Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Beras Fortivit Diprioritaskan untuk Daerah yang Punya Angka Stunting di Atas 30% 

Atalya Puspa
02/2/2022 19:16
Beras Fortivit Diprioritaskan untuk Daerah yang Punya Angka Stunting di Atas 30% 
Beras Fortivit(Antara/Kornelis Kaha)

PEMERINTAH melakukan berbagai upaya untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia. Salah satunya dengan menghadirkan beras Fortivit yang digadang-gadang bisa menjadi alat pencegahan stunting. Dalam beras tersebut dikatakan telah mengandung vitamin A, B1, B3, B6, B12, asam folat, zat besi, dan zinc. 

Sekretaris Perusahaan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Awaludin Iqbal mengungkapkan, beras Fortivit diprioritaskan untuk disalurkan ke sejumlah provinsi yang memiliki angka stunting di atas 30%. Wilayah-wilayah tersebut ialah Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Jawa Barat, NTT dan Papua. 

"Kami laksankan penyaluran melalui kerja sama dengan BKKBN dan pemerintah daerah dengan membuat daerah percontohan untuk meneurma beras berfortifikasi," kata Awaludin kepada Media Indonesia, Rabu (2/2). 

Penyaluran beras Fortivit tersebut, kata Awaludin, telah berlangsung sejak 2021 dan termasuk ke dalam Program Bulog Peduli yang bertujuan untuk memberikan stimulus bagi pemerintah daerah dan masyarakat. 

"Di tahun 2021 kita sudah menyalurkan kurang lebih 30 ton beras Fortivit ke sejumlah provinsi tersebut dan di akhir Februari nanti akan disalurkan ke Kabupaten TTS Provinsi NTT," jelas dia. 

Baca juga : Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah GPDRR 2022

Seperti diketahui, menurut Riskesdas 2018, angka stunting Indonesia mencapai 30,8% dan telah mencapai peringkat 4 dunia. Sedangkan 48,9% ibu hamil, 32% remaja 15-24, dan 38,5% balita mengalami anemia. Secara global, sekitar 50-60% angka anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi atau biasa disebut anemia defisiensi besi. 

"Beberapa upaya telah dilakukan dalam rangka percepatan penurunan stunting oleh BKKBN salah satunya adalah dengan meluncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT). Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya percepatan penurunan angka prevalensi stunting", jelas Deputi Advokasi dan Penggerakkan Informasi (ADPIN) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso 

Ia menyatakan, program DASHAT bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan akses makanan sehat bagi anak stunting, khususnya ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, serta peningkatan pengetahuan terkait gizi seimbang, terutama untuk keluarga yang berisiko stunting dan juga food bank. 

Dalam hal ini, Teguh berujar, BKKBN membutuhkan seluas-luasnya menggandeng mitra yang salah satunya adalah Perum Bulog untuk bergabung dalam DASHAT bersama Tim Penggerak PKK selaku Tim Pendamping Keluarga dalam mengolah bahan pangan bergizi. 

"Hal ini selaras dengan komitmen Perum Bulog sebagai perusahaan negara yang bergerak di bidang pangan, Bulog mendukung setiap upaya Pemerintah dalam menyiapkan SDM unggul dan mencegah stunting pada anak dan balita akibat masalah kurang gizi kronis," imbuhnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya