Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KASUS hepatitis akut misterius yang menjangkit anak-anak di sejumlah negara di dunia tengah menjadi sorotan.
Dijelaskan oleh Ketua Unit Kerja Koorniasi Gastro Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A (K) bahwa hepatitis merupakan infeksi virus yang merusak sel hati.
Dalam kasus hepatitis akut, dapat terjadi gagal hati sehingga penanganannya harus dengan melakukan trasnplantasi hati.
Namun demikian, Muzal mengakui bahwa hingga saat ini Indonesia belum memiliki pengalaman untuk melakukan transplantasi hati untuk kasus emergensi.
"Kita sudah melakukan trasnplantasi hati di RSCM pada sekitar 63 anak. Tapi itu sudah dipersiapkan. Artinya, anak-anak yang mengalami kelainan hati kronik pelan-pelan hatinya akan rusak semua, dan operasi itu sudah disiapkan, seperti donornya dan lainnya," kata Muzal dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Sabtu (5/4).
"Tapi untuk yang emergency kita belum pernah melakukan," imbuh dia.
Baca juga:
Untuk itu, guna mencegah kasus hepatitis akut misterius merebak, Muzal mengungkapkan bahwa IDAI telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi.
Diantaranya dengan melakukan screening awal pada pasien yang memiliki gejala yang mengarah pada kasus hepatitis akut di fasilitas kesehatan.
Selain itu, IDAI juga meminta agar Kemenkes mempersiapkan sarana laboratorium untuk pemeriksaan agar kasus tersebut bisa dideteksi lebih awal.
Selain itu, langkah pencegahan juga perlu disosialisasikan pada masyarakat. Karena virus tersebut ditularkan secara oral, lewat saluran cerna mulut dan tangan.
Kareba itu, pencegahan yang paling baik ialah dengan menjaga kebersihan makanan, sanitasi dan mencegah kontak langsung dengan anak yang memiliki gejala diare, mual dan muntah.
"Kemudian kita lanjutkan protokol covid-19, seperti pakai masker, jaga jarak. Di samping mengurangi covid-19 kita juga bisa mengurangi potensi tertular dari hepatitis akut yang diduga menular lewat droplet juga," imbuh dia.
Seperti diketahui, setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan secara resmi kejadian luar biasa (KLB) kasus hepatitis akut misterius pada tanggal 15 April 2022, jumlah laporan dari berbagai negara terus bertambah.
WHO sendiri menyebut bahwa kasus hepatitis akut misterius ini tidak berkaitan dengan hepatitis A, B, C, D dan E.
Per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara yaitu Inggris 114 orang, Spanyol 13 orang, Israel 12 orang, Amerika Serikat 9 orang, Denmark 6 orang, Irlandia 5 orang, Belanda 4 orang, Italia 4 orang, Norwegia 2 orang, Prancis 2 orang, Romania 1 orang dan Belgia 1 orang dengan kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.
Sebanyak 17 anak atau sekitar 10% di antaranya memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal. (Ata/OL-09)
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Artis, model, dan pembawa acara Dian Ayu Lestari membagikan tips liburan bersama anak-anak, termasuk memilih tempat yang cocok dan mempersiapkan peralatan penting.
Si kecil cenderung lebih mudah pilek dan batuk di musim hujan. Pengaruh cuaca pada perkembangan kuman menjadi salah satu penyebabnya.
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Memperkuat surveilans, ujar Widyastuti, merupakan sistem kewaspadaan dini yang dibangun untuk penyakit menular yang berpotensi menyebar luas.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah melakukan langkah antisipasi seperti penguatan deteksi dini.
"Kita rencananya akan memanggil Dinkes untuk mendapatkan penjelasan dari mereka sekarang posisi kasusnya seperti apa,"
Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi E dari Fraksi PKS mengatakan perlunya keseriusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Sejauh ini, Pemprov DKI Jakarta belum memiliki keputusan khusus terkait penghentian PTM di tengah penyebaran hepatitis akut misterius.
Pasien diketahui berusia 10 tahun dan merupakan warga DKI Jakarta yang dilaporkan berobat di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bekasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved