P2G Minta Jangan Buru-Buru Pembelajaran Tatap Muka

M Iqbal Al Machmudi
02/1/2022 14:20
P2G Minta Jangan Buru-Buru Pembelajaran Tatap Muka
Pelajar antre untuk pengambilan sampel tes usap PCR di SD Negeri Kestalan 5, Solo, Jawa Tengah, Selasa (23/11/2021).(Antara/Aloysius Jarot Nugroho.)

MESKI sejumlah sekolah sudah menyelenggarakan vaksinasi anak umur 6-11 tahun, rekomendasi dan nasihat kesehatan dari para ahli harus tetap diutamakan. Karenanya, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta agar tidak langsung membuka pembelajaran tatap muka (PTM) lebih luas lagi.

P2G juga meminta agar pemerintah tetap mengutamakan kesehatan dan tidak terburu-buru membuka sekolah sehingga harus berdasarkan rekomendasi dari ahli kesehatan. "Sebagai pendidik kita mengikuti nasihat kesehatan. Kalau memang sudah sesuai kaidah kesehatan dan aman bagi anak kategori usia tersebut, vaksinasi anak 6-11 tahun segera dituntaskan," kata Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri, kepada Media Indonesia, Minggu (2/12).

"Jika belum tuntas, jangan dulu terburu-buru membuka sekolah. Tuntaskan saja dulu vaksinasi tersebut. Betul, frekuensi vaksinasi harusnya dinaikkan," sambungnya.

Rekomendasi kesehatan saat ini sangat begitu penting karena pandemi covid-19 yang belum berakhir, jumlah anak yang belum divaksinasi masih belum mencapai herd imunnity, dan varian baru omikron yang bisa menularkan ke orang meski sudah vaksinasi dua dosis. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa rata-rata pasien varian omikron di Tanah Air sudah menerima dua dosis vaksin. 

Per Sabtu (1/1/2022) kasus omikron di Indonesia sebanyak 68 kasus. Penularan omikron sendiri lebih cepat dibandingkan dengan varian delta.

Baca juga: Jakarta Terapkan Sekolah Tatap Muka tiap Hari Mulai Besok

Selain vaksinasi, kesepakatan menjaga protokol kesehatan untuk penyelenggaraan PTM juga menjadi hal penting lain untuk menjaga anak tetap dalam kondisi yang baik. "Kembali pada ketaatan prokes. Vaksin bukan satu-satunya jalan. Menjalankan prokes termasuk memakai masker menjadi salah satu cara yang bisa kita lakukan tanpa berpangku tangan pada keampuhan vaksin dan varian virus yang terus berkembang," ujarnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya