Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tekan Deforestasi, Plana Usung Produk Non-Kayu

Mediaindonesia.com
27/6/2022 08:05
Tekan Deforestasi, Plana Usung Produk Non-Kayu
Plana meluncurkan produk yang terbuat dari sekam gabah padi dan plastik daur ulang untuk mengurangi sampah plastik.(dok.ist)

MEMBAWA misi menekan laju deforestasi dan turut mengurangi sampah plastik, Plana meluncurkan produk yang terbuat dari sekam gabah padi dan plastik daur ulang.

Sekilas, papan-papan yang melengkung bernuansa cokelat dengan besi penyangga di beberapa sisi itu tampak seperti kayu pada umumnya. Namun rupanya bangunan instalasi yang membentuk dua lengkungan oval gigantik itu terbuat dari material sekam gabah dan campuran plastik daur ulang.

"Kami awalnya melihat tingginya isu sampah plastik yang ada di lingkungan, dan juga banyaknya sekam gabah padi yang tidak digunakan tapi dibakar yang membuat polusi udara. Di sisi lain, kami juga ingin meningkatkan kesejahteraan petani dengan mengutilisasi sekam gabah yang tidak terpakai. Kemudian kami juga melihat adanya kesempatan untuk mengurangi deforestasi dengan menciptakan produk substitusi kayu. Ditambah memang background dari keluarga kami berkecimpung dalam industri polimer (plastic injection) jadi kami sudah memiliki pengetahuan tentang mengkompositkan senyawa polimer (sampah plastik) dengan material lain," kata Co-founder & CHR Plana Joshua Christopher Chandra di sela pameran Bukan Kayu di Ashta District 8, Jakarta, Sabtu, (25/6).

Pameran tersebut berlangsung hingga Minggu, (26/6). Instalasi Bukan Kayu pun didesain dengan memanfaatkan 1 ton lebih sekam gabah padi dan 3150 tutup botol plastik. Komposisi itu pun setara dengan 366 pohon.

Sementara itu, produk-produk yang dihasilkan Plana di antaranya adalah material untuk lantai, dinding, dan kolam renang. Semuanya memanfaatkan komponen 60% sekam, 30% plastik daur ulang, dan 10% aditif. Dalam kurun lima tahun, mereka pun mengklaim telah menggunakan 400 ton plastik daur ulang dan 880 ton sekam gabah padi. Dengan begitu, mereka mampu menghemat pohon setara 280 ribu pohon dalam kurun lima tahun. Dalam proses produksinya di pabrik, Plana pun mengatakan berusaha untuk meminimalisasi jejak karbon karbon yang dihasilkan.

“Awalnya memang dulu kami produksi wpc (wood-plastic composites). Tapi kemudian kami juga merasa ada tanggung jawab lingkungan. Jadi kami mencoba dengan material sekam. Itu bahkan kami melakukan percobaan sampai 200 kali lebih dalam kurun setahun untuk menemukan formulanya,” tambah Co-Founder dan COO Plana Kenny Oktavian Lukito.

Saat ini, mereka pun tengah menyasar pasar yang memang memiliki kepedulian pada lingkungan. Dalam perjalanannya, mereka juga berupaya mengedukasi publik dengan beberapa rangkaian kampanye selama kurun dua tahun terakhir.

“Sejauh ini tantangan kami saat melakukan penetrasi market adalah untuk membuat masyarakat sadar akan produk yang sustainable. Bagi masyarakat yang memang sudah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan, produk kami lebih mudah diterima. Namun untuk masyarakat yang belum aware dengan issue lingkungan ini, kami melakukan edukasi dan kampanye melalui movement kami di Plastic for Nature. Mulai dari kolaborasi dengan figur publik, live di instagram, kelas dan gelar wicara,” jelas Joshua. (RO/OL-13)

Baca Juga: Hanya Dewan Pers yang Lakukan Sertifikasi Wartawan



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya