Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SALAH satu dampak pandemi covid-19 dari segi kesehatan adalah peningkatan jumlah obesitas pada masyarakat. Peningkatan kasus obesitas ini menjadi warning karena bisa memicu berbagai masalah kesehatan lainnya, mulai dari diabetes, strok, hingga penyakit jantung.
“Terkait dengan peningkatan prevalensi obesitas pada saat pandemi dibandingkan sebelum pandemi, angka pastinya kita belum dapatkan secara nasional,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes Elvieda Sariwati, dalam Peringatan Hari Obesitas Sedunia, pada 2 Maret 2022 lalu.
Menurutnya, meskipun angka kenaikan kasus obesitas di Indonesia sampai saat ini belum bisa dipastikan namun berdasarkan studi-studi kecil yang dilakukan oleh universitas ataupun organisasi menunjukkan adanya peningkatan.
“Kalau kita melihat data dari CDC Amerika Serikat, dari studi kohort yang dilakukan pada pasien-pasien di rumah sakit terjadi peningkatan dua kali lipat dari sebelum pandemi ke pandemi. Jadi pada saat pandemi ini meningkat dua kali lipat dibanding sebelum pandemi. Itu yang ada, tapi kalau data Indonesia secara nasional kita belum punya,” ungkap Elvieda.
Tidak hanya pada orang dewasa, obesitas pada anak juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. “Jadi memang yang perlu kita waspadai adalah sudah terjadi komorbiditas. Komorbiditas ada banyak, mulai dari kepala sampai ujung kaki,” tambah dr. Windra Pratika, Sp.A.
“Misalnya, anaknya saat tidur ngorok. Jangan-jangan sudah terjadi obstructive sleep apnea syndrome (OSA). Atau mungkin anaknya mengalami nyeri perut di kuadran kanan atas. Jangan-jangan sudah terjadi hepatomegali, atau mungkin ada batu empedu. Bisa terjadi pada komorbid dari obesitas sendiri,” jelas dr. Windra.
Ia menambahkan jika anaknya gemuk tapi di belakang lehernya seperti ada akantosis nigrikans. Haruslah diperiksa lebih jauh, jangan-jangan sudah terjadi resistensi insulin atau sudah terjadi diabetes mellitus tipe 2 pada anak tersebut. "Itulah mungkin warning-warning sign pada anak obesitas. Jadi pada anak obesitas yang sudah terjadi komorbiditas, inilah yang harus segera kita tatalaksana,” tutup dr Windra. (Medcom.id/H-2)
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Artis, model, dan pembawa acara Dian Ayu Lestari membagikan tips liburan bersama anak-anak, termasuk memilih tempat yang cocok dan mempersiapkan peralatan penting.
Si kecil cenderung lebih mudah pilek dan batuk di musim hujan. Pengaruh cuaca pada perkembangan kuman menjadi salah satu penyebabnya.
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved