Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ini Usulan Pakar untuk Tingkatkan Anggaran TB Dunia

M. Iqbal Al Machmudi
30/3/2022 18:05
Ini Usulan Pakar untuk Tingkatkan Anggaran TB Dunia
Tenaga kesehatan memberikan informasi tentang penyakit Tuberkulosis (TBC) kepada siswa saat penyuluhan di SMPN 4 Kota Tangerang, Banten.(ANTARA/FAUZAN )

DIREKTUR Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengusulkan 7 jalan alternatif mengatasi kekurangan anggaran Tuberkulosis (TB) dunia. 

"Pimpinan dunia (termasuk G20) perlu meningkatkan anggaran TB sampai tiga atau empat kali lipat," kata Tjandra dalam G20 1st Health Working Group Side Event on Tuberculosis di Yogyakarta, Rabu (30/3).

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) anggaran global untuk diagnosis, pengobatan, dan pencegahan TB pada 2020 mencapai US$13 miliar. Angka tersebut sebetulnya baru setengah dari target investasi.

Usulan kedua ialah anggaran domestik masing-masing negara juga harus ditingkatkan, dengan advokasi dan komitmen politik. Selain itu juga perlu perlu penyempurnaan TB National Strategic Plan dari aspek perencanaan anggarannya.

"Diupayakan sistem cukai khusus untuk penyakit tertentu, seperti 'airline tax' lewat program UNITAID, mekanisme penganggaran inovatif dari badan donor internasional, seperti program loan buy back GF, social impact bond dan lainnya," ujarnya.

Baca juga: TIIWG G20: Transformasi Digital Kunci Utama Kebangkitan Ekonomi Dunia

Usulan lainnya yakni menggali kemungkinan peran sektor swasta dan filantropi. Serta melakukan efisiensi biaya dengan integrasi program dan pelayanan untuk TB, rokok, DM dan lainnya.

Selain itu, integrasi infrastruktur laboratorium dan sarana pengobatan, bisa juga melakukan penggunaan alat secara bersama, misalnya GeneXpert untuk TB dan covid-19.

Pada kesempatan sama, Presiden The Union Guy Marks menjelaskan rekomendasi tersebut bisa diterapkan karena saat ini TB menjadi momok yang juga menakutkan selain pandemi covid-19.

"Setiap orang berpeluang menjadi penderita TB, kasus tidak muncul bukan dari risiko tinggi tapi keaadaan pada masyarakat umum. Karena seseorang terkena TB menularkan ke orang sekitarnya," kata Marks.

"Tidak ada jalan sehingga pasien tidak cari tahu jadi TB ini menularkan ke sekitarnya sehingga penularan ini sangat tinggi kita bisa mengintrupsi agar TB ini berhenti," tambahnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya