Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KANKER ovarium tidak memunculkan gejala pada stadium awal, sehingga salah satu upaya demi menemukan kanker ini sedini mungkin melalui pemahaman faktor risiko. Hal itu dikatakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Elvieda Sariwati.
"Pada umumnya, kanker ovarium tidak disertai gejala pada stadium awal sehingga setiap perempuan perlu mewaspadai kanker ovarium dengan kenali faktor risiko dan gejalanya," ujar dia dalam acara Konferensi Pers Kampanye 10 Jari bertema Bersama, Kita Bisa Menghadapi Kanker Ovarium, dikutip Rabu (19/1).
Terkait faktor risiko kanker ovarium, setidaknya ada enam hal yang bisa diidentifikasi yakni memiliki riwayat kista endometrium, ada riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan atau kanker payudara, mutasi genetik misalnya BRCA, paritas rendah, gaya hidup yang buruk, dan pertambahan usia.
Baca juga: Shahnaz Haque Ajak Perempuan tidak Takut Pengobatan Kanker Ovarium
Lebih lanjut, walau tidak memunculkan gejala pada stadium awal, ada empat tanda yang bisa menjadi pertimbangan para perempuan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Tanda itu antara lain perut kembung, nafsu makan berkurang, sering buang air kecil, dan nyeri panggul atau perut.
Edukasi mengenai faktor risiko dan gejala itu pada masyarakat menjadi salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait kanker ovarium.
Bentuk edukasi yang dilakukan salah satunya melalui Kampanye 10 Jari yang diinisiasi AstraZeneca Indonesia bekerja sama dengan Cancer Information and Support Center (CISC) dan Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) sejak Mei 2021.
"Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahun masyarakat tentang kanker (termasuk ovarium), salah satu cara yang dilakukan Kampanye 10 jari. Kenali 6 faktor risiko dan 4 tanda kanker ovarium," kata Elvieda.
Kanker ovarium menjadi penyebab kematian nomor delapan akibat kanker di dunia pada perempuan.
Data Global Burden of Cancer Study (Globocan) 2020 menunjukkan, terdapat 14.896 kasus baru kanker ovarium dengan angka kematian sebanyak 9581 setiap tahunnya di Indonesia.
Tingginya angka pasien sejalan dengan minimnya informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai kanker ovarium dibandingkan kanker payudara ataupun kanker serviks yang termasuk kanker pada perempuan, menjadi salah satu penghambat upaya pencegahan dan pendeteksian dini.
Padahal, data dari Cancer.org menunjukkan, 1 dari 78 perempuan berisiko terdiagnosis kanker ovarium dalam hidupnya.
Elvieda menambahkan, penanganan kanker di Indonesia memerlukan kerja sama berbagai pihak termasuk pemerintah, organsisasi profesi, masyarakat, pihak swasta dan media.
"Saya percaya dengan kerja sama dan komitmen tinggi penanggulangan kanker di Indonesia bisa baik dan optimal sehingga angka kesakitan dan kematian akibat kanker bisa diturunkan," pungkas dia. (Ant/OL-1)
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Sistem kekebalan tubuh akan mengalami penurunan akibat pengobatan kanker yang berisiko pada risiko infeksi bakteri.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Selain faktor genetik, gaya hidup dan pola makan juga memiliki peran yang signifikan dalam risiko terkena kanker.
Sebuah analisis menemukan pola makan vegetarian, vegetarian lacto-ovo, atau vegan secara signifikan mengurangi risiko kematian dini akibat kanker, dan jantung.
Pascapemberian kemoterapi dan dinyatakan sembuh, 85% penderita kanker ovarium tipe germ cell bisa hamil dan melahirkan bayi.
Remaja putri perlu mendapat vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks, juga pemeriksaan USG perut untuk mendeteksi tumor/kanker organ reproduksi.
Tingkat hormon estrogen yang tinggi dapat meningkatkan faktor risiko kanker payudara dan kanker ovarium.
kanker ovarium gejalanya cenderung samar-samar, mudah terlewatkan, atau disalahartikan sebagai penyakit lain. Wasdapai 10 tanda dan gejala kanker ovarium.
Penanganan kekambuhan nantinya berbeda antarpasien. Ada yang perlu menjalani kemoterapi, pembedahan terlebih dulu sebelum kemoterapi, atau bahkan terapi target.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved