Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

2022, PMI Targetkan Percepatan Digitalisasi

Atalya Puspa
30/12/2021 17:07
2022, PMI Targetkan Percepatan Digitalisasi
Petugas PMI menunjukan kantong darah saat kegiatan donor darah di peringatan Hari Ibu dan HUT ke-59 Kowal di Kodiklatal, Surabaya(ANTARA/ Zabur Karuru )

PALANG Merah Indonesia (PMI) menargetkan percepatan digitalisasi dalam berbagai aspek pelayanan kepada masyarakat pada 2022 mendatang. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said.

"Pada 2021 ini PMI terus mempercepat upaya-upaya melakukan digitalisasi operasional dengan penguatan sistem yang telah kita miliki seperti Simdondar, Siamo dan Simak. Tiga ini akan kita integrasikan," kata Sudirman dalam acara Catatan Akhir Tahun PMI 2021, Kamis (30/12).

Ketiga sistem tersebut, kata Sudirman, akan terus dikembagkan sehingga PMI bisa melakukan tindakan operasional dengan baik dan cepat.

"Selain itu, kita juga tengah melakukan integrasi dengan BMKG sehingga nantinya kita bisa melakukan forecast based early action agar tindakan yang kita lakukan tidak perlu menunggu bencana terjadi," beber dia.

Hal lainnya yang menjadi fokus PMI pada 2022 mendatang ialah peningkatan keterampilan relawan. Target tersebut telah didukung oleh BNSP yang kini tengah berproses untuk menjadikan PMI sebagai lembaga penyelenggara sertifikasi profesi.

"Ini penting karena kita ingin realwan PMI dan keterampilan operasi bisa ditularkan dan disebarluaskan sehingga orang yang bergerak di bidang kebencanaan memiliki keterampilan yang telah disertifikasi," jabar dia.

Baca juga: PMI Pastikan Stok Darah dan Plasma Konvalesen Cukup

Selain peningkatan dalam keorganisasian, PMI juga menargetkan untuk menciptakan sumber dana yang suistanable bada 2022 mendatang. Belajar dari masa pandemi covid-19, Sudirman merasa perlu bagi PMI untuk membuka ruang agar ada sumber dana yang tetap bagi aksi kemanusiaan PMI.

"Kalau sebelum pandemi, ada satu bencana di satu wilayah, kita bisa menghimpun dana dari seluruh dunia. Tapi ketika pandemi, semua mengalami hal yang sama, sehingga kita tidak punya sumber-sumber dukungan dari luar. Sehingga harus dipikirkan bagaimana sustainibility dari donor yang didapatkan PMI," ucap dia.

Dari bidang kesehatan, Pengurus Pusat PMI Ketua Bidang Kesehatan dan Pelayanan Sosial PMI Fachmi Idris mengungkapkan, PMI di bawah naungan Kemenko PMK dan Kementerian Kesehatan akan mengembangkan surveilans berbasis masyarakat. Hal itu dilakukan agar proses deteksi dini dan respon cepat bisa dilakukan di tengah masyarakat.

"Ini bukan mengalihkan tugas itu ke masyarakat. Tapi ada link antara deteksi dini di fasilitas kesehatan dan masyarakat. Ini nanti akan diuji cobakan di enam provinsi dan ke depan akan terus berkembang," ucap Fachmi.

Secara keseluruhan, sepanjang 2021 PMI telah melakukan operasi kemanusiaan di 2.400 kejadian bencana. Operasi tersebut telah menjangkau sebanyak 4,7 juta penerima manfaat di 3.688 lokasi di seluruh Indonesia dengan melibatkan sebanyak 300 ribu relawan. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya