Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Hanya 30%, Partisipasi Perempuan dalam Ilmu Pengetahuan

Faustinus Nua
08/3/2022 11:37
Hanya 30%, Partisipasi Perempuan dalam Ilmu Pengetahuan
Webinar Women in Science yang digelar BRIN secara daring, Selasa (8/2/2022).(MI/Faustinus Nua)

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingati International Women’s Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional 2022 yang jatuh pada tanggal 8 Maret 2022 dengan menghadirkan para periset perempuan berprestasi dan memperoleh penghargaan internasional. Pengalaman dan tantangan perempuan periset berprestasi di dunia riset menjadi motivasi bagi semua kaum perempuan.

Plt. Sekretaris Utama, Nur Tri Aries Suestiningtyas mengatakan, Hari Perempuan diperingati untuk menyoroti wanita dan hak-hak mereka. “Tujuan utama peringatan ini adalah hari global yang merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya, dan politik perempuan. Hari Perempuan Internasional kini telah menjadi monumen dalam merayakan seberapa jauh perempuan mempunyai peranan besar dalam masyarakat bahkan peran yang lebih esensial untuk kemajuan global, salah satunya dalam bidang sains dan teknologi,” kata Nur dalam Webinar BRIN, Selasa (8/3).

Baca juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Perairan Indonesia
Baca juga: Pemprov Jabar Tetapkan 5 Kuliner Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Menurutnya, ilmu pengetahuan dan gender, keduanya saat ini dianggap penting dalam membangun peradaban. Ilmu pengetahuan menjadi fondasi inovasi kemajuan suatu bangsa, sementara perempuan menyokong ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas, keduanya saling berikatan. 

Nyatanya, lanjut Nur, UNESCO merilis data bahwa partisipasi perempuan dalam bidang ilmu pengetahuan masih minim, kurang dari total 30% periset di seluruh dunia. “Oleh karena itu, melalui peringatan hari perempuan maupun kesempatan riset lainnya, PBB menaruh harapan sekaligus pesan bagi dunia bahwa perempuan perlu meningkatkan perannya dalam kemajuan sains dan inovasi,” lanjutnya.

Kendati demikian, lambat-laun perempuan semakin berani dalam mengambil peran di dunia saintek khususnya di bidang riset dan inovasi. Hal tersebut membuktikan bahwa kini perempuan, khususnya yang berprofesi sebagai periset, mampu menunjukkan jati diri yang telah dijunjung tinggi Raden Ajeng Kartini, yakni dapat memiliki pengaruh yang besar ketika terjun di ruang publik. 

UNESCO, bersama dengan L’oreal adalah contoh bagaimana lembaga dapat memberi ruang bagi perempuan untuk terjun di dunia riset dan menunjukan bahwa potensi periset perempuan setara dengan kaum adam.

“Melihat fenomena ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan mengangkat kiprah para periset perempuan yang telah berprestasi dalam memperoleh penghargaan UNESCO-L’oreal sebagai bentuk rasa bangga atas keberhasilan para srikandi BRIN menyejajarkan diri dengan periset tingkat dunia,” pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya