Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MARKET Access & Government Affairs Director PT Merck Indonesia Andri Kunsandri mengatakan prediabetes terjadi pada usia produktif atau working age. Anak muda ini yang sebetulnya akan menghadapi bonus demografi namun jika kesehatan tidak diperhatikan maka akan berubah menjadi bencana.
"Saat ini prediabetes banyak terjadi di usia working age. Saat ini sharing knowledge juga masih terbatas belum banyak orang masuk ke ranah-ranah penelitian prediabetes, memahami penyakit ini seperti apa komplikasi, manajemen, treatment seperti apa," kata Andri dalam Global Health Security and Covid-19 Task Force T20 Indonesia 'Combating Pre-Diabetes to Avoid Future Significant Burden of T2DM', Rabu (29/6).
Sehingga perlunya penelitian bagaimana penyakit ini akan berkembang karena prediabetes hingga diabetes melitus (DM) bukan hanya ancaman bagi Indonesia tapi juga banyak negara lainnya. Dunia juga menghadapi DM, dari 442 juta orang yang diperkirakan meningkat menjadi 700 juta orang di 2024 dan menjadi penyakit dengan angka kematian tertinggi di dunia serta menyedot pembiayaan kesehatan yang paling besar.
"Prediabetes terjadi di usia produktif, jika bicara quick win dan intervensi di tenaga kerja maka akan sangat luar biasa, pemerintah dan swasta juga berperan sangat penting membuat regulasi di sektor tenaga kerja health important rules, skrining, dan sebagainya," ujarnya.
Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Pergeseran gaya hidup menjadi alasan penyakit tidak menular menjadi tren kasus yang meningkat tahun ke tahun.
"Di Indonesia angka kematian dan kesakitan DM masih sangat tinggi terutama pada usia produktif. Padahal 2030 Indonesia akan mengalami bonus demografi, 68% populasi memiliki usia produktif untuk mendorong perekonomian," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.
Baca juga: Pre-diabetes Jadi Sinyal Cegah Diabetes Melitus
Sehingga, lanjut Nadia, perlu didukung peningkatan produktivitas tenaga kerja sebanyak 40%. Jika melihat asumsi daripada pertumbuhan ekonomi 8% setiap tahun maka PDB per kapita negara maju di 2037 akan bisa dicapai Indonesia yaitu sekitar USD2.860 per kapita.
"Namun itu semua harus didukung dengan pertumbuhan produktivitas 40%, pertumbuhan bonus demografi dan ekonomi. Sehingga kita melihat pembangunan SDM adalah prioritas utama," ujarnya.
Penyakit tidak menular pada usia produktif yang merupakan penyakit bisa dicegah sebanyak 70% dari total kematian, seperti kanker, stroke, DM, infeksi pernapasan dan lainnya.
"DM menjadi faktor risiko terjadi penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal sehingga perlu upaya lebih dini lagi promotif dan preventif," pungkasnya.(OL-5)
Di Indonesia, Survei Kesehatan 2023 mencatat sekitar 6,7 juta penduduk terinfeksi hepatitis B dan 2,5 juta terinfeksi hepatitis C.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
BEBAN penyakit pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi, khususnya pada kelompok usia dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, mengatakan bahwa kandungan gula garam dan lemak pada (GGL) pada makanan yang dikonsumsi ditengarai menjadi salah satu penyebab obesitas pada anak.
Rasio dokter di Indonesia hanya sekitar 0,60 hingga 0,72 dokter per 1.000 penduduk. Angka itu jauh di bawah standar WHO yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk.
Sebanyak 103 lokasi Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi proyek percontohan untuk kehadiran klinik dan apotek desa.
Saat bonus demografi, terjadi surplus usia produktif yang sangat tinggi. Angkanya rata-rata 70% dari keseluruhan jumlah penduduk usia produktif.
Meski tingkat pengangguran terbuka turun ke angka 4,7%, jumlah absolut pengangguran justru meningkat.
Masih terlalu fokus mencetak ijazah, bukan menyiapkan talenta, baik dari sisi keterampilan, etos kerja, maupun literasi digital.
SULIT menjadi Indonesia. Bukan lantaran tak punya sumber daya, melainkan karena harapan selalu membuncah melebihi kapasitas institusi yang mengelola.
Proses mempertemukan pelaku usaha atau business matchmaking dianggap menjadi jurus ampuh bagi Indonesia untuk bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
TANTANGAN para pencari kerja di era bonus demografi disebut akan semakin kompleks. Peluang kerja konvensional kini semakin terbatas akibat tingginya persaingan dan kuota yang minim.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved