Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Indonesia Ajak Negara-negara Asia Pasifik Kembangkan Inovasi Digital

Cahya Mulyana
22/4/2024 21:27
Indonesia Ajak Negara-negara Asia Pasifik Kembangkan Inovasi Digital
Menlu Retno Marsudi(ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menekankan pentingnya pemanfaatan inovasi digital. Tujuannya guna mengatasi paradoks implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs 2030.

Pesan itu dia sampaikan dalam Sidang Komisi ke 80 UN-Economic and Social Commission for Asia Pacific atau kita sebut UN-ESCAP, di Bangkok, Thailand, Senin (22/4). Sidang Komisi ke 80 UNESCAP kali ini bersifat strategis dengan mengangkat tema Leveraging Digital Innovation for Sustainable Development in Asia and the Pacific.

"Pertemuan ini menjadi momentum kerja sama negara-negara di kawasan Asia-Pasifik untuk mendorong pemanfaatan inovasi digital guna akselerasi implementasi SDGs 2030. Indonesia juga selalu berperan aktif dalam mendorong pemajuan isu-isu pembangunan dalam pertemuan UNESCAP," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (22/4).

Baca juga : Riset RKCI dan RTDI, ITB, Jadi Panduan Menuju Smart City Inklusif dan Berkelanjutan

Tahun ini, kata dia, Indonesia menginisasi dan menjadi tuan rumah Side Event dengan tema Accelerating Ocean-Based Climate Action yang akan diselenggarakan pada 24 April 2024. Retno juga menyampaikan bahwa Asia-Pasifik saat ini memimpin dunia untuk transformasi digital dengan adanya percepatan transformasi hingga 10 tahun yang terdorong karena pandemi Covid-19.

Ia mengetakan perkembangan positif ini seharusnya menjadi tiket emas bagi Indonesia untuk menjadi yang terdepan dalam pencapaian SDGs di tingkat global. Internet economy Asia Tenggara diproyeksi oleh World Economic Forum mencapai US$1 triliun atau Rp16.245 triliun pada 2030.

Namun demikian, Retno juga menyampaikan adanya paradoks yang terjadi di kawasan Asia-Pasifik. Laporan PBB mencatat Asia-Pasifik mengalami keterlambatan untuk mencapai SDGs di sampai 32 tahun hingga 2062 akibat pandemi Covid-19 dan konflik di berbagai belahan dunia.

Baca juga : Ajak Generasi Z Kreatif, Universitas BSI Gelar Seminar Pemuda Digital

Untuk itu, lanjut Retno, Indonesia mengedepankan pentingnya inovasi digital untuk mengatasi paradoks ini, yang akan diwujudkan melalui pengembangan digital dalam aspek pemerintahan, ekonomi dan masyarakat. "Sejalan dengan hal ini, untuk Kawasan Asia-Pasifik, dalam pernyataan nasional Indonesia, saya menyampaikan tiga langkah kerja sama dalam kerangka UNESCAP, khususnya untuk mendorong inovasi digital secara inklusif di kawasan dalam mencapai target-target SDGs," paparnya.

Pertama, pengembangan roadmap digital terintegrasi. Landskap digital di kawasan Asia-Pasifik saat ini sangat terpecah. Perbedaan kesiapan nasional dan regional serta kapasitas regulasi menciptakan halangan dalam mencapai inovasi digital regional.

Untuk itu, Asia-Pasifik perlu mengembangkan roadmap pengembangan digital, untuk fasilitasi pertukaran teknologi dan kebijakan, menjaring potensi negara-negara, serta mengharmonisasikan inisiatif yang ada di Kawasan saat ini seperti di ASEAN dan APEC.

Baca juga : Dukung Literasi Digital, Talenta Kenalkan Cloud Computing ke Kampus

Kedua, mempromosikan inklusivitas digital untuk jembatani digital divide. "Saya menggarisbawahi adanya gender gap penggunaan internet di Kawasan. Pengguna internet perempuan jumlahnya lebih sedikit dari pengguna internet laki-laki. Gap-nya mencapai 264 juta jiwa, atau sekitar 6%. Selain itu, kualitas internet juga tidak merata, dan ada juga gap akses internet antara wilayah pedesaan dan terpencil dengan wilayah perkotaan," tambahnya.

Untuk itu, dia mengajak perlunya melakukan berbagai inovasi digital yang inklusif, termasuk dengan berinvestasi di berbagai fin-tech dan start-up yang dipimpin oleh perempuan, mendorong peningkatan infrastruktur digital, dan memperluas akses untuk pelatihan digital literacy.

Ketiga, masih kata Retno, memastikan penggunaan transformative technologies untuk menjaga perdamaian dan kesejahteraan. Teknologi yang sedang naik daun seperti kecerdasan buatan atau AI telah memberi warna baru pada hubungan antara-teknologi dan geopolitik. Pengunaannya dapat menjadi force for good atau sebaliknya menjadi niat jahat yang dapat memperdalam rivalitas global.

Oleh karena itu, Retno menekankan kerja sama semua negara guna menekan dampak negatifnya dan memastikanya dapat mendorong pengembangan ekonomi berkelanjutan yang dapat meningkatkan taraf hidup. Di sela-sela pertemuan ini, Rento juga melakukan pertemuan bilateral dengan Executive Secretary UNESCAP, Armida Alisjahbana, utamanya membicarakan kerja sama dan dukungan UNESCAP untuk inisiatif Indonesia seperti Ocean Policy Dialogue, World Water Forum ke-10, serta mendorong kerja sama ASEAN-UNESCAP dalam kerangka ASEAN Outlook on Indo-Pacific. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya