juga Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta, menyatakan kegembiraannya akan antusiasme masyarakat untuk FMI yang pertama. “Gelaran Festival Musikal Indonesia yang pertama akan menjadi tonggak sejarah baru bagi industri musikal di Indonesia.
"Festival ini menandakan masa depan yang cerah bagi pelaku musikal, terlebih lagi melihat antusiasme yang sangat besar dari masyarakat. Nggak sabar nunggu festival musikal rasa Indonesia!” katanya.
Selama rangkaian Festival Musikal Indonesia, pengunjung juga dapat menikmati pameran “Jejak Langkah Musikal Indonesia”.
Pameran ini menggambarkan bagaimana kekayaan seni tradisi di tanah air pada dasarnya mengandung instrumen pertunjukan musikal modern yang kita kenal dan berkembang luar biasa saat ini. (RO/OL-09)
Malam penutupan menampilkan dua film IMAX yang diproduksi di Indonesia: UNDER THE SEA karya Howard Hall (AS, Kanada) dan BORN TO BE WILD karya David Lickley (AS)
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menghadirkan pengalaman berbeda bagi para pengunjung International BNI Java Jazz Festival 2025 melalui aktivitas wondr Treasure Hunt.
Festival kali ini diselenggarakan pada 25 Mei 2025 di Sarinah Thamrin, Jakarta dan juga dalam rangka memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh pada 27 Mei 2025.
Selain pameran seni, kegiatan ini juga meliputi lokakarya, pasar kreator, permainan, dan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan karakter favorit anak-anak.
Pagelaran Suadesa Festival 2025 di Karangrejo, Magelang, Jawa Ttengah, membawa berkah bagi pelaku UMKM lokal.
Kabupaten Padang Pariaman menggelar Festival Juadah 2025 sekaligus dalam rangka membangkitkan gairah UMKM di daerah tersebut.
Lagu Sudah Biasa dari Badai Sampai Sore menggambarkan fase di mana segalanya terasa otomatis, bukan lagi soal pilihan, melainkan soal bertahan.
Menggandeng sejumlah penyanyi seperti Hanin Dhiya, Shanna Shannon, dan Shakira Jasmine, mini album Stevan Pasaribu ini menyuguhkan total enam lagu.
Di pertengahan 2025 ini, Laura Pradipta (vokal) memutuskan untuk hiatus dari ArumtaLa dalam waktu yang tidak bisa ditentukan sehingga duo itu tinggal menyisakan Arini Kumara.
Lewat Teman Sejati?, Jenaka Mahila mengajak penikmat musik untuk merenungi arti sebenarnya dari sebuah persahabatan.
Bagi Prass, pengalaman ini membuat proses penulisan lagunya menjadi lebih ‘mindful’ dan percaya diri.
Serba Salah dari Giant Jay menyuarakan realita sehari-hari: ketika tubuhmu, pilihanmu, bahkan dompetmu bisa jadi bahan penghakiman.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved