Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
KEMATIAN akibat serangan jantung di Indonesia masih jadi salah satu penyumbang kasus kematian tertinggi, yaitu sekitar 8-14%. Di sisi lain, kebutuhan atas dokter spesialis jantuk dan pembuluh darah (SpJP) masih tinggi.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Isman Firdaus menyebut, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (SpJP) di Indonesia saat ini berjumlah 1.485 orang. Jumlah itu masih kurang.
"Kita butuh dalam dua atau tiga tahun 3.000 dokter (SpJP)," kata dia dalam kongres nasional tiga tahunan PERKI Ke -XIX di Yogyakarta. Kongres ini melibatkan 40 PERKI cabang dari seluruh Indonesia.
Ia menyebut, idealnya, setiap 100.000 orang ada 1 dokter jantung. Namun, saat ini, setiap 250.000 orang hanya ada 1 dokter jantung.
Dengan semakin banyak dokter spesialis jantung, angka kematian bisa menurun dan layanan pengobatan penyakit jantung bisa lebih baik di 34 provinsi dari Sabang sampai Merauke.
Ia menyebut, sekarang pelayanan penyakit jantung hanya ada di ibu kota provinsi, tidak sampai menjangkau ke seluruh kabupaten-kota.
"Melalui kongres ini diharapkan, standar pelayanan harus dibuat menjadi lebih baik]agar masyarakat Indonesia tidak lagi berobat ke luar negeri," ungkap dia.
Baca juga : KSP Sebut Peleburan Kelas BPJS Diuji Coba di RS Vertikal Kemenkes
Dari sisi kualitas SDM dokter SpJP, ia menyebut sudah mencukupi. Pandemi telah menunjukkan kualitas pengobatan penyakit jantung di tanah air.
"Kita sudah teruji saat pandemi kemarin gimana gerbang perbatasan semua ditutup, yang tadinya keluar tidak bisa lagi sehingga mau nggak mau mereka meminta pertolongan kelainan jantung, serangan jantung, pemasangan ring katup jantung, pacu jantung atau ablasi jantung ke dokter-dokter spesialis jantung di tanah air," ujar dia.
Ia pun menegaskan, jangan sampai pengobatan penyakit jantung di Indonesia kalah dengan negara lain. PERKI berusaha memberikan yang dibutuhkan para dokter jantung untuk memperkuat pelayanan di masing-masing cabang.
"Selanjutnya kita ubah citranya bahwa dokter jantung sudah mantap di Indonesia. Dengan teknologi yang ada di luar negeri, kita juga bisa," kata dia.
Kongres PERKI dihadiri oleh 196 orang peserta dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (SpJP) yang mewakili cabang-cabang di seluruh Indonesia.
Tujuan diselenggarakan KOPERKI XIX Ini adalah untuk mewujudkan organisasi PERKI yang modern, mandiri, efektif, dan efisien, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Selain itu, KOPERKI XIX juga ingin mewujudkan berjalannya kaderisasi kepemimpinan secara mantap, sehingga PERKI diakui sebagai organisasi yang terkemuka dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. (OL-7)
Kesehatan mulut tak hanya soal gigi bersih. Penyakit gusi bisa memicu diabetes, jantung, infeksi paru, hingga komplikasi kehamilan. Jaga mulut sehat sekarang!
ANAK-anak hingga remaja ternyata juga bisa diajarkan mencegah terjadinya penyakit jantung.
Adapun gejala yang patut diwaspadai meliputi sesak napas, nyeri dada di bagian tengah yang menjalar, serta jantung berdebar secara tidak normal.
Selain harus berjuang dengan penyakitnya, penderita diabetes juga ternyata mengalami rasa kesepian yang luar biasa.
Jika tidak terdeteksi sejak dini, gagal jantung dapat memicu komplikasi yang serius, bahkan menyebabkan kematian.
Gejala khas dari kondisi ini meliputi nyeri dada di bagian tengah, rasa sesak seperti ditekan beban berat, nyeri menjalar ke lengan kiri atau ulu hati, timbul saat aktivitas ringan.
ARTIS Korea Selatan, Kang Seo Ha, meninggal dunia di usia 31 tahun karena berjuang melawan kanker lambung yang diketahui sudah stadium 4.
Pendidikan kedokteran bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga membentuk jati diri sebagai pelayan kesehatan yang berintegritas.
Pada EMT ke-2 BSMI untuk Gaza ini, BSMI mengirim pakar stem cell dan penyembuhan luka Prof Dr dr Basuki Supartono SpOT FICS MARS.
Sidang digelar di Ruang Kartika dilakukan secara tertutup sebagai perkara tindak pidana kekerasan seksual.
Rendahnya literasi kesehatan di masyarakat juga menjadi faktor penyebab. Banyak warga tidak memahami siapa saja yang memiliki kewenangan legal untuk memberikan layanan medis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved