Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
LITERASI digital menjadi aspek krusial dalam menghadapi era teknologi informasi yang terus berkembang. Di Indonesia, meskipun terdapat peningkatan indeks literasi digital dalam beberapa tahun terakhir, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Hal itu menandakan perlu adanya perhatian serius dari berbagai pihak, terutama dalam konteks pendidikan, agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih bijak dan efektif.
Salah satu tantangan utama ialah masih rendahnya pemahaman tentang pentingnya literasi digital di kalangan sebagian besar penduduk, terutama di daerah perdesaan. Ketidakmerataan akses terhadap teknologi dan informasi menjadi hambatan besar bagi pemerataan literasi digital. Di sisi lain, banyaknya informasi yang beredar di dunia maya tidak semuanya valid dan akurat sehingga menyebabkan kerancuan dan potensi penyebaran hoaks.
Untuk itu, penting bagi pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam meningkatkan kualitas literasi digital. Pendidikan yang berbasis literasi digital tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan kritis untuk memilah dan memilih informasi yang diperoleh secara online.
Sekolah-sekolah di Indonesia perlu memperkenalkan kurikulum yang lebih mengarah pada pengembangan literasi digital sehingga generasi muda dapat menghadapi tantangan informasi secara lebih tanggap. Selain itu, peran orangtua juga tidak kalah penting dalam membimbing anak-anak untuk menggunakan teknologi secara sehat dan bertanggung jawab. Literasi digital juga harus mencakup pemahaman tentang etika dan keamanan dunia maya agar pengguna tidak terjerumus dalam perilaku negatif di internet.
PENINGKATAN INDEKS LITERASI DIGITAL
Literasi digital mencakup beragam keterampilan yang diperlukan untuk menavigasi lanskap digital yang semakin kompleks, yang mana individu tidak hanya harus mengonsumsi informasi, tetapi juga mengevaluasi secara kritis dan mengomunikasikannya secara efektif. Hal itu melibatkan kemampuan untuk menemukan, menilai, dan memanfaatkan sumber daya digital secara bertanggung jawab, menekankan pemikiran kritis dan skeptisisme, seperti yang ditekankan dalam penelitian terbaru yang menyoroti peran perlindungan terhadap misinformasi (Damayani et al, 2024).
Ketika siswa berinteraksi dengan beragam bentuk media, menumbuhkan literasi digital sangatlah penting sehingga memungkinkan mereka membedakan sumber yang kredibel dan informasi yang salah sehingga pada akhirnya meningkatkan kapasitas mereka dalam pengambilan keputusan, baik dalam konteks akademis maupun sosial.
Di era digital, yang mana informasi mengalir terus-menerus dan sering kali tidak terkendali, berpikir kritis muncul sebagai kompetensi penting bagi siswa dan pendidik. Dikembangkan melalui keterlibatan dengan program literasi media yang kuat, pemikiran kritis membekali individu dengan keterampilan yang diperlukan untuk mengevaluasi sumber informasi secara efektif, membedakan fakta dari informasi yang salah, dan menavigasi lanskap digital yang kompleks.
Penelitian menunjukkan bahwa intervensi yang ditargetkan dalam literasi media dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan berpikir kritis, mendorong pemberdayaan audiens dalam memerangi misinformasi yang meluas (Anstead et al, 2021). Selain itu, integrasi alat-alat inovatif, seperti chatbots yang dirancang untuk mendidik pengguna tentang argumen yang salah, telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis di tengah penyebaran disinformasi yang meluas (Carmi et al, 2023).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC), indeks literasi digital Indonesia pada 2022 mengalami peningkatan menjadi 3,54 dari skala 5, naik 0,05 poin jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berada di angka 3,49.
Peningkatan itu terutama terlihat pada aspek budaya digital dan etika digital. Namun, aspek keamanan digital masih memerlukan perhatian khusus dengan nilai yang relatif lebih rendah. Meskipun ada peningkatan, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan literasi digital, terutama di sektor pendidikan.
Penelitian dari Universitas Negeri Jakarta belakangan ini mengidentifikasi lima alasan utama rendahnya literasi digital di sektor pendidikan Indonesia. Pertama, kesenjangan kualitas pendidikan antara perkotaan dan perdesaan. Keterbatasan infrastruktur pendidikan di perdesaan mengakibatkan akses terhadap teknologi dan internet yang minim sehingga peserta didik kesulitan mengembangkan keterampilan literasi digital secara optimal.
Kedua, kurikulum yang terlalu teoritis. Materi pembelajaran yang cenderung fokus pada teori tanpa implementasi praktis dalam literasi digital membuat peserta didik kurang terlatih dalam menggunakan teknologi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, ketidaksiapan peserta didik menghadapi dunia kerja. Kurangnya integrasi literasi digital dalam kurikulum menyebabkan peserta didik tidak siap menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin digital. Keempat, keterbatasan kompetensi pendidik. Banyak pendidik yang belum memiliki kompetensi memadai dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pembelajaran. Kelima, minimnya fasilitas dan sumber daya. Sekolah-sekolah, terutama di daerah terpencil, sering kali kekurangan fasilitas pendukung seperti komputer dan akses internet yang memadai untuk mendukung pembelajaran digital.
SOLUSI ALTERNATIF
Menanggapi tantangan demikian, pemerintah melalui Kementerian Komdigi telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan literasi digital masyarakat. Salah satunya ialah Gerakan Nasional Literasi Digital yang menyasar tiga segmen utama: pendidikan, pemerintahan, dan masyarakat umum.
Program itu bertujuan mengedukasi dan meningkatkan keterampilan digital masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Sayangnya, berbagai program tersebut belum membuahkan hasil yang menggembirakan. Masih diperlukan kolaborasi lebih erat antara pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta untuk menyediakan infrastruktur yang memadai, mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman, serta meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dalam bidang teknologi informasi.
Dengan meningkatnya kemampuan literasi digital, masyarakat Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih bijak, tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kemajuan bersama. Pemerintah perlu lebih mengupayakan kebijakan yang mendukung pengembangan literasi digital di semua lapisan masyarakat agar tercipta ekosistem yang lebih inklusif dan berbasis pengetahuan.
Berbagai tantangan masih harus diatasi untuk mencapai literasi digital yang merata dan optimal. Masyarakat harus diberdayakan melalui pembentukan komunitas-komunitas digital yang mengedukasi anggotanya tentang penggunaan teknologi secara positif.
Komunitas itu bisa menjadi tempat berbagi pengalaman, pengetahuan, serta solusi bagi mereka yang masih kesulitan dalam mengakses atau memahami teknologi. Pendeknya, diperlukan upaya bersama dari semua pihak terkait untuk memastikan setiap individu di Indonesia memiliki kemampuan literasi digital yang memadai sehingga mampu berpartisipasi.
Kegiatan bertema Socialization and Workshop of IT-Based Good Governance, Machine Learning, and Renewable Energy for Indonesian Migrant Workers, ini digelar selama tiga hari.
Antisipasi dampak negatif globalisasi: pelajari strategi jitu hadapi tantangan ekonomi, sosial, dan budaya. Siap menghadapi perubahan dunia? Klik di sini!
Globalisasi tak terhindarkan? Pelajari cara menangkal dampak negatifnya bagi ekonomi, sosial, & budaya. Tips ampuh untuk Indonesia & bisnismu!
Globalisasi tak terhindarkan, tapi dampak negatifnya bisa dicegah! Pelajari cara cerdas menghadapinya, lindungi budaya lokal, dan raih manfaatnya. Klik sekarang!
Pemerintah perlu menentukan metode dan sasaran seperti apa yang ingin diambil dalam kebijakan terkait akses konten digital, terutama bagi anak-anak.
Fundtastic kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun generasi cerdas finansial dengan mendukung acara Graduation Sekolah Kanisius tahun ini.
Terdapat potensi tumpang tindih dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional antara sekolah rakyat, sekolah gratis, dan sekolah garuda
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintahannya terhadap sektor pendidikan. Dalam pidato yang disampaikan di hadapan civitas akademika Unhan RI
Program ini diharapkan menjadi bagian dari solusi kolaboratif antara sektor swasta dan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di wilayah pedesaan dan terluar.
Program revitalisasi tahun ini menargetkan 10.440 satuan pendidikan, meliputi jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, SKB/PKBM, dan SLB di seluruh Indonesia.
SALAH satu program prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) ialah Wajib Belajar 13 Tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved