Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Orangtua Diingatkan untuk Memperhatikan dan Mengoptimalkan Dua Tahun Pertama Anak Mereka

Basuki Eka Purnama
15/2/2022 07:30
Orangtua Diingatkan untuk Memperhatikan dan Mengoptimalkan Dua Tahun Pertama Anak Mereka
Petugas kesehatan mengukur lingkar kepala anak balita di Puskesmas Desa Doy, Kecamatan Ulee Kareueng, Banda Aceh, Aceh.(ANTARA/Ampelsa)

PAKAR dari Universitas Indonesia (UI) Prof Hardiono D Pusponegoro mengingatkan para orangtua mengenai pentingnya memperhatikan dan mengoptimalkan masa pertumbuhan anak di dua tahun pertama usia mereka.

"Saya mengajak para orangtua untuk memperhatikan dan mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk masa depan mereka, salah satunya dengan cara mencari info yang benar," kata Prof Hardiono, yang juga Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI dalam konferensi pers daring, dikutip Selasa (15/2).

Prof Hardiono mengatakan dua tahun pertama kehidupan anak menjadi fase penting bagi perkembangan otak anak. Inilah alasan pentingnya orangtua berkonsentrasi pada anak mereka sejak usia dini.

Baca juga: Ini Pengaruh Screentime pada Risiko Autis pada Anak

"Kalau mau menjadikan Indonesia lebih baik tentu harus berkonsentrasi pada anak, terutama pada anak usia dini. Penelitian menunjukkan dua tahun pertama kehidupan fase penting untuk perkembangan otak anak," kata dia.

Selain fase perkembangan otak, orangtua juga perlu mewaspadai berbagai perkembangan anak. 

Menurut Prof Hardiono, saat ini, terdapat sekitar 30 juta anak usia 0-6 tahun di Indonesia dan sekitar 30% dari mereka mengalami berbagai gangguan perkembangan dalam segala bentuk dari ringan hingga berat.

Akibatnya, mereka tidak bisa meraih tumbuh kembangnya yang optimal. Masalah lain yang juga melanda anak-anak di tanah air yakni, stunting. Sekitar 1 dari 3 anak Indonesia masih mengalami stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi atau penyakit infeksi.

"Akibatnya mengerikan, otaknya tidak berkembang dengan baik. Anaknya jadi kurang pintar. Kita harus berkonsentrasi untuk mengatasi hal-hal ini," kata dia.

Prof Hardiono juga menyoroti perilaku orangtua yang memberikan anak mereka pengobatan alternatif tanpa mengetahui bukti ilmiah pengobatan itu.

Selain itu, ada juga yang mencari jalan pintas dalam mengobati masalah kesehatan anak mereka.

"Orangtua menggunakan alternative medicine kata si ini, itu kemudian dikasih ke anak. Kasihan anaknya kalau bukti ilmiahnya tidak ada. Misalnya, obat untuk anak dengan autisme, orangtua mencari berbagai obat termasuk susu kambing, sebetulnya secara ilmiah enggak ada gunanya. Buang-buang waktu, dan kasihan anaknya. Istilah saya jadi kurus dan loyo saja, pintarnya tidak," pungkas Prof Hardiono. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik