Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Edukasi Soal Lingkungan Sejak Dini Penting untuk Ubah Gaya Hidup

Basuki Eka Purnama
09/8/2022 09:45
Edukasi Soal Lingkungan Sejak Dini Penting untuk Ubah Gaya Hidup
Anggota komunitas Kampung Dongeng Indonesia mendongeng soal lingkungan di hadapan anak-anak di Jambi Tulo, Muarojambi, Jambi.(ANTARA/Wahdi Septiawan)

DIREKTUR Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Jo Kumala Dewi mengatakan gerakan edukasi lingkungan yang dilakukan sejak dini, disadari atau tidak, akan mengubah gaya hidup, pola konsumsi, serta perilaku manusia yang lebih peduli terhadap keberlanjutan bumi.

Oleh sebab itu, pihaknya terus mendorong Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Jo menilai gerakan tersebut juga akan berdampak positif terhadap lingkungan sekitar, tidak hanya terbatas pada peserta didik.

"Menjadi bagian dari gerakan peduli berbudaya lingkungan di sekolah tentunya telah menunjukkan aksi nyata dalam penanaman sikap peduli lingkungan dan peningkatan kualitas lingkungan," kata Jo dalam webinar, dikutip Selasa (9/8).

Baca juga: Perlu Sinergitas dalam Pembiayaan Karbon Biru

Ia mengatakan, dunia, bahkan Indonesia, akan menghadapi perkembangan populasi generasi muda atau bonus demografi pada dekade ini. Mengingat hal tersebut, Jo mencatat pentingnya untuk menyiapkan generasi penerus yang sehat sehingga dapat menjadi pionir kepedulian lingkungan hidup di masa mendatang.

"Melalui proses edukasi memang tidak mudah, tidak semudah kita membalik telapak tangan. Perlu proses dan perlu kesabaran karena hasilnya juga tidak kasat mata, tapi harus dimulai sejak usia dini," ujarnya.

Menurut Jo, menumbuhkan rasa cinta kepada alam dan memahami esensi alam merupakan bagian dari proses edukasi. Lebih lanjut, ia mengatakan gaya hidup ramah lingkungan juga dapat diperkenalkan dan dilakukan sedini mungkin.

"Kalau saya selalu dengan 3M sedini mungkin, dimulai dari sekarang, mulai dari hal yang kecil dan mulai dari diri kita sendiri," ujarnya.

Langkah-langkah kecil tersebut, lanjut Jo, dapat dimulai dari kebiasaan menanam tumbuhan di pekarangan rumah dan sekolah, membuang dan memilah sampah, mengurangi sampah termasuk sampah plastik, serta menggunakan kembali dan mendaur ulang barang-barang yang dapat dipakai.

Jo mengatakan KLHK sendiri juga telah meningkatkan kesadaran masyarakat dan memberikan edukasi lingkungan sejak dini. Program Adiwiyata, misalnya, yang sejak 2006 memberikan penghargaan kepada sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.

Jo menjelaskan upaya tersebut sebenarnya dilakukan untuk menjawab perkembangan tantangan permasalahan lingkungan melalui edukasi dengan harapan sekolah-sekolah formal dapat menjadi magnet di dalam pengembangan edukasi lingkungan.

"Karena anak-anak yang terdidik inilah yang menjadi sasaran empuk dan sasaran yang tepat sekali untuk diberikan pemahaman untuk mengubah perilaku," imbuhnya.

Menurut data yang Jo himpun, pada 2016 hingga 2021, KLHK dikatakan telah memberi penghargaan Adiwiyata kepada sekitar 4.700 sekolah di seluruh provinsi di Indonesia.

Jumlah tersebut, kata Jo, memang masih terbilang rendah mengingat persebaran sekolah di Indonesia mencapai puluhan ribu. 

Walau begitu, ia berharap setidaknya jika 1 juta siswa sudah terpapar oleh nilai berbudaya lingkungan, di masa mendatang, mereka diharapkan menjadi pemimpin yang punya kepedulian lebih tinggi terhadap lingkungan. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya