Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
DALAM merencanakan kehamilan, calon orangtua disarankan melakukan skrining guna mendeteksi lebih dini kesehatan jasmani mereka, sehingga dapat mencegah berbagai kemungkinan di kemudian hari.
Dokter spesialis kandungan dan kebidanan Yassin Yanuar mengatakan sangat penting bagi calon ibu dan ayah untuk saling terbuka dengan kondisi kesehatan masing-masing sebelum merencanakan kehamilan atau hendak membangun keluarga.
"Alangkah lebih baik lagi jika calon ibu dan calon ayah melakukan berbagai tes atau skrining kesehatan agar dapat mendeteksi lebih dini kesehatan jasmani mereka, sehingga dapat mencegah berbagai kemungkinan di kemudian hari," ujar Yassin dikutip dari siaran pers Tentang Anak, Senin (23/5).
Baca juga: Faktor Genetik dan Hormon Kehamilan Bisa Sebabkan Varises
Selain kesehatan orangtua, hal yang tidak kalah penting dalam merencanakan kehamilan adalah dukungan sosial seperti keluarga, lingkungan kerja, kondisi finansial, dan lainnya.
Calon orangtua juga perlu mengakses berbagai informasi terkait kehamilan, persalinan dan pola asuh anak agar lebih percaya diri dalam menjalani peran baru mereka.
Yassin juga memaparkan perihal poin penting yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan kehamilan guna menjaga kesehatan dan kenyamanan pada proses kehamilan hingga persalinan nantinya.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan upaya kesehatan ibu. Sebagian besar kematian ibu selama proses kehamilan, persalinan, dan nifas dapat dicegah.
Penyebab langsungnya antara lain pendarahan, preeklampsia, dan infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsungnya seperti usia terlalu muda (kurang dari 20 tahun, terlalu tua (lebih dari 35 tahun), terlalu sering (jarak antarkelahiran kurang dari 2 tahun), terlalu banyak (jumlah anak kurang dari 3 tahun lebih dari 2).
"Terlambat mengenali bahaya, terlambat ke fasilitas kesehatan, terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan," kata Yassin.
Selain itu, beberapa faktor kesehatan yang masih banyak terjadi pada perempuan, yang juga dapat menjadi resiko selama kehamilan dan persalinan berlangsung adalah Kurang Energi Kronik (KEK), anemia, HIV, dan lain-lainnya.
Gaya hidup sehari-hari tanpa disadari juga memiliki peran penting terhadap kesiapan fisik seseorang menuju kehamilan. Hal ini dapat menjadi penghambat kesuburan baik dari sisi perempuan maupun laki-laki di antaranya merokok (merusak oosit pada perempuan) dan konsumsi alkohol (penurunan kualitas sperma).
Olahraga yang terlalu berat atau lebih dari 5 jam per minggu, terbukti mampu menurunkan tingkat kesuburan.
Orangtua yang memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi kronis, asma, penyakit tiroid, penyakit jantung, epilepsi, penyakit ginjal kronis, penyakit autoimun, dan lainnya wajib melakukan pemeriksaan terlebih dulu sebelum merencanakan kehamilan agar dapat diperbaiki sejak dini. (Ant/OL-1)
PROFESOR Entomologi Medis di London School of Hygiene & Tropical Medicine, Prof. James Logan, menemukan fakta bahwa ibu hamil ternyata lebih disukai nyamuk dan sering digigit oleh nyamuk
Studi dari University of Durham dan Dewan Riset Medis Gambia menunjukkan ibu hamil menghembuskan karbon dioksida lebih banyak karena kenaikan berat badan
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Saat ibunya diimunisasi maka zat antibodi-nya akan bisa masuk melalui plasenta dan saluran tali pusar ke si bayi
Masalah stunting di Indonesia belum kunjung reda. Namun, infeksi tersembunyi seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV) ternyata bisa memicu lahirnya bayi stunting.
Pajanan rokok pada ibu hamil berdampak risiko stunting seperti kelahiran bayi dengan berat badan rendah (BBLR) hingga zat berbahaya yang dapat menghambat pertumbuhan janin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved