Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PENGURUS Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengakui bahwa saat ini Indonesia memang mengalami kekurangan tenaga dokter. Baik dokter umum maupun dokter spesialis, semuanya masih di bawah standar WHO.
"Dengan jumlah penduduk 273 juta, kebutuhan dokter adalah 273.984 (rasio 1:1.000), maka pada tahun 2022 jumlah kekurangan dokter umum sebanyak 172.508," ungkap Ketua PB IDI, dr. Moh. Adib Khumaidi, Sp. OT dalam Diskusi Strategis Keprofesian IDI dengan tema 'Diskusi Terbuka Surat Keputusan Bersama Dua Menteri tentang Peningkatan Kuota Program Dokter dan Dokter Spesialis', Sabtu (13/8).
Selain dokter umum, masalah yang sama juga terjadi pada dokter spesialis. Terdapat 269 atau 41,58% Rumah Sakit yang belum memiliki 7 jenis dokter.
Adib mengapresiasi langkah pemerintah, dalam hal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementrian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) yang telah mendorong akselerasi pemenuhan kebutuhan dokter melalui pendidikan kedokteran. Kedua kementerian sudah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) dua menteri untuk mendukung produksi dokter baik umum maupun spesialis.
Baca juga: Indonesia Masih Kekurangan Dokter Spesialis Jantung
Meski demikian, Adib menilai bahwa masalah tidak semata-mata soal jumlah yang harus dipenuhi dengan mengakselerasi produksi.
Menurutnya, distribusi dokter juga menjadi masalah utama. Sebab, banyak dokter yang ingin bertugas di kota besar, sehingga terjadi ketimpangan di bandingkan dengan di desa.
Masih banyak kebutuhan dokter umum dan spesialis. Tapi di satu sisi juga terjadi overload jumlah dokter seperti di wilayah tertentu Jakarta.
Adib menegaskan bahwa hal itu merupakan tanggung jawab semua pihak baik pusat maupun daerah.
Pemerintah pusat boleh saja mengimbau daerah, akan tetapi tanpa keterlibatan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), maka SKB Dua Menteri akan sulit diimplementasikan.
"SKB Dua Menteri belum lengkap kalau belum ditambahkan Kemendagri. Karena Pemda lebih mendengar Kemendagri," urainya.
Adib berharap Kemenkes dan Kemendikbud-Ristek bisa berkolaborasi bersama Kemendagri.
Sebab, Kemendagri memiliki posisi strategis dalam mendorong daerah untuk menyediakan fasilitas yang bisa menjadi daya tarik bagi para dokter.
Keterlibatan semua stakeholder pun sangat dibutuhkan. Sehingga akselerasi tidak sekadar menambah jumlah dokter tetapi betul-betul dilakukan distribusi dalam memenuhi kebutuhan dokter nasional, khususnya di daerah.
Sementara itu, Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes, drg. Arianti Anaya, MKM, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan penyatuan data tenaga kesehatan. Pendataan menjadi langkah awal untuk menata dan mengetahui secara pasti jumlah tenaga kesehatan.
"Data ini masih baru, ino belum pasti karena masih dalamproses penataan. Kira-kira sebulan kedepan kita sudah punya data yang lengkap," tuturnya.
Berdasarkan standar WHO, jumlah dokter di Indonesia memang masih jauh dari cukup. Lantas, yang diupayakan pemerintah dalam waktu dekat adalah meningkatkan jumlahnya atau kuantitas terlebih dahulu.
"Kalau standar WHO, maka kita masih jauh. Nah ini yang harus kita kejar," imbuhnya.
Meski dalam SKB, fokusnya adalah mengakselerasi jumlah dokter, kualitas dan distribusi juga diperhatikan. Sehingga, pelayanan kesehatan benar-benar dirasakan secara merata oleh semua warga Indonesia.(Van/OL-09)
Ketua Umum PB IDI Slamet Budiarto meminta rumah sakit (RS) agar selalu melindungi tenaga kesehatannya. Itu ia sampaikan terkait kekerasan yang dialami dokter di RSUD Sekayu, Sumatra Selatan
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
IDI tidak pernah mengeluarkan rilis atau pernyataan resmi tentang daftar minuman penyebab kanker.
Salah satu tantangan terbesar dalam kesehatan masyarakat saat ini adalah daya tarik produk tembakau, nikotin, dan turunannya seperti rokok dan vape, terutama bagi anak muda.
KETUA Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto menilai komunikasi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin harus segera diperbaiki.
KETUA Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto mengatakan, melatih dokter umum untuk melakukan operasi caesar pada ibu hamil bisa menjadi opsi terakhir.
APBD bukan sekadar dokumen anggaran, namun juga menjadi instrumen kebijakan yang mencerminkan konsistensi dan komitmen daerah untuk mendukung program pembangunan.
Kemendagri mencatat ada 104 daerah yang mengalami kenaikan PBB, dengan 20 di antaranya mencatatkan kenaikan di atas 100 persen.
Prabowo, kata Tito, menginstruksikan agar Kemendagri mengoordinasikan sejumlah daerah. Namun, ia enggan merinci lebih jauh topik koordinasi yang dimaksud.
Perlu adanya sistem yang meninjau ulang rancangan peraturan daerah dalam kasus Bupati Pati Sudewo
Seminar ini strategis untuk menyamakan dan mempersatukan persepsi serta pandangan guna mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah otonomi khusus (Otsus).
Tim dari Kemendagri, lanjutnya, melakukan pengecekan dan survei ke lapangan sebagai upaya penyelesaian sengketa. Menurutnya itu sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved