Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Layanan Bach Flower, Terobosan Baru dalam Dunia Psikologi

Mesakh Ananta Dachi
24/7/2022 06:30
Layanan Bach Flower, Terobosan Baru dalam Dunia Psikologi
Psikiater dan praktisi Bach Flower Alva Paramitha(Antara/Dok Pri)

RISET Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. 

Selain itu, berdasarkan Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes pada 2016, diperoleh data bunuh diri per tahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada 5 orang melakukan bunuh diri, serta 47,7% korban bunuh diri adalah pada usia 10-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif.

Untuk saat ini, Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa sekitar 1 dari 5 penduduk, artinya sekitar 20% populasi di Indonesia itu mempunyai potensi-potensi masalah gangguan jiwa.

Baca juga: Yuk Kenalan dengan Bach Flower Remedies

Yang menjadi penyebab masalah ini juga adalah ketimpangan antara jumlah pengidap penyakit mental dan jumlah psikiater yang ada. 

Berdasarkan data Kemenkes, pada 2021, tercatat ada sebanyak 1.053 psikiater yang ada di Indonesia, artinya, setiap 1 psikiater harus melayani sebanyak 250.000 orang.

Selain rendahnya jumlah psikiater, Indonesia juga memiliki kesadaran rendah akan pentingnya kesadaran mental, dengan mencari bantuan atau konsultasi kepada psikiater.

Dalam dunia psikologi, kini terdapat alternatif konsultasi baru yang dikenal dengan layanan Bach Flower.

Layanan Bach Flower yang dikombinasikan dengan disiplin ilmu psikoastrologi, mengidentifikasikan permasalahan mental dan emosi seseorang berdasarkan waktu kelahiran, zodiak, dan momen-momen besar semasa hidup seseorang.

Setelah dilakukannya identifikasi, psikiater selanjutnya  menggunakan obat dari 38 jenis bunga yang disesuaikan dengan permasalahan mental yang sedang diidap oleh pasien.

Psikiater dan praktisi Bach Flower Alva Paramitha mengungkapkan layanan Bach Flower bukanlah semata mata sugesti belaka, namun benar benar hal yang berdasarkan pada psikologi ilmiah.

“Saya tekankan ini bukan sugesti, karena untuk menjadi praktisi, kita butuh pendidikan, dan itu ada sampai 3 level atau 3 tahap. Di Indonesia sendiri, hanya masih tersedia 2 level, jadi untuk sampai ke tahap terakhir, kita harus belajarnya ke luar negeri. Paling dekat yah di Singapura, atau langsung ke Inggris," ujar Alva.

“Rendahnya tingkat konsultasi ke psikologi itu juga dipengaruhi umumnya pasien tidak bisa mengungkapkan masalah yang dihadapinya, datang ke klinik langsung menangis, kita kan ga tau masalahnya bagaimana. Jadi, dengan mengetahui waktu lahirnya kita bisa identifikasi masalahnya, dan kita atasi dengan pelayanan Bach Flower,” tambahnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya